budaya
182 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Mayat Berjalan
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Salah satu ritual di Tana Toraja yang cukup terkenal dan terbilang seram yakni sebuah ritual mayat berjalan saat prosesi pemakaman masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Ritual mayat berjalan ini disebut Ma’nene, sebuah tradisi mengarak mayat yang telah diawetkan sebelumnya. Ritual ini dilakukan karena berdasar kepercayaan masyarakat Toraja, kematian menjadi sesuatu hal yang disakralkan dan harus dihormati. Kabarnya, tradisi ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang di Tana Toraja. Mereka yang bisa melakukan ritual tersebut memiliki ilmu khusus untuk membangkitkan orang mati. Orang-orang khusus ini memberi mantra kepada mayat hingga akhirnya orang yang sudah puluhan tahun meninggal bisa berjalan seperti layaknya manusia yang masih hidup. Bahkan binatang seperti kerbau yang sudah dipotong kepalanya dan dikuliti habis jika diberi mantera-mantera tersebut, mereka masih bisa dibuat berdiri dan berlari kencang ataupun mengamuk. Baca :Pererat silaturahmi Kesultanan Has...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Marrimpa Salo
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

RAKYATKU.COM, SINJAI  - Tradisi budaya  Marrimpa Salo  alias memeriahkan sungai, kembali digelar oleh Warga di Desa Sanjai Kecamatan SInjai Timur Kabupaten Sinjai, Selasa (10/10/2017) kemarin.   Kegiatan yang digelar setiap 10 November ini menampilkan parade perahu nelayan penangkap ikan di daerah tersebut yang mengelilingi sungai muara laut Takkalala-Batang yang luasnya sekitar 100 meter, dengan panjang rute sekitar 200 meter. Puluhan perahu warga yang telah dihiasi beragam kertas dan bendera memuat pengunjung mengelilingi sungai tersebut, dan diiringi suara musik tradisi warga setempat. Muhammad Basri Patongai, budayawan setempat menyebut, Marrimpa Salo adalah wujud keceriaan dan kesyukuran nelayan dan petani kepada sang pencipta yang telah melimpahkan rezekinya di darat dan di laut, sehingga manusia bisa menjaganya. "Dahulu, tradisi ini sangat bertentangan dengan agama dan aturan, karena pada saat dahulu, tradisi warga menyembah dengan mem...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
6_Rumah Adat Atakkae
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Selatan

Perumahan adat Attakkae terletak di pinggiran Danau Lampulung, kelurahan Attakkae, Kecamatan tempe tiga kilometer sebelah timur Kota Sengkang. Kawasan rumah adat ini dibangun pada tahun 1995. Di dalam kawasan perumahan adat ini terkumpul rumah-rumah adat tradisional dari berbagai kecamatan di Kabupaten Wajo.  Dari keseluruhan rumah, ada satu rumah yang lebih besar dari yang lain. Rumah ini dijuluki istana Saoraja La Tenribali. Rumah adat ini terdapat tepat di sebelah Danau Lampulung. Yang menarik, rumah adat terbesar ini memiliki 101 buah tiang yang masing-masing memiliki berat 2 ton. Tiang-tiang tersebut terbuat dari kayu Ulin yang didatangkan khusus dari Kalimantan. Masing-masing tiang memiliki garis tengah 0,45 meter dan tinggi dari tanah ke loteng 8,10 meter. Total ukuran Saoraja ini adalah panjang 42,20 meter, lebar 21 meter dan tinggi bubungan 15 meter. Saat ini, perumahan adat Attakkae digunakan sebagai tempat pelaksanaan pameran, semnar dan atraksi budaya permai...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
6_Mappanetta Bessi Bale
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

KABARWAJO.com – Selain meninggalkan jejak keagungan sejarah di masa lampau, Wajo pun mempunyai banyak tradisi unik yang diwariskan secara turun temurun yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya, tradisi mappanetta bessi bale. Tradisi unik menangkap ikan secara tradisional ini menjadi salah satu warisan budaya bagi warga Desa Tocule, Kecamatan Bola.   Dari namanya, mappanetta bessi bale merupakan proses menyambungkan mata tombak ikan dengan gagang dari bambu yang menjadi peralatan menangkap ikan bagi nelayan setempat. Yang unik, bambu yang digunakan merupakan bambu yang memiliki tujuh tulang yang diperuntukkan untuk menyimpan tujuh bahan yang menjadi simbol peruntungan bagi pemilik tombak ikan tersebut.   “Bessi bale ini sering digunakan nelayan pada kedalaman air satu sampai lima meter. Masyarakat Tocule meyakini bahwa bessi bale yang dibuat sedemikian rupa dapat meningkatkan nilai keberuntungan serta meningkatkan kualit...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
6_Maddoja Bine
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

TRADISI  yang menjadi budaya bagi petani yakni Maddoja Bine atau ritual sebelum menanam benih masih terjaga di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan ritual yang biasanya dilakukan tersendiri, namun petani yang bermukim di Desa Timusu melakukan ritual tersebut secara bersama-sama dan dikemas dalam acara pesta adat di Lapangan Lagoci, Desa Timusu, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Sulsel, Sabtu (13/8/2016). Kekompakan warga nampak dengan berbondong-bondong membawa ragam makanan dan kue tradisional serta hasil bumi sebagai sajian dalam ritual tersebut. Adapula ritual lainnya yang mengiringi ritual Maddoja Bine di antaranya Mappadendang dan Massure’ yang menceritakan tentang Meong Palo KarellaE merupakan kisah yang juga terdapat dalam naskah La Galigo. “Maddoja Bine merupakan ritual yang dilakukan sejak nenek moyang dahulu dan dilakukan secara turun temurun sampai sekarang,” kata salah satu tokoh masyarakat Desa Timusu, Muhammadiah....

avatar
adhaagary
Gambar Entri
6_Pesta Adat Tiga Matoa Kembar
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Bugiswarta.com, Soppeng  – Kekayaan adat istiadat suku bugis belakangan ini kembali dimunculkan, beberapa model kegiatan dilakukan sebagai wujud menjaga teradisi dan warisan leluhur.   Seperti halnya pesta adat tiga matoa kembar "Marale Paroto Berru" di Kelurahan Ujung Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng kembali digelar pukul 17.00 Wita Kamis, 26 Oktober 2017   Beberapa kegiatan yang jarang lagi ditemukan masyarakat Bugis, Pada pesta adat ini kembali ditampilkan kegiatan unik seperti "Mabbuang Majang, Mallogo, Maggasing, Massawung Manu, Maddaga, Sirawu Sulo Api (Perang Api) Dan Mabbele Ale (Memukul Diri Dengan Senjata Tajam).   Camat lilirilau A. Damrah, S.Sos, M.Si menyampaikan atas nama pemerintah Kabupaten Soppeng mengapresiasi dan terima kasih atas terlaksananya kegiatan ini.   "Saya berharap kegiatan ini menjadi wadah silahturahim untuk mempererat persatuan antara masyarakat dan dapat melestarikan budaya bangsa"...

avatar
adhaagary
Gambar Entri
6_Ritual Patorani
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Salah satu daerah yang masih mempertahankan budaya bahari dalam bidang penangkapan ikan yaitu di kabupaten Takalar tepatnya kecamatan Galesong. Sejak lama nelayan lokal di Galesong, mengenal serta mengembangkan berbagai jenis usaha penangkapan ikan di laut.  alah satu budaya penangkapan itu adalah budaya Patorani yaitu budaya menangkap dan mengumpulkan telur ikan terbang. Nelayan ikan terbang ini dikenal dengan nama nelayan-Patorani. Budaya ini dilakukan melalui serangkaian ritual. Dan telah turun temurun dilakukan. Para nelayan patorani melakukan penangkapan ikan pada musim timur. Proses Ritual Patorani Bagi Patorani, pergi menangkap ikan torani dan mengumpulkan telurnya di laut merupakan pekerjaan yang berat, karena akan mengarungi lautan yang sewaktu-waktu dapat membahayakan hidupnya. oleh karena itu timbul anggapan dalam dirinya bahwa di dalam laut berdiam makhluk-makhluk halus yang mempunyai kekuatan ghaib yang dapat menenggelamkan perahu dan kegagalan usah...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
6_Je'ne-Je'ne Sappara
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Ribuan pengunjung yang datang, baik masyarakat lokal maupun luar daerah. bahkan dari luar provinsi pun datang mengahadiri acara adat tahunan, Je’ne Je’ne sappara sebagai ikon tersendiri di Jeneponto. Jelas Ihsak Tumpu Rabu (24/2/2016). “Pengunjung adat tahunan Je’ne Je’ne Sappara ini ada dari luar kota dan terkhusus juga masyarakat Borontala di Kabupten Jeneponto, ini juga merupakan Ikon tersendiri” Pada kegiatan ini, Bupati Jeneponto Iksan Iskandar bersama Wakil Bupati Mulyadi Mustamu disambut dengan pengalungan Sarung dan adat anggaru dan beberapa pasukan kuda sebagai wujud penghargaan budaya Desa Borongtala Kecamatan Tamalatea Jeneponto, juga hadir Sejumlah Pejabat Kadis Pemkab bersama rombongan Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto Camat Tamalatea, Jajaran Kepolisian Polres Jeneponto, Jajaran Damdim serta ribuan pengunjung Jene Jene Sappara di Pantai Tubereka. Iksan Iskandar sangat senang dengan pelestarian Budaya Jene Jene Sappara ini...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
6_Dengke Ase Lolo
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

TERKINI.id, – Dengka Ase Lolo merupakan ritual perayaan pesta panen masyarakat di Dusun Moncongloe Lappara, Desa Moncongloe, Kabupaten Maros, yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Pesta tani ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa, atas keberhasilan menanam padi. Ritualnya diselenggarakan oleh para tetua adat setempat, dan dihadiri oleh masyarakat umum dan pejabat pemerintahan setempat. Ritual budaya ini dilaksanakan di dua tempat, rumah kepala adat kemudian dilanjutkan ke makam karaeng. Masyarakat setempat lebih mengenal dengan ko’bang. Biasanya Komponen utama dalam Dengka Ase Lolo terdiri atas 6 orang perempuan, 4 orang laki-laki, bilik baruga, lesung, alu, dan pakaian tradisional baju bodo. Para perempuan beraksi dalam bilik baruga, disebut pakkindona. Kemudian laki-laki yang menari dan menabur bagian ujung lesung disebut pakkambona. Bilik baruga terbuat dari bambu, serta memiliki pagar dari anyaman bambu yang disebut walasoji. Pe...

avatar
Sobat Budaya