Keraton Kacirebonan Keraton Kacirebonan merupakan salah satu keraton yang ada di Kota Cirebon. Salah satu bangunan bersejarah ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Walau namanya tidak begitu besar seperti pendahulunya, Keraton Kacirebonan memiliki pesona keindahannya tersendiri. Keraton Kacirebonan berada di Jalan Pulasaren, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Gaya arsitektur Keraton Kacirebonan merupakan pencampuran arsitektur Tiongkok, zaman kolonial dan tradisional. Keraton Kacirebonan didirikan atas prakarsa Pangeran Muhamad Haerudhin (Putra Mahkota Sultan Kanoman keempat). Keraton Kacirebonan berdiri pada 13 Maret 1808. Pendiri Pangeran Surya Negara dengan gelar pangeran raja kanoman putra sultan kanoman IV, sultan Khaeruddin. Secara tidak langsung, kesultanan kacirebonan merupakan pemekaran (pecahan) dari kesultanan kanoman. Mengapa bisa terpecah (dimekarkan)? Karena pada saat kepemimpinan Muhammad Khaerudd...
Ada ungkapan yang sangat melekat dalam jiwa masyarakat dan lingkungan adat budaya bangsa di beberapa daerah di Jawa Barat, yaitu Guru Ratu Wong Atua Karo Wajib Sinembah. Artinya kepada guru, pemimpin, dan terutama orang tua kita harus selalu menghormati untuk menuju jalan bahagia dan selamat dunia akhirat. #OSKMITB2018
Silat Sera Buhun adalah salah satu aliran silat yang berada di Jawa Barat. Dari beberapa silat yang berkembang di Jawa Barat seperti silat Cimande, silat Cikalong, silat Syahbandar, dll., silat Sera Buhun adalah aliran silat yang paling sedikit praktisinya dan bahkan hampir punah. “Perguruan silat Sera di Indonesia bisa dihitung jari, itu juga termasuk yang sudah tidak aktif”, jelas Kang Asep Wahyu yang merupakan salah satu guru silat Sera di Bandung. Bahkan silat ini sempat dinyatakan punah dalam siaran televisi belanda tahun 2013 silam. Awal mulanya silat Sera ini dibuat oleh seorang panglima perang dari kerajaan Demak. Silat ini ditujukan sebagai silat untuk perang. Namun, silat ini hanya diajarkan turun temurun pada satu kalangan keluarga saja. “Namanya “Rukun wargi”, jadi hanya untuk keluarga dan saudara. Dulu itu kalau mau belajar silat Sera bakal ditanya ayahnya dan ibunya siapa, kalau tidak dikenal ya tidak boleh” tambah Kang Asep. Wal...
Wayang Khas Cimahi yang Tidak Diketahui Khalayak Luas, Wayang Cepak Cimindi. Sebagaimana wayang Golek, wayang Cepak diyakini menjadi media penyebaran agama Islam. Seiring perkembangan jaman wayang cepak kini sudah jarang sekali ditemui dalam sebuah pertunjukkan, baik itu pada acara ruatan, sunatan, apalagi kawinan, padahal dahulu pada masa dekade 70-an masih sering dijumpai pergelaran wayang Cepak di sekitar Cimahi. Keadaan ini mengkhawatirkan sekali bagi perkembangan seni budaya Sunda yang seharusnya kita gali, kembangkan, dan kita lestarikan, sehingga bagi generasi muda masih bisa mengenalinya, jangan sampai generasi muda tidak tahu wayang cepak, atau mungkin asing dengan kesenian khas Jawa Barat sejenis wayang golek ini. Pada masa lalu, ketika wayang cepak ini berkembang di Cirebon dan sekitarnya, masyarakat pada masa itu menggelar pertunjukan wayang Cepak untuk menyambut para mualaf, sebagai sarana Cepak selaindakwah agama Islam. Pada masa mo...
