Buah tangan atau oleh-oleh merupakan suatu hal yang tak dapat terlewatkan saat berpelancong mengunjungi suatu daerah. selain sebagai buah tangan untuk orang tercinta, kita juga dapat melihat potensi dan ke-khas-an suatu daerah dari produk oleh-oleh tersebut. karena itu, biasanya oleh-oleh merupakan barang unik dan kreativ, yang tak dapat dijumpai di daerah lain. sealain itu, kreasi oleh-oleh tentunya sangat bernilai untuk dijadikan barang niaga. Di Pandeglang, banyak makanan khas yang bisa menjadi oleh-oleh saat Anda berkunjung atau berwisata ke sana, salah satunya Emping menes. Emping menes merupakan makanan tradisional olahan buah melinjo. Nama "emping menes" diambil dari "emping" atau kerupuk, dan "menes" yaitu nama Kecamatan Menes. Pandeglang merupakan salah satu sentra penghasil emping. Pohon melinjo banyak hampir di seluruh wilayah Pandeglang. Sedangkan Kecamatan Menes terkenal sebagai sentra pembuatan emping. Emping menes berbeda dengan emping lainnya karena benar-ben...
Seni debus memerlukan keyakinan yang kuat serta kepercayaan yang tinggi terhadap keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu dapat ditempuh melalui latihan jasmani dan rohani, seni yang bernafaskan Islam ini tampak tumbuh dan berkembang sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin. Pada umumnya seni debus dimiliki dan di pelajari oleh para laskar tentara Kesultanan Banten, sehingga secara fisik tentara tersebut telah mahir menguasai ilmu debus. Dengan menguasai ilmu tersebut membuat para laskar tentara Banten menjadi berani dalam berjuang mempertahankan tanah airnya yaitu mengusir penjajah dari persada Nusantara. Pada tahun 1681 saat zaman Sultan Ageng Tirtayasa, kesenian debus digunakan untuk menghibur para raja di Istana Surosowan di Banten. Konon, kesenian yang disebut sebagai debus ada hubungannya dengan tarikat Rifaiah yang dibawa oleh Nurrudin Ar-Raniry ke Aceh pada abad ke-16. Para pengikut tarikat ini ketika sedang dalam kondisi epiphany (kegembiraan yang tak terhingga karena "berta...
'Saweran! saweran!" ucap sang pembawa acara,kemudian para tamu undangan berlomba-lomba maju kedepan untuk ikut serta dalam ritual unik yang satu ini. Yak namanya 'Nyawer' atau 'Saweran'. Saweran adalah salah satu rangkaian acara pada pernikahan ketika kedua mempelai melemparkan uang koin dan campuran lain kepada para tamu undangan untuk diambil dengan cara 'berebut'. Didaerah asal Ibuku,ritual ini telah ada sejak jaman dahulu dan telah menjadi sebuah hal yang 'wajib' ada di acara seperti pernikahan,ulang tahun,40 harian,dan masih banyak lagi. Saweran ini bermaksud agar kedua mempelai bisa memiliki banyak rezeki di masa mendatang dan senantiasa berbagi kepada masyarakat sekitar. Isi dari saweran sangat beragam mulai dari uang koin,beras,beras kuning,sirih,kunyit,pemen,bunga. Masing-masing dari bahan-bahan tersebut memiliki makna tersendiri seperti berikut : 1. Beras ; menyimbolkan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada kedua...
Sekilas Sejarah Maulana Hasanuddin Banten Beliau dilahirkan di Cirebon pada tahun 1479 M. Beliau adalah anak kedua perkawinan antara Syarief Hidayatullah dengan Nyi Kawung Putri Ki Gendheng Anten. Kemudian pada tahun 1526 M, pangeran Hasanuddin menikah dengan putri mahkota Sultan Trenggana (Nyi Ratu Ayu Kiran), setelah menikah beliau dinobatkan menjadi Sultan Banten pertama oleh Sultan Trenggana (Demak III) Pada tahun 1552 M setelah beliau berusia 73 tahun. Pada tahun 1570 beliau wafat di Banten dan jenazahnya dimakamkan disamping masjid Banten dalam usia 91 tahun (1479-1570). Silsilah Waliyullah Pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir : Maulana Hasanuddin menikah dengan Nyi Ayu Kirana mempunyai 3 orang anak yaitu : Ratu Fatima Pangeran Yusuf Pangeran Arya Jepara Maulana Hasanuddin dengan Ratu Indra Pura, mempunyai 1 orang anak yaitu : Pangeran Sabrang Wetan Maulana Hasanuddin dengan Putri Demak, mempunyai 4...
