HUT RI
211 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Dhandhanggula, Bagian X Serat Panisastra
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Dhandhanggula   (2)Iwir wana kaananing kaywaking, ragas anggerti dening kanginan, temah ingobar alase, rusak wana katunu, yeku iwirning menawa nenggih, ring wong abecik awya, age-age ngaku, wani digjayeng ayuda, neng ngarsaning nata lamun, durung uwis, ngasoraken kang prawira.   (3)Jangkep satus kasor kang prajurit, katawan neng madyaning ngalaga, awya ngaku pandhitane, yen durung sang awiku, ngasoraken satus pra resi, lan angumpulena, kang bisa wong sewu, tur ingkang padha pandhita, ingkang sewu prandene kasoran dening, wong ingkang widayaka.   (6)akeh-akeh wisayaning janmi, Ratu datan jrih ing kasalahan, tan nolih mring karatone, ilang tyasing sang wiku, santosane mungguh ing Widi, tan kajeng kasangsaran, ing sapurungipun, anak samnya ngala-ala, maring Bapa tan jrih ing tulah sarik, Dyah nir tang kawirangan.   Artinya :   (2)keadaan hutan itu, rontok karena terkena angin, hutannya terbakar, hutan itu ter...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Wulang Dalem
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Serat Wulang Dalem merupakan serat yang digubah oleh Paku Buwono (PB) IV, Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Serat ini menggunakan huruf Jawa, dan pernah diterbitkan oleh Penerbit Jonasportir di Surakarta pada tahun 1876.   Serat ini berisi ajaran PB IV kepada anak cucunya, tentang keselamatan, kesejahteraan dunia, dan akhirat. Nasihat tersebut antara lain: dalam bertindak harus ada tujuan, berbicara seperlunya, mempunyai tata karma, rukun dengan teman dan keluarga, harus beragama, tidak sombong, tidak lalai. Jangan lupa menjalankan perintah Tuhan, karena hidup di dunia ini adalah kehendak-Nya. Jika berbuat kesalahan, hendaknya cepat bertaubat. Waktu masih muda jangan lupa mengaji. Tuntutlah ilmu sejauh mungkin. Jika menjadi pemimpin jangan semena-mena terhadap bawahan.   Serat ini juga menekankan ajaran hidup yang utama, seperti mengaji, menjalankan perintah Tuhan, dan meninggalkan larangan-Nya. Mengaji adalah perbuatan terpuji. Jika mengaji tentu ada h...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Ritual Mantu Kucing
Ritual Ritual
Jawa Timur

BERBEDA dengan kampung lain yang mayoritas penduduknya beragama islam, jika sedang musim kemarau panjang yang selalu melaksanakan sholat Istisqo berjamaah di lapangan terbuka untuk meminta turun hujan, warga Dusun Curahjati, Kecamatan Puwoharjo, Banyuwangi punya tradisi unik tersendiri untuk meminta turun hujan yaitu dengan menggelar ritual adat mengawinkan kucing atau dalam bahasa Banyuwangi disebut dengan Mantu Kucing. Upacara tradisi mengawinkan kucing ini selalu di gelar rutin tiap tahun dan biasanya dilaksanakan pada hari Jumat di bulan November di mana curah hujan benar-benar tak lagi turun. Upacara ini di pusatkan di sumber mata air Mbah Umbulsari yang berada tepat di tepi hutan yang menjadi pembatas antara hutan milik perhutani dan persawahan warga desa Curahjati.   Ritual ini dimulai sekitar pukul 09.00 siang, di mana pertama-tama warga yang akan mengikuti ritual ini berkumpul di rumah orang yang dituakan di kampung tersebut untuk kemudian berjalan bersama seja...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Babad Cirebon versi Naskah Klayan
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Pupuh pertama Dangdanggula, 13 Bait Pupuh ini diawali oleh kalimat Bismillahi ya rakhman nirakhim. Pupuh ini menceritakan lolosnya Walangsungsang—putra Prabu Siliwangi—yang berkeinginan mencari agama Nabi Muhammad. Walangsungsang –yang juga putra mahkota Kerajaan Pajajaran—berkeinginan untuk berguru agama Nabi Muhammad. Lalu, ia mengutarakan maksudnya kepada ayahandanya, Prabu Siliwngi. Namun, Prabu Siliwangi melarang bahkan mengusir Walangsungsang dari istana. Pada suatu malam, Walangsungsang melarikan diri meninggalkan istana Pakuan Pajajaran. Ia menuruti panggilan mimpi untuk berguru agama nabi (islam)kepada Syekh Nurjati, seorang pertapa asal Mekah di bukit Amparan Jati cirebon. Dalam perjalanan mencari Syekh Nurjati, Walangsungsang bertemu dengan seorang pendeta Budha bernama Sang Danuwarsi.   Pupuh Kedua Kinanti, 24 bait Pupuh ini menceritakan perjalanan Rarasantang –adik Walangsungsang yang juga berkeinginan u...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Makam Adipati Aryo Blitar
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Situs pemakaman Aryo Blitar adalah sebuah komplek pemakaman/ tempat peristirahatan terakhir dari Adipati Blitar yaitu Aryo Blitar. Pemakaman ini terletak di wilayah kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Lokasi tepatnya yaitu Jalan Pamungkur Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar atau sebelah barat daya kurang lebih 2 KM dari pusat kota Blitar. Aryo Blitar sendiri sebenarnya mempunyai nama asli Gusti Soedomo dia diangkat menjadi K.G.P. Adipati Haryo Blitar 1, dia adalah paman dari Hamengku Buwono 1( Pangeran Mangkubumi) raja dari Keraton Yogyakarta. Adipati Aryo Blitar sendiri diyakini sebagai Pendiri ( pepunden ) Blitar. Menurut sejumlah buku sejarah, terutama buku Bale Latar, Blitar didirikan pada sekitar abad ke-15. Nilasuwarna atau  Gusti Sudomo , anak dari Adipati Wilatika Tuban, adalah orang kepercayaan Kerajaan Majapahit, yang diyakini sebagai tokoh yang mbabat alas. Sesuai dengan sejarahnya, Blitar dahulu adalah hamparan hutan yang masih belum ter...

