Kue putu, berasal dari bahasa jawa yaitu puthu. Konon kue ini sudah ada sejak zaman Belanda,dulu disebut dengan putu belanda. Kue ini bertekstur basah, rasanya manis. Kue putu berbahan dasar tepung beras dan gula jawa, biasanya gula jawa terdapat dibagian tengah kue. Kue putu biasanya berwarna putih atau hijau dan berukuran kecil. Diatas kue ini terdapat taburan parutan kelapa dan gula pasir. Nah, uniknya kue putu dimasak menggunakan uap. Tepung beras dan gula jawa dimasukkan kedalam tabung dari bambu, dan sedikit dipadatkan. Kemudian diletakkan diatas lubang yang mengeluarkan uap. Unik bukan? Biasanya penjual kue putu berjualan pada malam hari. Dan yang khas dari penjual putu adalah suara yang ditimbulkan dari uap yang keluar dari celah kecil lubang. Suara tersebut seperti siulan yang panjang. OSKMITB2018
Antara legenda dan sejarah sering bercampur, fakta otentiknya kita yg hidup dijaman sekarang jelas tidak tahu. Tapi cerita tentang Raden Rangga putera dari raja Mataram Panembahan Senopati, sangatlah populer sampai sekarang. Konon katanya, Raden Rangga sangatlah sakti,ketika Raden Rangga disuruh memijat refleksi ayahnya, yaitu panembahan senopati, mungkin tidak sengaja kesaktian Raden Rangga keluar, sehingga sang raja meringis-ringis kesakitan dan raja mengipatke/menjejakan kakinya. Karena raja juga sakti, maka Raden Rangga terlempar jauh, badannya menabrak tembok benteng mataram sampai jebol,bekas jebolnya benteng sampai sekarang masih ada di kotagede, di kampung ndalem utara. Cerita lain konon Raden Rangga suka mainan batu keras batu canteng, batu cantengnya sampali sekarang masih ada dekat makam Hastorengga, dekat pabrik coklat MONGGO. Kisah selanjutnya, ketika pasukan dari Pajang datang menyerbu mataram,oleh mataram justru disuruh masuk kraton dan disuguhi makan enak-enak...
Keadaan geografis Kabupaten Gunungkidul yang berada di kawasan perbukitan karst Pegunungan Sewu memengaruhi keadaan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Tanah yang sifatnya mudah meloloskan air tersebut membuat masyarakat harus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang ada, salah satunya adalah di bidang pangan. Masyarakat yang tinggal di daerah Gunungkidul biasanya bercocok tanam dengan komoditas singkong karena tanaman singkong tidak memerlukan jumlah air yang cukup banyak. Sehingga, mayoritas makanan yang berasal dari Gunungkidul ini berbahan dasar singkong, salah satunya adalah patholo. Patholo adalah cemilan khas masyarakat Gunungkidul. Patholo ini memiliki bentuk dan cara pengolahan yang mirip dengan rengginang, bedanya patholo terbuat dari singkong sedangkan rengginang terbuat dari nasi. Patholo ini memiliki teksur yang renyah dan lebih lengket serta lebih halus dibanding dengan rengginang. Patholo ini dapat ditemukan hampir di seluruh daerah di Gunungkidul,...
Kupat adalah makanan yang berasal dari beras dibungkus menggunakan anyaman daun kelapa muda (janur) kemudian dikukus sampai matang. Akan tetapi, ternyata kupat ini mpunyai makna filosofis yang sangat tinggi sesuai dengan yang penulis peroleh dari seorang kiai yang bernama K.H. Ibnu Hajar Sholeh Pernolo dari Yogyakarta. Kupat sudah ada sejak zaman dahulu dan dipopulerkan serta digunakan oleh Sunan Kalijogo sebagai sarana dakwah Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijogo mendakwahkan ajaran Islam dengan menggunakan “KUPAT” nama yang merupakan kependekan dari “ngaku lepat” atau “kula lepat”. Sunan Kalijogo mengajarkan masyarakat untuk membuat kupat pada bulan syawal setelah Bulan Ramadhan dengan ajaran bahwa kita harus minta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain atau biasa disebut dengan “Halal bi Halal”. Sebenarnya, dahulu Sunan Kalijogo mengajarkan membuat kupat ketika hari ke delapan bulan syawal s...
UPACARA TARAPAN KERATON YOGYAKARTA INDONESIA Tarapan adalah upacara untuk memeringati haid pertama (menarche) seorang gadis. Di keraton Yogyakarta upacara ini dilakukan di Bangsal Sekar Kedaton. Gadis yang sedang menarche memakai baju khas keraton Yogya dengan rambutnya disanggul. Keluarga membuat tumpeng, sesaji yang terdiri dari rempah-rempah dan bumbu dapur serta bubur merah putih. Sesaji itu dimaksudkan untuk menolak bala. Pada upacara ini tidak ada pria yang boleh ikut, termasuk Sultan. Upacara Tarapan di Surakarta sedikit beda. Dalam perayaan ini si Gadis mengenakan batik dalam ritual siraman. Kemudian si Gadis berganti baju dengan kain bermotif grompol sebagai lambang permohonan kebahagiaan dan kesejahteraan. Grompol (menggerombol) artinya agar selalu dikelilingi oleh teman-temannya. Perayaan diakhiri dengan syukuran bersama. Sedangkan masyarakat Jawa pada umumnya cukup memeringati menarche dengan membuat bubur...
