Alat Musik
Alat Musik
Seni Pertunjukan Jawa Barat Cimahi
Wayang Cepak Cimindi
- 16 Agustus 2018

Wayang Khas Cimahi yang Tidak Diketahui Khalayak Luas, Wayang Cepak Cimindi.

 

Sebagaimana wayang Golek, wayang Cepak diyakini menjadi media penyebaran agama Islam. Seiring perkembangan jaman wayang cepak kini sudah jarang sekali ditemui dalam sebuah pertunjukkan, baik itu pada acara ruatan, sunatan, apalagi kawinan, padahal dahulu pada masa dekade 70-an masih sering dijumpai pergelaran wayang Cepak di sekitar Cimahi.

Keadaan ini mengkhawatirkan sekali bagi perkembangan seni budaya Sunda yang seharusnya kita gali, kembangkan, dan kita lestarikan, sehingga bagi generasi muda masih bisa mengenalinya, jangan sampai generasi muda tidak tahu wayang cepak, atau mungkin asing dengan kesenian khas Jawa Barat sejenis wayang golek ini.

Pada masa lalu, ketika wayang cepak ini berkembang di Cirebon dan sekitarnya, masyarakat pada masa itu menggelar pertunjukan wayang Cepak untuk menyambut para mualaf,  sebagai sarana  Cepak selaindakwah agama Islam. Pada masa modern, wayang Cepak selain digunakan sebagai media dakwah Islam juga terkadang digelar setahun sekali di pemakaman desa dengan tujuan untuk menghormati yang telah meninggal.

Wayang Cepak atau wayang Papak merupakan jenis wayang yang mempunyai bentuk hamper mirip dengan wayang golek Sunda namun memiliki bentuk mahkota kepala yang rata, dari bentuk mahkota kepala itulah wayang ini mendapat namanya. Cerita-cerita yang dipentaskan biasanya terpusat pada tiga hal, pertama, cerita-cerita muslim dari Arab karangan Amir Hamzah, kedua, cerita-cerita dari masa kerajaan Hindu, seperti cerita Panji, yang ketiga cerita local yang biasanya bersumber dari babad, babad Cirebon, dan babad Mekah.

Dalam pertunjukannya dimasyarakat, wayang Cepak Cirebon memiliki struktur yang baku. Adapun susunan adegan wayang cepak Cirebon secara umum sebagai berikut : (1)  Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/ kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen dan biantara; (2) babak unjal, paseban, dan bebegalan; (3) Nagara sejen; (4) Patepah; (Perang gagal; (6) panakawan/ goro-goro; (7) perang kembang; (8) Perang raket; (9) Tutug.

Sedang waditra yang mengiringi wayang cepak ini pada awalnya berlaras pelog, seperti pada pagelaran-pagelaran di Cimahi, namun pada masa selanjutnya di tahun 80-an karena untuk menyesuaikan situasi dan kondisi, waditra yang dipakai menggunakan laras salendro. Waditra ini terdiri dari gambang, gender, suling, saron I, saron II, bonang, kendang, jenglong, dan ketuk. Sedang di Cimahi karena berlaras salendro suka juga dipakai alat rebab. Sementara beberapa lagu yang mengiringi pertunjukan wayang cepak, diantaranya Bayeman, Gonjing, Lompong Kali, gagalan, kiser, kedongdong, dll.

Nah khusus untuk Cimindi ini lagu-lagu/tabuh klasik yang mengiringi pegelaran wayang cepak ini sangat apik dan lengkap dari segi penataan karawitan klasiknya masih utuh dan lagu-lagu serta tabuh yang sudah langka di Cirebon, di Cimindi masih ada dan masih bisa dipelajari dan dikembangkan dan didokumentasi. Namun karena orientasi pasar panggungan maka para seniman muda kurang bisa mengapresiasi dan meminati, walhasil regenerasi jadi sangat kurang atau bahkan tidak ada, sungguh sangat disayangkan. Sebaiknya perhatian dan keberpihakan pemerintahan maupun instansi terkait supaya bisa lebih mengapresiasi demi perkembangan dan lestarinya kesenian ini sebagai asset Seni Budaya Jawa Barat.

Di Cimindi sampai sekarang lingkung seni wayang Cepak ini masih ada, masih setia pada garapan seni wayang Cepaknya, dan kalau ditanya masalah prestasi dan segudang kiprahnya di dunia internasional sudah sangat banyak sekali penghargaan yang diraihnya. Tercatat banyak bule/orang asing dari kalangan Akademisi bidang Antropologi dan Ethnomusicologi  yang berguru masalah karawitan wayang cepak ini ke sanggarnya seperti, Andrew Wintraub, Kattey folley, Mattew Anderson, mereka sangat perhatian sekali dengan perkembangan Karawitan Wayang Cepak ini. Dan mereka di Amerika sana menyebarkan pengetahuan wayang Cepak ini dalam perkuliahan yang diselenggarakan oleh mereka.

Jadi untuk melestarikan Wayang Cepak belumlah terlambat, mumpung masih ada para tokoh-tokoh yang bisa meregenerasikan, mentransformasi perihal Wayang Cepak ini, terutama sekali lagi masalah Karawitannya yang hampir dilupakan di Cimindi bisa kita gali, kita kembangkan dan kita lestarikan. Mari para seniman!

Narasumber : Cecep Saepul Gunawan, S.S

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline