Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar nama Kabupaten Klungkung? Keeksotisan pemandangan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, keelokan budaya Desa Kamasan, atau keunikan Goa Jepang? Namun siapa sangka, kabupaten yang menawarkan berbagai destinasi wisata mulai dari alam, budaya hingga sejarah ini juga menawarkan kuliner khas yang tak kalah menarik untuk dicoba. Tipat srosob merupakan salah satu kuliner khas dari kabupaten terkecil di Bali ini. Bagi orang awam, mungkin hidangan ini sepintas terlihat seperti hidangan lontong kare, namun percayalah cita rasa hidangan yang satu ini berbeda. Penggunaan base genep, campuran rempah khas bali yang telah dihaluskan, pada kuah santannya memberikan sentuhan ‘Bali’ sehingga berbeda dengan kare pada umumnya. Bukan hanya orang awam, sebagian besar masyarakat Bali pun salah mengira makanan ini, tak sedikit dari mereka yang mengira makanan ini adalah tipat blayag, makanan khas Kabupaten Buleleng. Walaupun keduanya sama-...
PRASASTI BEBETIN Prasasti Bebetin adalah sebuah prasasti yang ditemukan di Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Prasasti ini tidak disebutkan siapa raja yang membuatnya tetapi terdapat nama keratonnya. Pr asasti ini berisi keterangan tentang suatu desa (banwa) bharu, atau secara lengkapnya kuta di banwa bharu, yang bermakna desa bharu yang berbenteng dan berbahasa Bali Kuno. ISI PRASASTI BEBETIN Dalam prasasti diceritakan tentang desa itu yang diserang atau dirusak oleh perampokdan banyak penduduk mati terbunuh atau terluka, serta banyak pula yang mengungsi ke desa-desa tetangga. Setelah keadaan aman, penduduk lalu kembali ke desa bharu. Kemudian raja menyuruh pejabat nayakan pradhana, yaitu kumpi ugra dan bhiksu Widya Ruwana untuk memimpin pembangunan kuil Hyang Api, dengan tujuan untuk melengkapi desa tersebut dalam bidang spiritual, pada batas-batas wilayah yang telah ditentukan. Desa bharu diperkirakan terletak di pesisir pantai u...
Lawar Nyawan merupakan Lawar yang terbuat dari sarang lebah (nyawan) yang biasanya berisi bakal lebah masih muda berwarna putih. Makanan ini termasuk sangat langka di Bali mengingat harga perkilo nyawan mencapai Rp 80.000 . Biasanya Lawar Nyawan diolah dengan sambal atau dicampur dengan parutan kelapa dan bumbu (base) kuning. Rasanya pun tak kalah dengan ayam. Berikut adalah resep dan cara pembuatannya : Bahan-bahan : 1. 100 gr sarang lebah muda 2. 100 gram kelapa parut (pilih yang setengah tua) 3. 150 gram daging ayam rebus, disuwir 4. 100 garam kacang panjang, potong 2 cm 5. 100 gram kecambah 6. 2 sdm gula merah, disisir 7. 2 sdm minyak untuk menumis 8. 1 buah mentimun, potong dadu kecil 9. 3 sdm bawang goreng 10. 1 buah jeruk nipis 11. 1 sdt garam Bahan Bumbu Halus : 1. 3 buah cabai merah, buang bijinya 2. 10 buah cabai rawit (atau sesuai selera) 3. 6 butir bawang merah...
Mebat atau Ngebat adalah salah satu tradisi masyarakat Bali untuk bergotong royong menyiapkan hidangan sebelum diadakannya upacara keagamaan. Mebat bersifat wajib, dan dimaksudkan untuk membantu tetangga sekitar yang akan mengadakan upacara keagamaan, contohnya: upacara pemberkatan sanggah, upacara pernikahan, upacara ngaben, upacara potong gigi, upacara ulang tahun, dst. Biasanya warga akan membawa golok / pisau besar untuk pelaksanaan Mebat. Mebat biasanya dilaksanakan pada hari H dini hari, agar hidangan yang disediakan masih baru, dan tidak mengganggu aktivitas warga pada hari itu. Jenis hidangan yang disediakan sangat beragam, mulai dari olahan kering sampai olahan basah, tapi semua itu bergantung pada kondisi ekonomi warga yang mengadakan upacara. Mebat biasanya dilakukan oleh warga laki – laki, karena para perempuan akan disibukkan untuk menyiapkan sesaji atau perlengkapan upacara lainnya. Menurut Pak Putu (44thn), Tradisi Mebat beliau lakukan kare...
Di bali seringkali ditemukan sesajen yang diletakkan di berbagai tempat, berupa bunga-bungaan, makanan, dan berbagai hal lainya, dalam sebuah wadah atau alas dari daun janur. Sesajen ini sendiri sebenarnya disebut Canang Sari. Latar belakang Pada abad ke-8 di tahun Saka 858, seorang Maha Resi bernama Markandeya bersama dengan pengikutnya membuka sebuah daerah baru di Puakan yang sekarang ini disebut dengan Taro, Tegal Lalang daerah Gianyar, Bali. Dalam pembentukan daerah baru tersebut sang Maha Resi mengajarkan untuk membuat upakara atau sesajen yang digunakan untuk sarana upacara, awalnya hanya terbatas pada para pengikutnya saja namun lama kelamaan menyebar ke penduduk lain di sekitar desa Taro. (breaktime.co.id/travel/the-story/kenapa-di-bali-bertebaran-sesajen-ini-kisahnya.html) Namanya, "Canang Sari" bermakna sebagai berikut: "Ca" berarti indah dan "Nang" berarti tujuan. Kata tersebut berasal dari Jawa kuno (Sudarsana, 2010:1) dan secara keseluruhan berarti "Tuj...
Bali sering kali menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal. Begitu banyak tempat-tempat menarik yang patut disinggahi pelancong dikala sedang melepas penat. Selain tempat wisata, Bali juga menawarkan segudang masakan kuliner khas yang dapat membuat air liur menetes seketika. Tidak kalah dengan kulinernya, adat istiadat atau tradisi serta upacara keagamaan di Bali tak pelak menjadi sorotan karena keunikan dan keetnikannya yang sudah mendunia. salah satunya seperti tradisi Maburu. Maburu dalam bahasa Indonesia berarti Berburu. Tradisi ini biasanya diadakan pada saat Tawur Agung Kesanga yang mana merupakan hari yang sama dilakukannya pawai ogoh-ogoh di Bali. Tradisi Maburu ini sangat terkenal dikalangan Desa Pakraman Adat Panjer. Diawali dengan umat Hindu di Desa Pakraman Panjer yang melakukan persembahyangan di Pura Desa. Setelahnya, semua pemangku/ pendeta yang ikut serta dalam ritual berkumpul di ha...
Mengenal Lawar, Makanan Khas Bali Kita tahu bahwa Indonesia terkenal akan keberagaman, baik suku, agama dan tradisi, bahasa, budaya maupun makanan khasnya. Oleh karena itu, setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas tersendiri, misalnya di daerah Bali. Bali mempunyai makanan khas yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Bali, yang bernama “Lawar”. Lawar memiliki dua jenis berdasarkan warnanya yakni lawar merah dan lawar putih. Lawar sering digunakan sebagai santapan keluarga dan disajikan ketika Penampahan Galungan (dua hari sebelum hari raya Galungan) dimana hewan yang dijadikan makanan lawar akan disembelih terlebih dahulu. Hewan yang digunakan sebagai lawar biasanya menggunakan daging babi dan ayam. Lawar bukan hanya ada setiap galungan saja, melainkan dapat ditemukan setiap hari. Warung – warung makan di Bali sebagian besar menyediakan lawar sebagai santapan sehari –...
Lepet waluh merupakan salah satu jajanan tradisional yang berasal dari Bali. Bagi masyarakat yang tidak berasal dari Bali, sepertinya masih asing mendengar nama dari kue ini. Kue ini sering juga disebut dengan nama lapek labu atau lepet labu kuning. Bahan dasar dari lepet waluh adalah labu kuning. Bahan yang perlu disiapkan untuk membuat kue ini adalah: 1. 400 gram labu kuning. 2. 2 genggam kelapa setengah tua yang telah diparut. 3. 7 sendok makan gula pasir. 4. 10 sendok makan tepung beras. 5. 1 sendok teh garam. 6. 100 ml santan. 7. Daun pisang secukupnya. Cara membuat kue ini cukup mudah, yaitu: 1. Parut labu kuning, dapat menggunakan parutan keju atau wortel. 2. Masukkan semua bahan yang telah disiapkan ke dalam satu wadah. 3. Tuang sedikit demi sedikit santan sampai adonan tercampur rata. 4. Ambil adonan secukupnya, lalu bungkus dengan daun pisang. 5. Kukus kurang lebih 20-30 menit. 6. Sajikan dan kue sudah...
Sate lilit merupakan salah satu makanan khas Bali yang sangat lazim disajikan di setiap acara, baik upacara adat maupun acara biasa. Sate lilit ini biasanya disajikan untuk lauk nasi campur khas Bali, atau juga dihidangkan dengan ketupat dan sup ikan bumbu kuning serta plecing kangkung yang pedas. Sebenarnya, menu ini juga sering disajikan masyarakat muslim Bali yang merayakan Idul Fitri bersama keluarganya. Citarasa pedas dan bumbu rempahnya membuat sate ini mudah diterima oleh lidah masyarakat pendatang atau para pelancong yang berkunjung ke Bali. Disamping kelezatannya, ternyata sate lilit mempunyai beberapa makna budaya tersendiri bagi masyarakat Bali. Pertama, dilihat dari namanya. Sate lilit sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sate-sate lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Yang membuatnya berbeda adalah cara pembuatannya yang unik. Sesuai dengan namanya, sate lilit dibuat dengan cara melilitkan adonan daging ke sebuah batang kayu hingga lilitan...