Kota Tangerang adalah wilayah administratif yang baru dibentuk pada tahun 1993 dan dulunya Tangerang adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat sebelum terbentuknya Provinsi Banten. Kebudayaan di Banten dan khususnya Kota Tangerang memang tergolong baru bermunculan ciri khasnya pada tahun 2000 an karena sebelumnya banyak mengadaptasi budaya Betawi dan Sunda. Tari Sangego adalah salah satu tari yang berasal dari Kota Tangerang. Tarian ini adalah tari ciptaan tim guru kesenian Kota Tangerang. Tari Sangego diciptakan pada dasarnya agar Kota Tangerang bisa menunjukan karya daerahnya. Nama Sangego sendiri berasal dari sebuah nama jembatan di Kota Tangerang yang menghubungkan beragam kegiatan, budaya,etnis di Kota Tangerang. Filosofi jembatan ini diartikan karena kemajemukan masyarakat Kota Tangerang dipisahkan Sungai Cisadane. Jadi, Sangego lah yang menghubungkan kemajemukan itu. Ge...
Bagi masyarakat di kota Tangerang, khususnya siapa yang tak mengenal dengan kecap Benteng cap SH. Produksi kecap legendaris yang didirikan pada tahun 1920 ini berlokasi di Jalan Saham RT 05/06 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Kota Tangerang, atau sekitar 1 kilometer dari kawasan Pasar Lama ini masih sangat digemari dan eksis hingga kini. Hitam pekat, kental, dan manis. Begitulah wujud fisik dan rasa kecap manis pada umumnya. Bahan baku utamanya adalah campuran kedelai hitam dan gula merah yang menyebabakan warna kecap manis menjadi hitam kecoklatan dan hitam legam. Di balik warna hitam legam tersebebut menyimpan kemanisan dunia yang tiada tara. #OSKMITB2018
Baduy dibagi menjadi dua, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Keduanya sebenarnya mempunyai budaya yang sama, tetapi Baduy Luar sudah ada beberapa perubahan karena Baduy Luar yang lokasinyadekat dengan lingkungan luar Baduy dan mereka lebih terbuka dan menerima perubahan dibanding Baduy Dalam. Artikel ini saya buat berdasarkan cerita dari teman saya mengenai pengalamannya saat menginap di Baduy dalam. Ia lupa istilah-istilah nama yang dipakai oleh warga Baduy, maka mohon maaf sebelumnya saya tidak menyebutkan istilah-istilahnya, saya hanya menjelaskan berdasarkan cerita yang ia ingat. Ada beberapa persamaan dan perbedaan dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan warga Baduy luar dan dalam, yaitu: 1. Persamaan a. &n...
Masjid fenomenal yang sering disebut Masjid Terate Udik atau Masjid Sumpah yang berada di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon ini dikeramatkan oleh masyarakat Cilegon dan sekitarnya. Karena selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga kerap dijadikan untuk menyelesaikan masalah dengan sumpah, dan barang siapa yang bersumpah bohong maka ia akan terkena musibah. Masjid yang terletak di Jalan Pangeran Jayakarta ini oleh masyarakat setempat disebut Masjid Tengah, karena letak masjid ini berada di tengah perkampungan Terate Udik. Berjarak sekitar sepuluh meter dari ruas jalan dan sekitar satu kilometer dari pusat Pemerintahan Kota Cilegon. Jika dilihat dari struktur bangunan Masjid Sumpah Terate Udik ini, tampak mahkota atau kubah masjid yang berbentuk mamolo bertingkat lima seperti halnya atap Masjid Agung Banten dan masjid-masjid kuno Nusantara yang memiliki makna filosofi ajakan melaksanakan 5 Rukun Islam, dan bisa juga dimaknai ajakan menun...
Masjid fenomenal yang sering disebut Masjid Terate Udik atau Masjid Sumpah yang berada di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon ini dikeramatkan oleh masyarakat Cilegon dan sekitarnya. Karena selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga kerap dijadikan untuk menyelesaikan masalah dengan sumpah, dan barang siapa yang bersumpah bohong maka ia akan terkena musibah. Masjid yang terletak di Jalan Pangeran Jayakarta ini oleh masyarakat setempat disebut Masjid Tengah, karena letak masjid ini berada di tengah perkampungan Terate Udik. Berjarak sekitar sepuluh meter dari ruas jalan dan sekitar satu kilometer dari pusat Pemerintahan Kota Cilegon. Jika dilihat dari struktur bangunan Masjid Sumpah Terate Udik ini, tampak mahkota atau kubah masjid yang berbentuk mamolo bertingkat lima seperti halnya atap Masjid Agung Banten dan masjid-masjid kuno Nusantara yang memiliki makna filosofi ajakan melaksanakan 5 Rukun Islam, dan bisa juga dimaknai ajakan menun...