avatar
Oskm18_16518239_MuhammadFarid Adilazuarda
Gambar Entri
Monumen Jalasveva Jayamahe
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Monumen Jalesveva Jayamahe atau Monjaya adalah sebuah monumen yang terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur. Monumen ini menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut, serasa siap menantang gelombang dan badai di lautan, begitu pula yang ingin di perlihatkan bahwa angkatan laut Indonesia siap berjaya.   Jalesveva Jayamahe memiliki makna “ di lautan kita jaya ” juga menjadi motto dari TNI Angkatan Laut. Keberadaan monumen ini sebagai pengingat bahwa sejak dulu Indonesia cukup berjaya pada bidang kemaritiman, yang bahkan telah dimulai sejak masa Kerajaan Sriwijaya hingga Majapahit. Monumen Jalesveva Jayamahe berada di kawasan Tanjung Perak, pelabuhan utama di Kota Surabaya, tepatnya di ujung barat Dermaga Madura.   Patung yang tingginya 31 meter tersebut berdiri di atas gedung setinggi 29 meter. Pada sebagian dinding gedung ini dibuat d...

avatar
OSKM18_16818181_Viola
Gambar Entri
JARANAN
Tarian Tarian
Jawa Timur

Seperti diketahui banyak orang, jaranan merupakan salah satu tarian tradisional khas Kediri. Selain sebagai hiburan, seni jaranan juga dikenal sebagai alat pemersatu masyarakat di Kediri. Meski berupa tarian, jaranan memiliki ciri tersendiri, baik dari tarian, pakaian yang dikenakan, serta irama yang mengiringinya. Kesenian ja­ranan asli Kediri, biasa diiringi dengan berbagai alat musik, seperti gamelan, gong, kendang, kenong. Sedangkan, dilihat dari tariannya, ada 2 macam tarian yang digunakan, yaitu tarian pegon atau jawa, dan tarian senterewe yakni gabungan antara tarian jawa dengan tarian kreasi baru. Jaranan, sebenarnya menggambarkan cerita masa lalu, ketika Raja Bantar Angin, seorang raja dari Ponorogo bermaksud melamar Dewi Songgolangit, putri cantik dari kerajaan Kediri, atau yang biasa disebut juga dengan Dewi Sekartaji atau Galuh Candra Kirana. Konon, karena wajahnya jelek, Raja Bantar Angin akhirnya menyuruh Patihnya, yang bernama Pujangga Anom, seorang pat...

avatar
OSKM18_16818165_SAFI''I ABDUL KARIM
Gambar Entri
Utek-Utek Ugel
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Cerita Utek-Utek Ugel adalah cerita teladan yang memberi gambaran tentang buruknya sifat tamak terhadap makanan maupun minuman. Namun dalam kisah Utek-Utek Ugel ini sifat ketamakan dan akibatnya ini dingongengkan dengan gambaran yang lucu dan menyenangkan dan sebagaian kisah ini diceritakan sambil dinyanyikan atau didendangkan. Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda berbadan gemuk yang bertubuh pendek dimana pekerjaan sehari-harinya adalah berladang. Sehabis bekerja keras mencangkul ladang, si pemuda yang bernama Utek-Utek Ugel tersebut beristirahat dan mencari makanan di hutan yang terletak di dekat ladangnya tersebut. Di sepanjang jalan menuju hutan, dia bertemu dengan tetangga-tetangganya dan tetanganya bertanya "Mau kemana?" dan Utek-Utek Ugel menjawab "Mau ke hutan sebelah selatan itu mencari buah elo". Dan tetangganya tersebut menunjukan tempat tumbuh pohon elo tersebut. Tetapi Utek-Utek Ugel kurang puas karena jumlahnya terlalu sedikit, dan dia melanjutkan perjalan...

avatar
OSKM18_16618407_Salma Azaria Al-Amin
Gambar Entri
Kerajinan Jati Gembol
Ornamen Ornamen
Jawa Timur

Istilah  gembol  mungkin terasa asing dan aneh di telinga kita. Gembol adalah sebutan untuk akar kayu pohon (umumnya pohon jati) yang tersisa dari proses penebangan, biasanya limbah penebangan pohon ini menyisakan batang dasar pangkal pohon setinggi 30 – 50 cm dari permukaan tanah hingga ke bagian akar yang berada di dalam tanah. Bagi kebanyakan masyarakat di daerah Jawa Tengah menyebutnya dengan istilah  bonggol  atau  tonggak . Sebutan gembol ini digunakan masyarakat desa Ngobalan yang terletak di wilayah hutan jati milik Perhutani di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Hal menarik dari gembol yang notabene merupakan limbah ini adalah, dengan ketrampilan dan kreatifitas warga desa Ngobalan yang berada di lingkungan hutan jati Kabupaten Ngawi tersebut bisa disulap menjadi karya kerajinan dengan nilai lebih tinggi dibanding sekedar menjadi kayu bakar. Karya kerajinan yang muncul dari proses adaptasi budaya para pendahulu warga desa hutan jati tersebut, mem...

avatar
OSKM18_16518204_Alzana Armaniar Farhani