Kalaci adalah nama untuk sadou (pengaduk nasi) yang berukuran lebih kecil. Yang membedakan keduanya adalah tangkai bagian atasnya. Pada kelaci biasanya ada potongan kayu bulat melintang pada bagian ujung tangkai. Panjang kelaci 58 cm, yang terdiri dari 42 cm untuk panjang tangkai dan 16 cm pada bagian badan. Ada pun kelaci memiliki lebar badan 6 cm, diameter tangkai 2 cm, dan panjang potongan kayu melintang pada bagian ujung tangkai kurang lebih 5 cm. bahan baku pembuatan kelaci adalah kayu belian. Cara pembuatan kelaci sama dengan cara pembuatan sadou. Kelaci biasanya digunakan untuk kegiatan memasak nasi sehari-hari. Cara menggunakan kelaci pada dasarnya sama, hanya karena ukuran sadou yang lebih besar sehingga membutuhkan tenaga yang lebih besar pula. Proses pembersihan kelaci juga sama dengan sadou. Hanya cara penyimpanannya aja yang beda, karena kelaci ukurannya lebih kecil sehingga bias disimpan di dalam lemari atau di rak piring. Bila kel...
Sendok tempurung adalah sebutan alat memasak yang digunakan untuk menyendok atau menyaring manisan buah. Sendok tempurung ini menyerupai bentuk gayung mandi yang bertangkai. Panjang tangkainya 37 cm, diameter tempat penampungan manisan adalah 12,5 cm dan kedalaman tempat penampungan manisan tersebut 5,5 cm. Di bagian tempat penampungan manisan terdapat lubang-lubang yang berukuran kurang lebih 1 cm dan jarak antar lobang 2 cm, berfungsi untuk tempat keluarnya air gula yang berasal dari manisan tersebut. Ada 2 bentuk tangkai sendok tempurung ini yaitu tangkainya yang berbentuk bulat saja dan tangkai yang pipih di ujungnya dan mengecil sampai di bagian perbatasan antara tangkai dan tempat menampung manisan. Alat ini terbuat dari kayu lempung untuk batang dan tempurung kelapa untuk tempat menampung manisan. Cara pembuatan tempurung kelapa adalah sebagai berikut : a. Carilah kayu lempung dan tempurung kelapa sesuai ukuran yan...
Salah satu sanggul dari daerah Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Ketapang adalah sanggul dendeng atau biasa juga disebut sanggul lipat pandan. Kata dendeng berarti ‘terpampang’. Asal-usul sanggul ini hingga sekarang belum jelas. Bentuknya mirip dengan bentuk sanggul yang dikenakan oleh wanita Dayak yang beragama Islam. Informasi dari para tetua, bahwa dahulu kala di daerah Kabupaten Ketapang ada keturunan raja-raja yang cukup disegani dan terkenal, yaitu keturunan Panembahan Muhammad Saunan. Sekitar tahun 1930-an keturunan terakhir Panembahan ini masih menggunakan sanggul dendeng. Pada masa itu sanggul dendeng hanya dipakai pada upacara-upacara tertentu, misalnya upacara pengantin haid, yaitu upacara bagi seorang gadis keturunan raja atau Panembahan yang baru pertama kali mendapat haid yang kemudian langsung dijodohkan atau dinikahkan. Akan tetapi, upacara adat seperti ini sudah sangat sulit ditemukan di daerah Kabupaten Ketapang sekarang ini. &...
Dulang kayu adalah sebutan untuk tempat menyimpan makanan. Dulang ini berbentuk setengah lingkaran yang rata dibagian atasnya. Dulang kayu ini terdiri dari dua bagian yang pertama adalah penutup yang digunakan untuk menutup dulang kayu ini dan yang kedua adalah tempat untuk menyimpan makanan yang berbentuk segi empat. Tinggi dari keseluruhan dulang kayu adalah 20 cm, dan panjangnya 47 cm. Bahan pembuatan alat ini adalah kayu jati. Cara memakai alat ini adalah dengan meletakan piring-piring yang telah berisi makanan ke dalam dulang kayu kemudian ditutup dan siap disajikan. Cara membersihkan alat ini cukup dengan dilap karena kalau pun kotor itu karena tumpahan kuah sayur atau makanan lain ataupun boleh juga dicuci. Setelah dibersihkan dulang kayu dapat disimpan di atas meja makan atau disandarkan ke dinding. Kepercayaan pantangan dan penangkal bala sehubungana dengan dulang kayu ini tidak ada didalam masyarakat. Dulang kayu sekarang, yang...
