Suku Kubu merupakan suku yang menetap di perbatasan antara Jambi dan Sumatera Selatan. Kehidupannya yang masih semi-nomaden di sekitar hutan Taman Nasional Bukit 12, menjadikan masyarakat Kubu masih mempunyai pola kehidupan yang homogen. Hal tersebut terlihat dari pola mata pencaharian masyarakat Suku Kubu yang masih terfokus pada kegiatan berladang dan berburu. Kedekatan masyarakat Suku Kubu dengan alam menjadikan suku yang hidup di pedalaman ini kerap memanfaatkan hutan untuk keperluan hidup sehari-hari, seperti untuk makan dan pengobatan. Kedekatan dengan alam inilah yang mempengaruhi pola pikir masyarakat Suku Kubu untuk terus memanfaatkan hutan dan terus menjaga kelestariannya. Bagi masyarakat Suku Kubu, menghancurkan hutan sama halnya dengan menghancurkan kehidupan. Salah satu bentuk ketergantungan Suku Kubu dengan alam terlihat dari upacara pengobatan tradisional, yang kerap dilakukan ketika ada seseorang yang terjangkit sakit parah. Masyarakat Suku Kubu percaya ...
Empat orang penari perempuan keluar dari arah kanan, sedangkan tiga orang penari laki-laki keluar dari arah sebaliknya. Mereka mengenakan pakaian tradisional Sumatera Selatan yang telah mengalami modifikasi di beberapa bagiannya, termasuk dalam penggunaan rompi pada penari laki-laki. Penari yang berjumlah tujuh orang tersebut sedang menarikan sebuah tari kreasi bertajuk tari bujang gadis beladas. Tari bujang gadis beladas merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan muda-mudi masyarakat Ogan Kemering Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Keceriaan ini terlihat dari gerakan tari yang betumpu pada gerakan kaki seperti, melompat, berbaur, dan mengubah formasi. Meski berbaur, gerakan penari laki-laki akan terus mengikuti kelompoknya, begitupun sebaliknya bagi penari perempuan. Dari segi kostum, penari bujang gadis beladas mengenakan pakaian khas Sumatera Selatan. Penari perempuan mengenakan baju kurung dengan bawahan kain songket Palemban...
Seorang nenek duduk termenung di bale yang terbuat dari bambu, sementara sorotan lampu mengarah kepadanya. Kemudian, datanglah dua orang cucu kehadapannya. Mereka meminta sang nenek menceritakan sebuah dongeng seperti yang mereka lakukan setiap ingin tidur. Lantas sang nenek dengan semangat menceritakan sebuah dongeng, dongengan itu berjudul Legenda Batu Cino. Cerita sang nenek kepada kedua cucunya tersebut menjadi bingkai pembuka bagi pementasan tari kreasi Legenda Batu Cino dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Legenda Batu Cino menceritakan tentang sepasang kekasih bernama Jaka dan Hasnah. Mereka mengucapkan janji setia untuk kelak membangun rumah tangga bersama-sama. Namun Jaka mengakui belum mampu untuk mewujudkan janji surganya kepada Hasnah, ia pun lantas bertekad merantau ke negeri seberang. Tak lama setelah kepergian Jaka ke negeri seberang, datanglah seorang pedagang Palembang ke wilayah Empat Lawang. Pedagang tersebut menggunakan perahu besar menyusuri Su...
Umak-umak ayamku luput Umak-umak ayamku luput Sangkane luput ooo... Sangkane luput hako e jerang... Umak-umak hatiku henang Umak-umak hatiku henang Sangkane henang ooo... Sangkane henang linjangku hapai... Nyanyian yang menggambarkan kegembiraan tersebut muncul berbarengan dengan para penari yang memasuki panggung dari sisi kiri dan kanan. Penari yang semuanya perempuan itu mengenakan baju kurung berwarna cerah, bagian bawahnya dihiasi kain songket bermotif indah. Motif kain yang serupa juga digunakan sebagai penutup kepala. Tak lupa ikat pinggang berwarna emas turut mempercantik tampilan para penari. Tari ngantat dendan merupakan tari kreasi yang digarap khusus sebagai tari yang menggambarkan iring-iringan pengantin pria dalam pernikahan adat Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Ciri utama dari tari ngantat dendan adalah penggunaan properti berupa jaras , yaitu rantang besar yang diikat menggunakan selendang dan dile...
