|
|
|
|
Tari Kubu Tanggal 15 May 2018 oleh Arum Tunjung. |
Suku Kubu merupakan suku yang menetap di perbatasan antara Jambi dan Sumatera Selatan. Kehidupannya yang masih semi-nomaden di sekitar hutan Taman Nasional Bukit 12, menjadikan masyarakat Kubu masih mempunyai pola kehidupan yang homogen. Hal tersebut terlihat dari pola mata pencaharian masyarakat Suku Kubu yang masih terfokus pada kegiatan berladang dan berburu.
Kedekatan masyarakat Suku Kubu dengan alam menjadikan suku yang hidup di pedalaman ini kerap memanfaatkan hutan untuk keperluan hidup sehari-hari, seperti untuk makan dan pengobatan. Kedekatan dengan alam inilah yang mempengaruhi pola pikir masyarakat Suku Kubu untuk terus memanfaatkan hutan dan terus menjaga kelestariannya. Bagi masyarakat Suku Kubu, menghancurkan hutan sama halnya dengan menghancurkan kehidupan.
Salah satu bentuk ketergantungan Suku Kubu dengan alam terlihat dari upacara pengobatan tradisional, yang kerap dilakukan ketika ada seseorang yang terjangkit sakit parah. Masyarakat Suku Kubu percaya orang yang sakit tubuhnya tengah dirasuki roh jahat. Oleh karena itulah, mereka harus mengadakan upacara setelah ramuan obat tradisional diberikan untuk mengusir roh jahat tersebut.
Upacara pengobatan tradisional inilah yang kemudian menginspirasi lahirnya sebuah tari kreasi yang diberi nama tari Kubu. Tari kreasi Kubu ditarikan oleh lima orang laki-laki dan lima orang perempuan, dengan mengenakan pakaian yang biasa digunakan masyarakat suku Kubu dalam kesehariannya.
Gerak tari Kubu bertumpu pada gerakan tangan dan hentakan kaki. Pada bagian akhir digambarkan bagaimana seorang yang sedang terserang penyakit diangkat secara beramai-ramai dan didoakan dengan mantera-mantera, yang sebelumnya diberikan ramuan obat yang berasal dari alam. Para penari yang lain kemudian membentuk formasi melingkar dengan seseorang yang sedang terjangkit penyakit berada di tengahnya.
Tari Kubu diiringi oleh alunan musik rampak yang dihasilkan dari perpaduan alat musik tradisional berupa kendang, perkusi, dan kecrek. Suara rampak dari garapan musik pengiring disesuaikan dengan gerak hentakan kaki para penari. Tata cahaya juga berpengaruh bagi terciptanya suasana, sehingga para penonton ikut larut dalam cerita yang sedang dibangun melalui tarian.
Secara umum, tari Kubu mencoba mengangkat kembali ide bahwa manusia tidak akan lepas dan selalu bergantung dengan alam, dan alam menjadi penopang kehidupan manusia. Tari kubu mengamanatkan manusia untuk tetap melestarikan alam dengan memanfaatkannya, dan bertanggungjawab dengan cara menjaga dan melestarikannya untuk kehidupan generasi selanjutnya. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tari-kubu-tari-kreasi-yang-diadaptasi-dari-upacara-pengobatan-tradisional
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |