Seorang nenek duduk termenung di bale yang terbuat dari bambu, sementara sorotan lampu mengarah kepadanya. Kemudian, datanglah dua orang cucu kehadapannya. Mereka meminta sang nenek menceritakan sebuah dongeng seperti yang mereka lakukan setiap ingin tidur. Lantas sang nenek dengan semangat menceritakan sebuah dongeng, dongengan itu berjudul Legenda Batu Cino.
Cerita sang nenek kepada kedua cucunya tersebut menjadi bingkai pembuka bagi pementasan tari kreasi Legenda Batu Cino dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Legenda Batu Cino menceritakan tentang sepasang kekasih bernama Jaka dan Hasnah. Mereka mengucapkan janji setia untuk kelak membangun rumah tangga bersama-sama. Namun Jaka mengakui belum mampu untuk mewujudkan janji surganya kepada Hasnah, ia pun lantas bertekad merantau ke negeri seberang.
Tak lama setelah kepergian Jaka ke negeri seberang, datanglah seorang pedagang Palembang ke wilayah Empat Lawang. Pedagang tersebut menggunakan perahu besar menyusuri Sungai Musi. Pedagang tersebut terkesima ketika melihat kecantikan Hasnah, dan berhasrat ingin menikahinya. Namun ajakan sang pedagang ini ditolak mentah-mentah oleh Hasnah. Penolakan itulah yang kemudian membuat sang pedagang murka dan ingin membunuh semua orang kampung yang menghalangi niatnya memperistri Hasnah.
Bersamaan dengan suasana yang memanas karena si pedagang melakukan pemaksaan kehendak, Jaka kembali ke tanah Empat Lawang untuk menggenapkan janji setianya kepada Hasnah. Ketika sampai di perkampungannya kembali, Jaka mendapati Hasnah sedang mendapat ancaman dari si pedagang. Jaka pun kemudian langsung melawan dan menyelamatan Hasnah. Pertarungan hebat antara keduanya pun tak dapat dihindari. Dan Jaka akhirnya berhasil mengalahkan si pedagang, lalu menikahi Hasnah dan disambut gembira oleh warga kampung.
Sebagai garapan tari kreasi yang diadaptasi dari sebuah legenda, dramatari Batu Cino membutuhkan penari yang banyak. Para penari tersebut mempunyai peranannya masing-masing, seperti menjadi nenek dan dua cucunya, para warga kampung, Hasnah dan Jejaka, hingga si pedagang dan pasukannya. Para penari perempuan yang berperan sebagai warga kampung mengenakan pakaian tradisional Sumatera Selatan, yaitu baju kurung dan bagian bawahnya mengenakan kain songket, dan dilengkapi dengan penutup kepala.
Agar penonton mampu menghayati jalannya cerita, setting panggung dibuat berubah-ubah sesuai dengan potongan cerita yang sedang dimainkan. Selain settingan panggung, hadirnya perahu layar membuat para penonton seolah masuk dalam konflik yang sedang dihadirkan. Dramatari sebagai bentuk seni pertunjukan, tidak hanya membutuhkan koreografer yang handal, tetapi juga sutradara yang akan mengarahkan setiap laku yang akan dimainkan.
Pengadaptasian legenda Batu Cino ke dalam sebuah dramatari bukan tanpa sebab, selain berfungsi sebagai hiburan kepada masyarakat, dramatari ini juga bertujuan melestarikan dan memperkenalkan Legenda Batu Cino kepada generasi penerus. Hal ini dilakukan agar folklor dari Empat Lawang tetap terjaga dan nilai-nilai luhur yang menjadi pesan di dalamnya tersampaikan kepada masyarakat luas. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/kisah-cinta-jaka-dan-hasnah-dalam-legenda-batu-cino
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...