Pada zaman dahulu, daerah Sumatra Selatan dan sebagian Provinsi Jambi berupa hutan belantara yang unik dan indah. Puluhan sungai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Barisan, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wilayah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Batanghari Sembilan. Sungai besar yang mengalir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Sungai Rawas, dan beberapa sungai yang bermuara di Sungai Musi. Ada dua Sungai Musi yang bermuara di laut di daerah yang berdekatan, yaitu Sungai Musi yang melalui Palembang dan Sungai Musi Banyuasin agak di sebelah utara. Karena banyak sungai besar, dataran rendah yang melingkar dari daerah Jambi, Sumatra Selatan, sampai Provinsi Lampung merupakan daerah yang banyak mempunyai danau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu adalah rawa yang digenangi air laut saat pasang. Sedangkan kota Palembang yang dikenal sekarang menurut sejarah adalah sebuah pulau di Sungai Melayu. Pulau...
Semas, sehat mandiri agamis dan sejahtera merupakan motto bagi Kabupaten Muara Enim. Kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa migas dan batubara ini berlokasi sekitar 175 km dari ibukota Sumatera Selatan, Palembang. Selain memiliki sumber daya alam yang harus dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan bersama, Muara Enim juga mempunyai kekayaan tradisi yang dipertahankan secara turun temurun. Salah satu tradisi tersebut adalah Bebehas . Bebehas merupakan tradisi yang dahulu kerap dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Kabupaten Muara Enim. Secara harfiah, Bebehas dapat dimaknai dengan menjadikan beras yang tadinya padi atau kegiatan mengumpulkan beras. Tradisi Bebehas dahulu dilakukan manakala suatu keluarga akan mengadakan hajat, seperti ingin menikahkan putra putrinya atau yang biasa disebut dengan ngantenkan . Tradisi Bebehas hanya dilakukan oleh para ibu dan remaja putri. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara...
Surat Ulu merupakan kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Yang termasuk kelompok Surat Ulu adalah aksara Kerinci, aksara Rejang-Rencong, dan aksara Lampung. Istilah “kaganga” diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull di Inggris dalam buku Folk Literature of South Sumatra, Redjang Ka-Ga-Nga texts (Canberra, The Australian National University, 1964) untuk merujuk kepada Surat Ulu. Jaspan menggunakan istilah Kaganga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan dalam sistem Surat Ulu. Surat Ulu sendiri merupakan istilah asli yang dipakai oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan. Disebut Surat Ulu karena yang kelompok yang menggunakan aksara ini berada di kawasan ulu (pegunungan) Sumatra, khususnya di Kerinci, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Aksara Surat Ulu diperkirakan berkembang dari aksara Pallawa dan Kawi yang digunakan oleh Kerajaan Sriwijaya. Contohnya dapat kita lihat pada Prasasti Ko...
Belum ada sumber yang bisa menjelaskan dengan pasti awal mula senjata tombak dengan ujung berbentuk trisula ini. Ada sebagian ahli berasumsi bahwa tombak trisula punya kaitan dengan perkembangan budaya Hindu pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Kota Palembang. Namun, tombak trisula khas daerah Sumatera Selatan punya dua ujung sisi yang bisa digunakan sebagai senjata. Salah satu ujungnya berbentuk trisula, sedangkan ujung yang lainnya berupa mata tombak berbentuk segitiga yang diukir demikian cantik. Â Sumber:Â https://gpswisataindonesia.info/2015/01/senjata-tradisional-sumatera-selatan/ Â
Sebelum lebih jauh membicarakan tentang adat Nampun Kule di daerah Muara Enim, Sumatra Selatan, terlebih dahulu harus diketahui tentang apa dan bagaimana prosesi Nampun Kule itu sendiri. Secara harafiah Nampun Kule berarti menyambung hubungan baik antara kedua belah pihak besan. Dan memang, Nampun Kule seperti juga arti harafiah dari dua kata tersebut, tujuannya adalah untuk membuat hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak besan dari sejak anak-anak mereka akan menikah hingga nantinya menjadi sepasang suami istri. Kemudian bagaimanakah prosesi resminya? Ini dia Arsip Budaya Nusantara coba gambarkan secara singkatnya saja.. 1. Kunjungan Pertama Kunjungan pertama dalam rangkaian nampun kule ini adalah semacam silaturahmi dari orang tua pihak pria ketika sang anak menyatakan bahwa dia berniat untuk memperistri seorang perempuan. Maka dari itu kunjungan orang tua dari pihak pria ke rumah orang tua dari pihak perempuan yang ingin diperistri oleh anak lelakinya i...