Istilah gembol mungkin terasa asing dan aneh di telinga kita. Gembol adalah sebutan untuk akar kayu pohon (umumnya pohon jati) yang tersisa dari proses penebangan, biasanya limbah penebangan pohon ini menyisakan batang dasar pangkal pohon setinggi 30 – 50 cm dari permukaan tanah hingga ke bagian akar yang berada di dalam tanah. Bagi kebanyakan masyarakat di daerah Jawa Tengah menyebutnya dengan istilah bonggol atau tonggak. Sebutan gembol ini digunakan masyarakat desa Ngobalan yang terletak di wilayah hutan jati milik Perhutani di Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
Hal menarik dari gembol yang notabene merupakan limbah ini adalah, dengan ketrampilan dan kreatifitas warga desa Ngobalan yang berada di lingkungan hutan jati Kabupaten Ngawi tersebut bisa disulap menjadi karya kerajinan dengan nilai lebih tinggi dibanding sekedar menjadi kayu bakar. Karya kerajinan yang muncul dari proses adaptasi budaya para pendahulu warga desa hutan jati tersebut, membuat keterampilan mengolah limbah akar jati menjadi sumber penghidupan bagi generasi berikutnya.
Oleh para pengrajin gembol kayu jati ini diubah menjadi barang bernilai seni tinggi yang banyak diminati oleh kolektor benda antik baik dalam maupun luar negeri. Dengan menyesuaikan bentuk tekstur kayu yang ada maka ukirlah berbagai macam bentuk flora dan fauna yang banyak terdapat di hutan tropis nusantara.
Limbah kayu jati yang ada oleh sentuhan seni tinggi para pengrajin diubah menjadi produk kerajinan yang unik dan bernuansa primitif dengan mengambil bentuk seperti lemari, tas kayu, tempat payung, ember, dll. Karena nilai artistiknya produk ini banyak dinikmati para kolektor benda-benda antik baik dalam maupun luar negeri. Untuk pasar ekspor negara-negara yang telah dijangkau adalah Jepang, Spanyol, Belanda dan Perancis.
Pangsa pasar yang telah dijangkau untuk produk gembol kayu jati adalah kota-kota besar di pulau Jawa seperti Surabaya, Solo, Jogjakarta, Semarang, Bandung, Jakarta hingga ke pulau Bali. Sentra kerajinan gembol jati berada dikecamatan Ngawi, Bringin, Widodaren dan Mantingan.


Sumber: kratonpedia.com



Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang