Kota Tangerang adalah wilayah administratif yang baru dibentuk pada tahun 1993 dan dulunya Tangerang adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat sebelum terbentuknya Provinsi Banten. Kebudayaan di Banten dan khususnya Kota Tangerang memang tergolong baru bermunculan ciri khasnya pada tahun 2000 an karena sebelumnya banyak mengadaptasi budaya Betawi dan Sunda.
Tari Sangego adalah salah satu tari yang berasal dari Kota Tangerang. Tarian ini adalah tari ciptaan tim guru kesenian Kota Tangerang. Tari Sangego diciptakan pada dasarnya agar Kota Tangerang bisa menunjukan karya daerahnya. Nama Sangego sendiri berasal dari sebuah nama jembatan di Kota Tangerang yang menghubungkan beragam kegiatan, budaya,etnis di Kota Tangerang.
Filosofi jembatan ini diartikan karena kemajemukan masyarakat Kota Tangerang dipisahkan Sungai Cisadane. Jadi, Sangego lah yang menghubungkan kemajemukan itu. Gerakan tari Sangego mengisahkan kegiatan sehari-hari masyarakat Kota Tangerang. Salah satu gerakan itu ialah gerakan mengambil air di Sungai yang sangat jelas gerakannya.
Penari Sangego biasanya terdiri diri lima orang wanita. Kostum tari Sangego berwarna kuning yang merupakan warna ciri khas dari Kota Tangerang. Selain itu, penari juga mengenakan aksesoris di kepalanya. Musik pengiring tarian ini ialah berupa dentuman gamelan yang orisinil.
Tari Sangego adalah karya orisinil Kota Tangerang. Tari Sangego menambah kekayaan tari Kota Tangerang seperti tari Lenggang Cisadane yang sudah ada sebelumnya. Walau tari Sangego adalah tari kreasi di waktu kini, tetapi tari ini kelak menjadi tari tradisional Kota Tangerang di waktu nanti.
Sumber : http://tangerangnews.com/kota-tangerang/read/20267/Guru-Ciptakan-Dua-Tarian-Baru-Khas-Kota-Tangerang
#OSKM18_16918111_MUHAMMADAFIFHIDAYAT
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja