|
|
|
|
Tradisi Wiwitan, Ucapan Syukur Panen Padi Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16718056_Fransiska Selly P. |
Tradisi Wiwitan adalah tradisi panen padi yang biasanya dilakukan para warga desa sebagai wujud syukur atas hasil panen padi. Secara khusus, rasa syukur ini ditujukan kepada "sedulur sikep" dan kepada Dewi Sri. Tradisi ini sering dilakukan oleh masyarakat petani Jogjakarta dan Jawa Tengah, sebelum proses panen padi.
Sejarah
Wiwitan, berasal dari kata "wiwit" yang berarti awal. Awal berarti tradisi ini dilakukan sebelum proses panen padi dilakukan oleh pemilik sawah. Upacara ini dilakukan untuk menghargai "sedulur sikep" atau bumi, yang dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihargai, dijaga, dan dihormati oleh manusia. Upacara wiwitan juga dilakukan untuk penghormatan pada Dewi Sri, yang diyakini sebagai dewi yang menumbuhkan padi di bumi.
Tradisi wiwitan sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa.
#OSKMITB2018
Prosesi dan Kebutuhan Upacara
Proses wiwitan diawali oleh Mbah Kaum, yaitu orang tertua di kampung. Mbah Kaum akan membacakan doa di area sawah, bersama pemilik sawah. Setelah doa dilakukan, acara dilanjutkan dengan pemotongan padi sebagai tanda padi sudah siap untuk dipanen.
Sebelumnya, pemilik sawah harus sudah menyiapkan beberapa perlengakapan dan peralatan, yaitu kendi (guci tanah liat) yang berisi air, ani-ani (alat untuk memetik padi), bunga mawar, menyan, dan kain jarik (kain batik) untuk membungkus padi yang yang sudah dipanen Mbah Kaum.
Setelah ritual tersebut selesai, pemilik sawah akan membagikan makanan yang sudah disiapkan, kepada warga sekitar. Seluruh warga tanpa terkecuali boleh mendapatkan makanan tersebut.
Makanan yang disiapkan berupa nasi, telur rebus, rebusan daun dadap serep, sambal gepeng (berisi kacang tolo, teri, cabai, bawang, gula), ayam, dan intip (kerak nasi), dan terkadang dilengkapi tahu tempe, urap (atau biasanya disebut gudangan), dan peyek. Makanan ini biasanya dibungkus dengan daun pisang, dan dinikmati dengan tangan
Terancam Punah
Tetapi seiring perkembangan zaman, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan. Upacara ini sudah mulai sulit ditemui. Hal ini juga terkait perkembangan teknologi yang terjadi saat ini.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |