burung ruai ? burung apa itu. burung ruai adalah salah satu hewan endemik yang berasal dari kalimantan barat. burung ini terkenal akan keindahannya. seperti apasih burungnya ? jadi ada sebuah legenda dari mana burung ruai berasal. mau baca ? silahkan baca cerita di bawah ini. pada zaman dahulu tinggallah seorang raja yang memiliki tujuh orang putri. raja tersebut suda tidak memiliki istri lagi semenjak terakhirkali ia ditingga oleh permaisurinya di istana. dari seluruh putrinya, sang raja sangat menyayangi si bungsu. sang raja sangat menyayangi putri bungsunya dikarenakan si bungsu merupakan pribadi yang rajin, baik, suka menolong dan taat kepada orang tuanya. hal tersebutlah yang membedakannya dari keenak kakaknya. karena kasih sayang sang raja, keenam putri itupun iri dan merasa tidak senang dengan si bungsu dan perlahan lahan perasaan itu pun berubah menjadi rasa benci. suatu hari raja sedang pergi dan tidak ada di tempat. pada saat itu kebencian dari para sau...
KEBAYA SUNDA Kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni. Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang berarti pakaian, namun versi lain menyebut berasal dari kata "Kebyak" atau "Mbayak" dari masyarakat Jawa. Ada pendapat yang menyatakan kebaya berasal dari China. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat. Namun ada juga pendapat bahwa kebaya memang asli dari Indonesia. Karena pakaian asli China adalah Cheongsam yang berbeda dari kebaya. Bentuk paling awal dari kebaya berasal dari Keraton Majapahit yang...
Asal-Usul Danau Sebedang Terdapat sebuah keraton kerajaan Sambas, dimana daerah sekitar keraton sangat damai, tenang, dan juga banyak pepohonan yang menyejukkan serta asri sehingga memperindah keraton kerajaan sambas. Suatu hari, keluarlah seseorang dari keraton tersebut dan orang yang keluar tersebut ternyata adalah seorang Sultan yang bernama Syarifiudin. Sultan tersebut berjalan-jalan di halaman keraton yang indah dan tenang. Saat berjalan-jalan, terlintas dipikiran Sultan Syarifiudin untuk memiliki sebuah tempat peristirahatan yang asri, indah, tenang dan diselingi banyak gunung dan pohon serta dialiri oleh danau. Sultan juga ingin suatu tempat dimana ia bisa mendengar kicauan burung-burung. Setelah itu, Sultan memanggil menteri-menteri dan bawahannya ke keraton istana. Sang Sultan meminta kepada semua menteri dan bawahannya untuk dicarikan sebuah tempat peristirahatan seperti yang diinginkannya. Kemudian, para menteri itu pun bergegas mengumpulkan orang-orang...
Ale-Ale merupakan makanan khas Kalimantan Barat dari Kota Ketapang. Bahan dasar makanan ini adalah ale-ale itu sendiri yaitu semacam kerang yang ditemukan di sekitar Kota Ketapang Bahan2 - 1 kg ale-ale - 4 siung bawang putih - 4 sdm minyak goreng - cabe rawit secukuonya - kecap manis secukupnya - tomat secukupnya - paprika secukupnya Cara Pembuatan 1. cuci bahan dasar ale-ale 2 sampai 3 kali hingga benar - benar bersih 2. siapkan 2 kuali dan panaskan minyak goreng pada masing - masing kuali tersebut kemudian masukkan 2 siung bawang putih yang telah diiris tipis - tipis. 3. masukan bahan dasar tersebut ke dalam kuali dan tutup kemudian tunggu sampai matang dengan tanda ale - ale tersebut terbuka. 4. kemudian langkah menumis. Seperti menumis pada umunya kita harus saring terlebih dahulu bumbu - bumbu diatas hingga tercium bau harum 5. kemudian masukkan bahan dasarnya, aduk hingga merata. tambahkan kecap manis dan aduk kembali hin...
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi K alimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat K ota Pontianak, ke arah kota M empawah. Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak. Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebag...
Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, ibu Darmi bekerja di sawah atau ladang orang lain sebagai buruh upahan. Sementara putrinya, Darmi, seorang gadis yang manja. Apapun yang dimintanya harus dikabulkan. Selain manja, ia juga seorang gadis yang malas. Kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya di depan cermin. Setiap sore ia selalu hilir-mudik di kampungnya tanpa tujuan yang jelas, kecuali hanya untuk mempertontonkan kecantikannya. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak. ”Nak! Ayo bantu Ibu bekerja di sawah,” ajak sang Ibu....
Pada jaman dahulu, ada sebuah kerajaan milik orang-orang suku Dayak yang bernama Kembang Sari di pedalaman Binua Bantanan sebelah timur Kota Sekura, Ibukota Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Raja pemimpin kerajaan itu memiliki tujuh orang putri. Namun sayang, ibu dari anak-anaknya itu meninggal dunia saat si Bungsu masih kecil. Di antara ketujuh putri raja, anak yang paling bungsu adalah yang tercantik. Selain rupawan, si Bungsu juga memiliki budi pekerti yang luhur, rajin, suka menolong, dan taat kepada orang tua. Lain halnya dengan keenam kakaknya, perilaku mereka amat buruk. Mereka memiliki sifat angkuh, pemalas, dan suka membantah. Tidak mengherankan jika sang Ayah lebih sayang dan memanjakan si Bungsu. Rupanya, perlakuan sang Ayah terhadap si Bungsu membuat keenam kakaknya menjadi iri hati dan benci kepada adiknya. Setiap kali sang Ayah tidak berada di istana, mereka melampiaskan kebenciannya kepada si Bungsu dengan memerintahnya sesuka hati mereka. Bahkan, mer...
Alkisah, saat Kota Sintang masih sepi penduduk, di daerah itu hidup sebuah keluarga miskin. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri dan seorang anak. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung yang sudah tua dan lapuk di tepi sungai. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, setiap hari sang ayah mencari ikan di sepanjang aliran sungai. Jika beruntung, ia terkadang memperoleh ikan yang cukup dimakan beberapa hari bersama keluarganya. Namun jika sedang sial, ia terkadang pulang tanpa membawa seekor ikan pun. Suatu hari, persediaan makanan di rumah keluarga itu telah habis. Maka, pagi-pagi sekali sang ayah pergi ke sungai untuk mencari ikan dengan menggunakan perahu. Tak lupa ia membawa dua buah pancing dengan harapan bahwa jika pancingnya putus ia masih mempunyai pancing yang lain. Dengan penuh harapan, nelayan itu mendayung perahunya menyusuri aliran sungai menuju ke arah hulu. Setiba di sebuah lubuk yang dalam, ia pun mulai mengulur salah satu pancingnya yang telah dibe...
Dikisahkan hiduplah dua gadis kakak beradik. Si sulung bernama PUTRI ANAM, sedangkan adiknya bernama PUTRI BUSSU. Keduanya mempunyai sifat yang berbeda. Putri Anam gadis pemalas, serakah, dan tidak sabar, sedangkan Putri Bussu adalah gadis yang rajin, sabar, cerdik, dan luhur budi pekertinya. Suatu siang yang terik, Putri Bussu sedang duduk di teras rumah sambil mengipas-ngipas wajahnya karena kepanasan. Tanpa diduga, tiba-tiba kipasnya diterbangkan angin hingga tersangkut di atas pohon jeruk di halaman rumah PAK HARTAWAN, tetangganya. Maka, cepat-cepatlah ia mengejar kipas itu. Rupanya, kipas itu tersangkut di dahan pohon jeruk yang paling tinggi. Karena ia tidak kuat memanjat, ia pun bermaksud untuk meminta bantuan kepada Pak Hartawan. “Permisi…! Permisi… Pak Hartawan !“ teriak Putri Bussu di depan pintu rumah Pak Hartawan. Tak berapa kemudian, Pak Hartawan pun keluar dari dalam rumahnya. “Ada apa, Putri Bussu? Ada yang bisa saya bantu?&rd...