Lesung batu berbentuk segi empat pada bagian atasnya, kemudian mengecil pada bagian kakinya dan tetap berbentuk segi empat serta cekung di bagian tengahnya yang berfungsi sebagai tempat menampung rempah-rempah yang akan ditumbuk. Pasangan alat ini adalah penumbuk yang biasa disebul “alu” yang berbentuk lonjong yang mengecil pada bagian ujungnya. Panjang lesung batu bagian atas adalah 28 cm, tinggi 20 cm, panjang lesung batu bagian bawah 9 cm, diameter cekungan lesung 19,5 cm, dan kedalaman lesung 12 cm. Sedangkan panjang alat penumbuk adalah 27 cm, diameter bawah penumbuk 8 cm yang digunakan untuk menumbuk, dan diameter atas penumbuk 4,5 cm yang digunakan untuk memegang alat penumbuk. Lesung ini terbuat dari batu gunung. Alat ini berfungsi untuk menumbuk rempah-rempah yang digunakan untuk bumbu masak. Cara membuat lesung batu adalah dengan dibentuk menggunakan palu dan alat pahat. Cara menggunakan alat ini yaitu dengan menumbukan alu pada dasar...
Batu pipis adalah alat yang digunakan untuk menggiling cabai. Batu pipis berbentuk seperti lesung batu hanya saja lebih pendek, alat penggilingnya berbentuk bulat panjang. Panjang dasar atasnya adalah 33,5 cm, lebarnya 22 cm yang digunakan sebagai tempat meletakkan cabai yang akan digiling dan panjang dasar bawahnya 16 cm. Alat penggilingnya memiliki panjang 23 cm dengan diameter 17,5 cm. Bahan baku untuk membuat alat ini adalah batu. Batu pipis dapat dibuat dengan menggunakan palu dan alat pahat besi. Cara menggunakan alat ini adalah dengan memegang dua ujung alat penggiling lalu ditekan sekaligus didorong maju mundur. Setelah digunakan alat ini dicuci, kemudian disimpan di lantai dekat rak piring. Batu pipis memiliki pantangan dan penangkal tersendiri yang diyakini masyarakat Melayu. Pantangannya yaitu bila alat penggiling ini patah maka orang yang mematahkannya akan gila. Cara menangkalnya dengan membungkus penggiling yang patah tersebut d...
Perundak adalah alat untuk membuat kerupuk ikan atau amplang. Dengan alat ini daging dan tulang ikan dipisahkan. Perundak memiliki tiga macam bentuk yaitu pertama berbentuk setengah tempurung dan berlubang, kedua berbentuk segi empat berlubang, dan yang ketiga alasnya berbetuk segi empat yang pada bagian atasnya terdapat cekungan yang berfungsi menampung daging ikan. Diameter tempurung adalah 14,5 cm, tingginya 5 cm, dan besar lubang pada tempurung 0,6 cm. Panjang bagian atas tempat ikan diletakan 37 cm, tinginya 11,5 lubang pada bagian atas tempat meletakan ikan 0,7 cm. Alas tempat menampung ikan berbentuk bujur sangkar adalah 50 cm. Bahan baku untuk membuat perundak adalah tempurung kelapa dan kayu belian. Alat ini dapat dibuat sendiri, yaitu dengan cara : Cari tempurung sesuai ukuran yang diinginkan. Cari kayu belian untuk membuat tempat meletakkan ikan. Bersihkan tempurung dari serabut dan lubangi...
Lekar adalah alas pada saat pemakaian kuali, panci, dan lain-lain. Lekar ini memiliki berbagai bentuk, ada yang aluminium, ada juga yang berbentuk lingkaran yang terdapat lubang pada bagian tengah. Lekar ini memiliki diameter 29 cm, panjang bagian dasar 25 cm, diameter bagian lubang 20 cm atau 10 cm. Besar kecilnya diameter lekar tergantung pada apa yang akan disimpan di atas lekar. Bahan baku pembuatan alat ini adalah rotan. Lekar ini diletakkan dahulu di atas meja atau lantai dapur, barulah letakkan panci, kuali, ceret atau alat lain di atasnya. Sehingga arang yang terdapat di bawah kuali ataupun panci tidak langsung mengenai lantai ataupun meja. Lekar ini dapat dibuat sendiri. Pertama, carilah rotan yang sudah tua, kemudian rotan tersebut direndam dahulu ke dalam air sebentar saja, kemudian rotan tersebut dibelah. Rotan yang digunakan adalah bagian kulit rotan. Barulah kemudian rotan dianyam menjadi bentuk lekar. Setelah menggunakannya, lekar tidak perl...
Alkisah, saat Kota Sintang masih sepi penduduk, di daerah itu hidup sebuah keluarga miskin. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri dan seorang anak. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung yang sudah tua dan lapuk di tepi sungai. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, setiap hari sang ayah mencari ikan di sepanjang aliran sungai. Jika beruntung, ia terkadang memperoleh ikan yang cukup dimakan beberapa hari bersama keluarganya. Namun jika sedang sial, ia terkadang pulang tanpa membawa seekor ikan pun.Suatu hari, persediaan makanan di rumah keluarga itu telah habis. Maka, pagi-pagi sekali sang ayah pergi ke sungai untuk mencari ikan dengan menggunakan perahu. Tak lupa ia membawa dua buah pancing dengan harapan bahwa jika pancingnya putus ia masih mempunyai pancing yang lain. Dengan penuh harapan, nelayan itu mendayung perahunya menyusuri aliran sungai menuju ke arah hulu. Setiba di sebuah lubuk yang dalam, ia pun mulai mengulur salah satu pancingnya yang telah diberi ump...