Ritual
Ritual
Ritual Adat Daerah Istimewa Yogyakarta Jogjakarta
Yasa Peksi Burak
- 28 Desember 2018
Dalam rangka memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rejeb tahun Jawa, Keraton Yogyakarta mengadakan Hajad Dalem Yasa Peksi Burak. Yasa berarti membuat atau mengadakan. Peksi adalah burung. Burak adalah Buraq, makhluk yang diyakini menjadi kendaraan nabi saat melakukan Isra' Mi'raj. Hajad Dalem ini diawali dengan membuat Peksi Burak, pohon buah dan empat pohon bunga.
 
 
Peksi Burak dibuat menggunakan buah dan kulit jeruk bali. Kulit tersebut dibentuk dan diukir menyerupai badan, leher, kepala, dan sayap burung. Burung jantan diberi jengger (pial) untuk membedakannya dari burung betina. Masing-masing Peksi Burak akan diletakkan di atas sebuah susuh, atau sarang, yang dirangkai dari daun kemuning sebagai tempat bertengger. Peksi Burak dan susuh ini diletakkan di bagian paling atas dari pohon buah, dengan disangga oleh ruas-ruas bambu.
Pohon buah dibuat dari tujuh macam buah lokal yang dirangkai pada sebuah anyaman bambu, sehingga menyerupai bentuk sebuah pohon. Bilangan tujuh dalam bahasa Jawa disebut pitu. Pitu di sini dimaksudkan agar memperoleh pitulungan atau pertolongan, keselamatan, dan kesejahteraan. Secara berurutan tujuh macam buah yang dirangkai pada pohon tersebut terdiri dari salak, sawo, apel malang, jeruk bali, rambutan, manggis, dan di bagian paling bawah terdapat pisang raja. Pisang raja melambangkan bahwa Raja Kasultanan Ngayogyakarta adalah pengayom bagi rakyatnya. Sebagai sentuhan terakhir, pohon buah ini akan dililit dengan untaian bunga melati yang melambangkan kesucian.
 
 
Empat pohon bunga dibuat dari rangkaian dedaunan dan berbagai macam bunga yang dirangkai pada kerangka bambu. Pohon bunga ini menggambarkan taman surga. Keseluruhan hiasan Peksi Burak menggambarkan sepasang burung jantan dan betina yang sedang bertengger pada pohon buah-buahan di taman surga.
 
Yasa Peksi Burak dilaksanakan sejak pagi hari dan dilaksanakan oleh para kerabat dan Abdi Dalem puteri. Permaisuri ataupun putri sulung sultan akan memimpin jalannya Yasa Peksi Burak. Pekerjaan membuat Peksi Burak , miniatur pohon buah-buahan, merangkai bunga melati, dan kantil hanya boleh dilakukan oleh para kerabat dekat sultan (isteri pangeran, Wayah Dalem/cucu, dan Sentana Dalem/kerabat). Sedangkan pembuatan pohon bunga atau taman bunga dilakukan oleh para Abdi Dalem Keparak (Abdi Dalem wanita). Proses ini diselenggarakan hingga menjelang waktu shalat Dhuhur di Bangsal Sekar Kedhaton, yang berada di wilayah keputren.
 
Selepas shalat Asar, Peksi Burak yang telah selesai dirangkai akan diarak menuju Masjid Gedhe. Sebelum prosesi arak-arakan, Abdi Dalem Punokawan Kaji akan memimpin doa bersama yang diikuti oleh semua hadirin yang ada di Bangsal Sekar Kedhaton. Setelah selesai doa bersama Abdi Dalem Punakawan Kaji dibantu oleh Abdi Dalem Suranata dan Kanca Abrit akan membawa Peksi Burak menuju Masjid Gedhe.
 
 
Peksi Burak akan dibawa melewati halaman tengah atau pelataran keraton, keluar melalui Regol Kamandungan Lor, melewati Jalan Rotowijayan, kemudian menuju Masjid Gedhe yang berada di sisi barat Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Sesampainya di Masjid Gedhe, Abdi Dalem Suranata yang bertugas akan menyerahkan Peksi Burak kepada Abdi Dalem Pengulon Masjid Gedhe
 
Penyerahan dilanjutkan dengan doa permohonan keselamatan dan kesehatan bagi Sultan dan keluarganya, kelestarian Keraton Yogyakarta, serta kesejahteraan rakyat dan kawula pada umumnya. Setelah Peksi Burak diterima dan selesai didoakan maka semua Abdi Dalem yang membawa arak-arakan Peksi Burak akan undur diri untuk kembali ke Keraton Yogyakarta.
 
Peringatan Isra’ Mi’raj dilaksanakan pada malam hari selesai shalat Isya. Acara ini dihadiri oleh para Abdi Dalem Punakawan Kaji, Abdi Dalem Suranata, serta dari beberapa lembaga keraton. Masyarakat pun turut hadir dalam acara ini, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Para hadirin yang datang, akan duduk melingkari Peksi Burak beserta segala perlengkapannya. Kaum wanita duduk di belakang kaum laki-laki. Sedangkan para Abdi Dalem Punakawan Kaji dan kawan-kawannya duduk di belakang Kiai Pengulu. Kiai Pengulu menempatkan diri di belakang meja kecil dengan membawa kitab yang mengisahkan peristiwa Isra’ Mi’raj. Kitab yang dibacakan oleh Kiai Pengulu ini menceritakan latar belakang terjadinya Isra’ Mi’raj, dialog pendek antara nabi dengan Malaikat Jibril yang terjadi selama perjalanan Isra’ Mi’raj, dan juga hikmah-hikmah pada perjalanan Isra’ Mi’raj.
 
 
Selama pembacaan riwayat Isra’ Mi’raj para tamu diharapkan untuk mendengarkan dengan khidmat. Setelah rangkaian acara selesai, Abdi Dalem Pengulon akan membagikan buah-buahan yang ada dirangkaian Peksi Burak kepada seluruh warga masyarakat yang hadir. Dengan berakhirnya upacara peringatan Isra’ Mi’raj maupun pembagian buah-buahan, maka berakhirlah pula rangkaian Hajad Dalem Yasa Peksi Burak di Keraton Yogyakarta.
 
 
Peringatan Isra’ Mi’raj yang dilakukan ini merupakan sarana dakwah yang dilakukan oleh keraton. Melalui Yasa Peksi Burak, masyarakat diharapkan dapat mengambil hikmah dari perjalanan Isra’ Mi’raj dan perintah shalat lima waktu kepada umat muslim yang diterima oleh Nabi Muhammad kepada umat muslim.
 
sumber : https://kratonjogja.id/hajad-dalem/9/memperingati-isra-mi-raj-dengan-yasa-peksi-burak

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU