Bagi masyarakat Kalimantan, khususnya masyarakat Banjar, Mandai terdengar tidak asing dan bahkan sangat terkenal. Mandai adalah sebutan untuk kulit cempedak yang sudah melalui proses fragmentasi. Masakan olahan yang bahan utamanya adalah kulit cempedak ini bisa dijadikan lauk menemani makanan utama seperti nasi, rasanya sangat nikmat dengan tekstur berserat serta lembut, kelembutannya tergantung seberapa lama kulit cempedak di rendam. Pembuatan Mandai tidak terlalu sulit, berikut adalah tahap-tahap pembuatan Mandai hingga siap di hidangkan. Buah cempedak haruslah dalam keadaan matang, setelah itu daging buahnya di ambil dan dimakan atau diolah dan di hidangkan sesuai selera. Kulit cempedak kemudian dikupas hingga kulit bagian yang paling luar tidak ada lagi, dan kulit bagian dalamnya yang terlihat seperti gabus inilah yang akan di manfaatkan dan diolah menjadi Mandai. Setelah itu kulit dalam ini di potong-potong menjadi beberapa bagian sesuai selera....
Di pondok kecil di tepi hutan, hiduplah seorang pemuda bersama ibunya. Mereka bekerja mengumpulkan kayu bakar. Saat lelah, Ibu Alun akan menghibur anaknya. Ibu bernyanyi dan bermain sampek yang terbuat dari kayu borneo. Alun belatih tekun agar dapat memainkan sampek. Hingga akhirnya, jemari Alun lincah, mahir memetik senar sampek yang mirip dengan gitar tersebut. “Ukiran dan warna cat sampek ini bagus sekali, Bunda,” kagum Alun. “Nada-nadanya juga terdengar indah.” Saat Alun bermain keluar rumah, dia membawa sampek miliknya. Biasanya Alun mengajak seekor belalang peliharaannya. Alun mengikat kaki belalang itu dengan tali agar ia tidak terbang jauh. Alun senang bermain ke taman yang letaknya di samping Istana Kayu. Jaraknya memang jauh dan harus menembus hutan. Taman yang indah itu rimbun dengan aneka pohon buah yang bisa dipetik. Alun suka mengibur pengunjung taman. Pengunjung yang senang mendengarkan sampek, memberi uang koin...
Lampit rotan adalah kerajinan tangan khas masyarakat Kalimantan Selatan yang dibuat dengan cara mengolah jalinan batang-batang rotan menjadi sebuah tikar.Lampit rotan dibuat secara homemade di rumah-rumah penduduk di Kota Amuntai dan pengrajinnya adalah penduduk dari kota itu sendiri. Amuntai adalah kota di Kalse lyang memang dikenal sebagai sentra industri kerajinan rotan seperti lampit. Kerajinan lampit telah menjadi tradisi masyarakat Kota Amuntai yang diwariskan secara turun temurun pada setiap generasinya. Di ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara ini banyak pengrajin lampit yang sifatnya berkelompok dan individu yang banyak melibatkan para ibu-ibu dan perempuan serta anak sekolah. Tidak mudah menghasilkan lampit yang benar-benar bagus dan berkualitas yang dikerjakan oleh tangan ahli daripara pengrajin. Banyak tahap yang harus dilalui dalam proses pembuatan karya seni ini, yang bermula dari batangan rotan penuh duriyang kemudia diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebua...
Tumpi and Lemang for Naik Dango (Dayaknese Thanksgiving) Every 20th of May, Dayaknese in West Borneo, Indonesia celebrates Naik Dango/Gawai Dayak to give thanks for the blessing of the harvest to Jubata (God). It is an annual massive celebration since 1986. All of Dayaknese in town will gather near the traditional Dayak house (Rumah Betang) to pray towards Jubata. They will also bring their own cooked harvest crops (mainly rice-based product) to eat it together as a Dayaknese society. In these modern days, instead of a plain gathering, Dayaknese also celebrates Naik Dango with traditional performances such as singing, dancing, and playing traditional music instruments. As an Indonesian staple food, rice is highly appreciated by Dayaknese. The high appreciation are show through their food offering ritual to Jubata. The food offering consists of 3 different types of food such as Bontokng (seasoned rice wrapped with vegetable leaves), Lemang (glutinous rice cooked inside...
Gunung Batu Bangkai ne andakannya di Kacamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Ngarannya pina anih pang, jar masyarakat di sana jadi dingarani kayatu marga ada sabuting batu nang mahirip wan bangkai manusia. Urang-urang di situ beisi kisah awal pamulaan batu bangkai nentu. Jar urang, batu nentu mangisahakan saurang pamudaan nang bangaran Andung Kuswara. Inya ne durhaka wan umanya. Ahirnya Tuhan manjadiakan si Andung baubah jadi batu. Kisahnya mahirip wan kisah Malin Kundang, matan banua Sumatra sana. Bahari banar di Loksado ne hidup bibinian nang tuha wan anaknya nang bangaran Andung Kuswara. Si Andung ne pamulaannya baik banar urangnya wan juwa pintar batatamba. Inya beisian ilmu batatamba warisan abahnya nang sudah maninggal. Andung wan umanya hidup rukun wan saling manyayangi. Gawian Andung ne saban hari bacari kayu wan manabang haur (bambu) ka hutan pakai diulah lanting gasan dijual ka pasar. Umanya saban hari mancari babuahan wan pucuk...
Istana Kadriah terletak Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, atau kurang lebih berjarak 200 meter dari Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahaman Alkadrie. Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan anak dari seorang pendatang dari Trim Hadramaut di Jazirah Arab, Sayyid Husein Alkadrie. Menurut Ellyas Suryani Soren dalam bukunya Sejarah Mempawah Tempo Doeloe , menerangkan bahwa Sayyid Husein Alkadrie pernah menjadi mufti peradilan agama dan menyebarkan agama Islam di Kerajaan Matan untuk mendampingi Al Habib Husein bin Yahya. Selama lima tahun menjadi mufti di Kerajaan Matan dan saat itu sudah delapan tahun beliau meninggalkan kampung halamannya, Sultan Kerajaan Matan, Sultan Muhammad Zainuddin menjodohkannya dengan salah seorang putrinya yang bernama Nyai Tua. Dari perkawinannya itu, lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie pada Senin 15 Rabiul Awal tahun 1151 H atau...
Genesis atau kisah penciptaan Dusunic Sabah ada banyak versi, salah satu versi yang agak menarik adalah versi Rangawan. Dalam versi ini, disebutkan bahwa Kinorohingan adalah kata nama umum untuk deity dan merupakan deities yang dicipta. Rangawan dikatakan telah mencipta dua Kinorohingan, satu lelaki dan satu perempuan. Tujuan keduanya diciptakan adalah untuk membantu Rangawan mencipta langit dan bumi. Rangawan telah mencipta langit dan bumi, tapi ciptaan ini kononya hanya sebesar “sirung”, atau topi tradisional. Kemudian dia mencipta dua Kinorohingan tersebut, memerintahkan mereka supaya mencipta langit dan bumi; mencipta tujuh lapisan syurga (libabou) dan tujuh lapisan bumi. Ketika kedua Kinorohingan ini selesai mencipta, mereka kemudian mencipta manusia. Rangawan memerintahkan kedua Kinorohingan tersebut supaya mencipta pohon “timadang” yang dapat mengeluarkan buah yang cepat dan banyak, sebagai makanan kepada manusia ini, pohon “timadang” itu j...
Dalam rumpun Dayak Dusunic Sabah terdapat kira-kira 50 suku yang tersebar mulai dari North Borneo sampai ke Brunei dan Utara Sarawak. Dari 50 suku ini terdapat satu suku yang menyebut diri mereka sebagai “Dusun Gobukon” , yang uniknya nama suku ini berasal dari istilah “gobuk” yang artinya “monyet” inilah kisah singkat bagiamana suku ini mendapat namanya. Pada suatu ketika dulu, terdapat selompok manusia yang tinggal di suatu kawasan tanah datar. Suatu hari, datanglah “sangod” atau musuh dari suku lain menyerang mereka. Karena tidak dapat mengalahkan para “sangod” yang datang menyerang, Kelompok ini mengambil keputusan untuk melarikan diri kekawasan bukit. Musuh terus mengejar mereka, semantara kelompok suku ini telah bersembunyi di suatu bukit. Di dalam hutan dibukit tersebut terdapat sekumpulan “gobuk (monyet).” ketika mereka sampai di kawasan bukit tersebut, kelompok suku i...
Untuk menjadi seorang IMAM Dayak, sangatlah tidak gampang, ada proses “MANGAJI” atau belajar yang cukup lama. Penulis pernah berjumpa dan berdiskusi dengan seorang Belian Dayak Dusun di Samarinda. Beliau mempelajari ilmu Belian selama 7 tahun, 7 minggu, 7 hari, 7 jam, 7 menit dan 7 detik. Selama proses mangaji ini, banyak hal yang tidak mengenakan harus dilalui sang “apprentice” . Tidak seperti saat ini banyak bermunculan para belian “express”, hanya tahu beberapa rinait atau mantera sudah mengaku diri sebagai seorang belian. Berikut ini adalah proses menjadi seorang BOBOLIAN atau BOBOHIZAN Dayak Dusun Sabah: 1. Proses pertama adala proses MANGAJI atau proses pembelajaran yang dilakukan minimal 9 tahun, untuk mempelajari Rinait (Mantera) Mengenali tumbuhan hutan dan kegunaannya praktek ritual 2. Pengajar senior disebut “Mokiraa” , semantara sang apprentice disebut “Po...