Tradisi Wiwitan adalah tradisi panen padi yang biasanya dilakukan para warga desa sebagai wujud syukur atas hasil panen padi. Secara khusus, rasa syukur ini ditujukan kepada "sedulur sikep" dan kepada Dewi Sri. Tradisi ini sering dilakukan oleh masyarakat petani Jogjakarta dan Jawa Tengah, sebelum proses panen padi. Sejarah Wiwitan, berasal dari kata "wiwit" yang berarti awal. Awal berarti tradisi ini dilakukan sebelum proses panen padi dilakukan oleh pemilik sawah. Upacara ini dilakukan untuk menghargai "sedulur sikep" atau bumi, yang dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihargai, dijaga, dan dihormati oleh manusia. Upacara wiwitan juga dilakukan untuk penghormatan pada Dewi Sri, yang diyakini sebagai dewi yang menumbuhkan padi di bumi. Tradisi wiwitan sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa. #OSKMITB2018 Prosesi dan Kebutuhan Upacara Proses wiwitan diawali oleh Mbah Kaum, yaitu orang tertua di kampung. Mbah K...
Pada ratusan tahun yang lalu, konon terdapat sebuah desa yang hampir seluruh penduduknya adalah seorang petani. Mereka seringkali mengadakan pertunjukan seni sebagai penawar lelah setelah seharian bekerja di ladang. Pada suatu hari, mereka mengundang seorang dalang terkenal pada masa itu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen besar yang baru saja diperoleh warga desa. Semua warga desa bergotong royong untuk menyiapkan pertunjukan wayang kulit yang sangat mereka nanti-nantikan itu. Akan tetapi, ada salah satu warga desa yang dengan sengaja memainkan salah satu wayang kulit si dalang. Saking senangnya, ia melakukan tindakan ceroboh hingga merusak wayang kulit tersebut. Mengetahui wayang kulitnya telah dirusak, dalang tersebut murka dan mengutuk seluruh warga desa menjadi wayang kulit lalu dibuang ke Bukit Nglanggeran. Nglanggeran sendiri berasal dari kata nglanggar atau melanggar. Penamaan tersebut dikait-kaitkan dengan kisah-kisah mistis dan kisah kemurkaan seorang dalang...
Pada ratusan tahun yang lalu, konon terdapat sebuah desa yang hampir seluruh penduduknya adalah seorang petani. Mereka seringkali mengadakan pertunjukan seni sebagai penawar lelah setelah seharian bekerja di ladang. Pada suatu hari, mereka mengundang seorang dalang terkenal pada masa itu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen besar yang baru saja diperoleh warga desa. Semua warga desa bergotong royong untuk menyiapkan pertunjukan wayang kulit yang sangat mereka nanti-nantikan itu. Akan tetapi, ada salah satu warga desa yang dengan sengaja memainkan salah satu wayang kulit si dalang. Saking senangnya, ia melakukan tindakan ceroboh hingga merusak wayang kulit tersebut. Mengetahui wayang kulitnya telah dirusak, dalang tersebut murka dan mengutuk seluruh warga desa menjadi wayang kulit lalu dibuang ke Bukit Nglanggeran. Nglanggeran sendiri berasal dari kata nglanggar atau melanggar. Penamaan tersebut dikait-kaitkan dengan kisah-kisah mistis dan kisah kemurkaan seorang dalang...
Rempeyek Jingking adalah makanan khas Daerah Istimewa Yogyakarta yang hanya bisa didapatkan di daerah pantai. Makanan ini dapat dijumpai di pesisir Pantai Parangtritis, Bantul atau di Pantai Baron, Gunungkidul. Rempeyek ini pada dasarnya sama seperti rempeyek pada umumnya hanya saja peran kacang atau kedelai diganti dengan hewan jingking. Jingking sendiri adalah kepiting kecil yang dapat ditemukan di sekitar pantai di Gunungkidul dan Bantul. Jenis makanan ini nyaris tidak bisa didapatkan di kios atau warung-warung karena hampir 90 persen makanan jenis ini dijajakan dengan cara asongan di sepanjang garis pantai Laut Selatan Bantul atau Gunungkidul. Jadi, untuk mendapatkan makanan jenis ini orang harus mencari penjualnya di pantai sebab penjual makanan jenis ini untuk saat ini semakin sulit ditemukan. Langkanya penjual rempeyek jingking di pasaran tersebut berkait erat dengan semakin sulitnya orang mendapatkan bahan baku peyek jingking, yakni binatang Jingking itu...