Lagu ini merupakan lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak kecil saat bermain dan ada yang bertengkar. Lagu ini diajarkan oleh guru bahasa Sunda saya semasa SMA Berikut liriknya: Tampolong Bahe Belut Ditalian Tong ngomong wae Gelut sakalian Yang dua baris terakhirnya berarti: Jangan berbicara terus Bertengkar sekalian
Sebagaimana di daerah lainya yang pernah memiliki pengaruh kuat penyebaran Agama Islam dan bertahan hingga kini, dan terdapat juga Seni Handro, Begitulah pula Seni Handro yang ada di Kabupaten Garut, karena pada hakikatnya Seni Handro adalah jenis kesenian berlatar belakang penyebaran Agama Islam yang merupakan perpaduan antara hasil budaya parsi atau Arab dengan budaya setempat, dalam hal ini Budaya Parahyangan. Seni Handro yang ada di Kabupaten Garut ini pertama kali dikenalkan oleh Kyai Haji Sura dan Kyai Haji Achmad Sayuti yang berasal dari Kampung Tanjung Singuru - Kec. Samarang - Kabupaten Garut pada sekitar tahun 1917. Kehadiran KH. Sura dan KH. Achmad Sayuti tentu saja mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Bojong. Maka tidak heran apabila perkembangan Seni Handro sungguh sangat menggembirakan pada waktu itu. Jenis kesenian ini memiliki ciri tertentu dalam gaya dan lagunya. Gaya / Laga adalah gerak gerik yang dilakukan dalam mengisi pertunjukan, pada Seni Handro g...
Masjid Asy-Syuro Lokasi Masjid ini yaitu di Kampung Cipari, desa Sukarasa, Kec. Wanaraja. Bangunan masjid Asy-Syuro Cipari ini didirikan diatas tanah seluas 48,50 tumbak yang luas bangunannya mencapai 264 meter persegi. Pada bagian utara masjid dibatasi oleh asrama santri putra serta rumah penduduk, sedangkan sebelah timur dibatasi aula Majelis Ta'lim, dan di sebelah selatan dibatasi rumah tinggal pengurus mesjid juga asrama santri putri, lalu di sebelah barat dibatasi bangunan tsanawiyah dan pondok pesantren. Bentuk bangunan masjid yaitu empat persegi panjang, dibangun pada tahun 1935 atas dasar inisiatif K.H. Yusuf Tauziri pengasuh pondok pesantren Cipari) yang dirancang oleh arsiitektur Indonesia R.M. Abikusno Tjokrosuyoso masjid dibangun dengan arsitektur modern, namun ada perpaduan seni bangunan Jawa dan teknik bangunan kolonial/eropa. Pelaksanaan pembangunan oleh seorang ahli bangunan bernama Bapak Muhyi di jalan Ciledug Garut. Banguanan mesjid ini diresmikan oleh H.O.S Tjokr...
Angklung, Kesenian Tradisional yang Penuh Nilai Kehidupan Alat musik tradisional ini tidak dipukul ataupun dipetik, melainkan digetarkan agar mengeluarkan bunyi. Bernada ganda dan terbuat dari pipa-pipa bambu dalam berbagai ukuran, masyarakat lebih mengenalnya dengan nama "Angklung". Dalam Dictionary of the Sunda Language (1862), Jonathan Rigg memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai angklung. Ia menjelaskan bahwa angklung merupakan sebuah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Catatan mengenai keberadaan angklung muncul pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16), dan hingga kini alat musik tersebut telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Sunda (Priangan). Berdasarkan catatan yang ada, angklung tercipta karena pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai ma...
Tradisi Ngurus Orok Di daerah Sunda, Jawa Barat terdapat suatu tradisi yang masih dilakukan oleh sebagian orang terutama yang masih tinggal di daerah pedesaan. Tradisi tersebut bernama “ Ngurus Orok ( mengurus bayi yang baru lahir ) “, ada beberapa runtutan tradisi yang dilakukan dalam Ngurus Orok. Orok adalah bayi yang baru lahir dari Rahim ibunya. Pada zaman dahulu, proses melahirkan dibantu oleh Paraji ( dukun beranak) namun, sekarang sudah jarang sekali orang yang menggunakan jasa dukun beranak terutama di kota-kota sudah menggunakan dokter sebagai ahli medis yang membantu proses melahirkan. Pada zaman dahulu, biasanya bayi tersebut di rawat oleh Paraji selama empat puluh hari. Di tradisi Sunda, setelah orok lahir dari ibunya dengan bantuan Paraji orok tersebut disimpan diatas...