|
|
|
|
Pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir Tanggal 14 Aug 2018 oleh Oskm18_16218047_widhi . |
Beliau dilahirkan di Cirebon pada tahun 1479 M. Beliau adalah anak kedua perkawinan antara Syarief Hidayatullah dengan Nyi Kawung Putri Ki Gendheng Anten. Kemudian pada tahun 1526 M, pangeran Hasanuddin menikah dengan putri mahkota Sultan Trenggana (Nyi Ratu Ayu Kiran), setelah menikah beliau dinobatkan menjadi Sultan Banten pertama oleh Sultan Trenggana (Demak III) Pada tahun 1552 M setelah beliau berusia 73 tahun. Pada tahun 1570 beliau wafat di Banten dan jenazahnya dimakamkan disamping masjid Banten dalam usia 91 tahun (1479-1570).
Silsilah Waliyullah Pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir :
Silsilah ini sudah diakui dan dikukuhkan oleh para Nasab (keturunan) Waliyullah Pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir.
Sebuah pulau kecil yang kini terhubung dengan daratan kronjo Tangerang. Pulau ini dahulu terpisah dari pulau utamanya. Tetapi kini Pulau Cangkir sudah tampak menyatu dengan main land-nya, ini karena ada upaya swadaya masyarakat sekitar dan pengelola situs untuk membuat jalan penghubung dengan menggunakan urugan tanah pada tahun 1995 lalu untuk memudahkan peziarah memasuki pulau tersebut.
Sebagian besar warga Tangerang mungkin tahu bahwa Kesultanan Banten mempunyai hubungan erat dengan Tangerang. Bahkan, boleh dibilang terbentuknya Tangerang adalah buah dari perjuangan Kesultanan Banten. Banyak peninggalan-peninggalan Kesultanan Banten di Tangerang, baik itu dari segi bangunan maupun jejak sejarahnya. Seperti nama ‘Tangerang’, ‘Tigaraksa’, dan masih banyak lagi.
Kesultanan Banten adalah kerajaan islam yang didirikan oleh Syekh Maulana Hasanuddin, putra dari Syekh Maulana Syarif Hidayatullah atau lebih akrab dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Syekh Maulana Hasanuddin mempunyai anak bernama Syekh Waliyudin atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Pangeran Jaga Lautan.
Disekitar makam keramat waliyullah Pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir terdapat beberapa peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih dijaga kelestariannya oleh warga sekitar. Salah satu diantaranya adalah ”Gentong Air Manakib Syeikh Abdul Qodir Jailani”. Karomah dari air gentong ini adalah meskipun berada diteng
laut tapi airnya tidak terasa asin sama sekali seperti air laut yang ada pada umumnya. Dan air ini juga tidak pernah surut meskipun tiap hari diambil dan digunakan baik oleh warga sekitar maupun para peziarah yang setiap harinya datang kepulau Cangkir tersebut. Dan air Gentong ini dipercaya memiliki banyak manfaat. Ada yang menggunakannya sebagai obat penyembuh berbagai penyakit dan ada juga yang menggunakannya untyuk cuci muka agar awet muda.Meskipun masih mitos, tapi warga setempat dan para peziarah mempercayai hal tersebut.
Para peziarah juga percaya jika kita berziarah dan mengirimkan doa kepada pangeran Jaga Lautan Pulau Cangkir, maka semua permintaannya insya Allah akan terkabulkan atas izin Allah.
”Tapi kalau kita salah niat yang ada malah bisa membuat kita menjadi musyrik.” ujar Ust. Juweni.
Seperti ayahnya, Pangeran Jaga Lautan juga seorang penyebar agama Islam di wilayah Banten. Ia ditugasi menyebarkan ajaran Islam di pesisir pantai laut utara hingga wafat.
Makamnya kini berada di pulau cangkir. Sebuah pulau yang terletak di pinggiran Kabupaten Tangerang. Pulau Cangkir sendiri terlatak di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, berjarak sekitar 25 Km dari Kota Tangerang. Pulau ini sangat sering dikunjungi oleh peziarah dari dalam maupun luar kota.
Makam Pangeran Jaga Lautan menjadikan Pulau Cangkir sebagai tempat wisata religius yang dikenal luas oleh masyarakat Banten bahkan seluruh Nusantara.
Dengan 3 gabungan bentuk wisata, yakni wisata bahari, wisata sejarah dan wisata ziarah.
Makam Pangeran Jaga Lautan ramai oleh peziarah pada hari-hari tertentu. Terutama pada hari peringatan agama islam. Pulau itu akan padat oleh pengunjung dan kembali sepi disaat hari biasa.
Makanya, pulau ini jarang dikenal sebagai pulau yang memiliki keindahan lebih seperti pulau seribu, melainkan sebagai pulau yang kramat karena terdapat makam di dalamnya.
Daftar Pustaka
https://tikhey01koy.wordpress.com/2011/04/25/buku-kronjo-dalam-dimensi-sejarah-naturalisme-islam-dan-pangeran-jaga-lautan-pulau-cangkit/
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |