masyarakat adat
1.447 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Sampyong Sebagai Kearifan Lokal Kota Angin (Majalengka)
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Sampyong Sebagai Kearifan Lokal Kota Angin (Majalengka) Sampyong merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional masyarakat Majalengka. Nama sampyong berasal dari dua suku kata, yaitu "Sam" dan "Pyong". Sam, yang berarti tiga, dan Pyong yang berarti pukulan. Nama tersebut diambil dari salah seorang penonton keturunan Cina yang secara tidak sengaja mengucapkan kata itu ketika ia tertarik dengan jumlah pukulan pertunjukan tersebut. Menurut sejarah, pada tahun 1960, di daerah Cibodas, kecamatan Majalengka terdapat pemainan rakyat tradisional, dengan nama Ujungan (Sampyong yang dikenal saat ini). Permainan tersebut adalah permainan adu ketangkasan dan kekuatan, yaitu dimana pemain nya akan saling memukul. Terdiri dari dua orang pemain yang saling berhadapan, baik perempuan ataupun laki-laki, serta dipimpin oleh seorang wasit. Alat pemukulnya berupa rotan dengan panjang 60 cm, para pemain menggunakan pelindung kepala, yang disebut taregos atau balakutal, dan sasaran pukul...

avatar
OSKM18_1631820_ Muhammad Bahrun Najah
Gambar Entri
Sejarah Kuda Kosong
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Kebudayaan mempunyai sifat dinamis, maka dari setiap zaman akan melahirkan budaya baru dan aset kebudayaan yang saat ini masih hidup di cianjur adalah sisa dari kehidupan budaya dari setiap zaman yang terakumulasi, salah satunya tercermin dalam sejarah tradisional “Kuda Kosong”. Kuda Kosong terlahir dari sebuah peristiwa tradisional Cianjur pada zaman kolonial Belanda tahun 1707 ketika kepemerintahan Cianjur di pimpin oleh Rd. Ariawiratanu 2 yang memiliki nama asli Rd. Wiratamanggala (1691-1707). Dulu, Cianjur pernah berada pada kekuasaan Banten kemudian setelah lepas dari kekuasaan Banten di ganti oleh kekuasaan Cirebon, ketika Cirebon jatuh pada kekuasaan Mataram, Cianjur dianggap sebagai warisan dari Cirebon. Sebelum terlepas dari pengaruh kekuasaan Mataram, Rd. Aria Wiratanu 2 atau Rd. Wiramanggala. Pada tahun 1691 kolonial Belanda mengutus kapten Winkler untuk menjadikan Cianjur sebagai salah satu daerah yang harus berasa dalam kekuasaan Belanda. Set...

avatar
OSKM18_16218164_Aura Diah Pitaloka
Gambar Entri
Puser Bumi
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Barat

Puser Bumi Jika membahas tentang Cirebon pasti tidak akan terlepas dengan Gunung Jati, nama suatu daerah yang menjadi situs sejarah di Cirebon. Jika mendengar namanya mungkin yang terlintas dipikiran kita adalah pegunungan yang dipenuhi dengan pohon jati, nyaris betul hanya saja Gunung Jati bukanlah gunung melainkan bukit yang merupakan pemakaman tokoh masyarakat salah satunya yaitu Syekh Datul Kahfi dan warga sekitar. Di puncak Gunung Jati ini terdapat lubang yang dikenal dengan Puser Bumi atau warga sekitar biasa menyebutnya Wudel Bumi.   Apakah Puser Bumi itu? Untuk mengetahui Puser Bumi itu sendiri apa, baiknya kita tahu cerita asal-usul Puser Bumi ini. Cerita yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Puser Bumi ini sendiri ada dua versi, yakni sebagai berikut. Versi Pertama Dahulu kala di sebuah daerah di pulau Jawa hiduplah para warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, para nelayan kerap kali kesulitan untuk pulang ke daerahnya d...

avatar
OSKM18_16018297_Chikmah
Gambar Entri
Pelafalan Fonem f dan v pada Masyarakat Sunda
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Aksara dan Bahasa Sunda Kuno sudah hidup ribuan tahun lamanya jika dihitung dari pertama kali berdirinya kerajaan Sunda. Huruf Sunda muncul pada tahun 500-an seperti yang digunakan dalam penulisan kebanyakan prasasti di Bogor. Aksara Sunda Kuno dikenal dengan istilah Kaganga. Pada huruf Kaganga, tidak terdapat huruf v dan f, hanya terdapat p. Sehingga kebanyakan orang Sunda tidak mengenal fonem f dan v dalam struktur fonologinya. Beratus-ratus tahun tradisi ini diterapkan dari generasi ke generasi sehingga melekat pada diri orang Sunda. Pendidikan modern sudah diterapkan didalam masyarakat, namun bagi sebagian masyarakat, pelafalan sunda kuno tetap digunakan dalam keseharian. Mereka masih merasa kaku dan asing dalam menggunakan fonem f dan v, sehingga mereka memilih untuk bercakap-cakap dengan fonem yang sudah mereka kuasai sejak lama. OSKMITB2018

avatar
OSKM18_16618071_Erika Gunawan
Gambar Entri
7 Pilar Budaya Kabupaten Cianjur
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Jawa Barat

Sejak dahulu, Kabupaten Cianjur sudah terkenal dengan budaya 3M (Maos, Mamaos, Maenpo) yang menjadi ciri Kabupaten Cianjur. Bupati Cianjur saat ini, Bapak Irvan Rivano Muchtar, berinisiatif menambahkan 4 pilar budaya yang menurut beliau relevan dengan keadaan masyarakat Cianjur sehingga "7 pilar budaya" menjadi sebuah tagline yang mewakili masyarakat Cianjur. 7 pilar budaya ini merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Cianjur karena mengandung semua aspek kehidupan, meliputi olah rasa, olah jiwa, juga olahraga. Berikut ialah penjelasan mengenai 7 pilar budaya Cianjur 1. Maos Maos atau mengaji merupakan budaya pertama yang menjadi prinsip masyarakat Cianjur. Agama dipercaya merupakan fondasi yang sangat penting untuk membangun masyarakat Cianjur yang sejak dahulu dikenal sebagai Kota Santri. 2. Mamaos Mamaos atau tembang cianjuran merupakan kesenian menyanyi seperti Sinden di Jawa. Lagu yang dinyanyikan merupakan tembang khas yang hanya ada di Cianjur dan biasa diiri...

avatar
OSKM2018_16518108_Muhammad Hikmat Irham Maulana
Gambar Entri
Tape Ketan dalam Ember
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Rasanya belum lengkap jika kita berkunjung ke daerah Kuningan, Jawa Barat jika belum mencicipi dan membeli oleh-oleh makanan khasnya, yaitu Tape Ketan.   Tape ketan merupakan makanan hasil fermentasi nasi ketan. Pada mulanya, beras ketan putih akan dikukus sampai matang dengan dicampur sari daun katuk untuk memberikan warna. Alasan penggunaan daun katuk adalah agar tape ketan nantinya akan berwarna hijau alami karena tidak menggunakan pewarna buatan/kimia. Kemudian, nasi yang sudah matang akan didinginkan dan ditaburi ragi. Pengemasan tape ketan ini dilakukan dengan cara membungkusnya kecil-kecil menggunakan daun jambu air. Selain dikenal memiliki daun yang cukup lebar untuk memudahkan pembungkusan, daun jambu air juga dapat menghasilkan aroma khas pada tape. Salah satu keunikan dari tape ketan khas Kuningan ini adalah dijual dalam ember-ember hitam bertutup rapat yang berfungsi juga sebagai tempat untuk memfermentasikan tape agar matang dan menampung air hasil fer...

avatar
OSKM18_16318131_Nabilla Rosa Santika
Gambar Entri
MBAH DALEM TUMPANG
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Barat

Kamu orang Cimahi pernah dengar nama Mbah Dalem Tumpang? Atau pernah berkunjung ziarah ke makamnya? Atau jangan-jangan gak pernah tau, apalagi datang ke makamnya?. Padahal sangat mungkin, tempatnya sering kamu lewati. Iya, kamu pasti sering lewat Jalan Gandawijaya kan?  Lokasi makam Mbah Tumpang memang nyingcet. Masuk gang sempit di samping kios servis jam, dekat toko olahraga Waluh. Naik tangga batu, lalu suasana bising di jalan pun berganti dengan sunyi, senyap.  Ya kalo kamu mau lari dari kenyataan, makam Mbah Tumpang ini cocok kayaknya. ðŸ˜Â Suasana sepi. Angin seolah berhenti bertiup. Sebuah pohon besar nan rindang yang mungkin usianya puluhan tahun membuat suasana sedikit mencekam. Di pelataran bawah pohon terdapat beberapa makam. Sementara makam Mbah Tumpang ada di dalam sebuah bangunan berukuran sekitar 5x6 meter.  Ngomong-ngomong siapa sih Mbah Tumpang itu? Kalao ngaku orang Cimahi mah mesti tahu atuh. Mbah Tumpang i...

avatar
OSKM_16118086_Ghiffari ITB_2018
Gambar Entri
Jamasan Pusaka Kerajaan Galuh
Ritual Ritual
Jawa Barat

Jamasan Pusaka Kerajaan Galuh adalah ritual untuk membersihkan benda-benda pusaka seperti persenjataan tradisional Kerajaan Galuh dan mahkota raja Kerajaan Galuh. Ritual ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali di bulan rabiul awal karena bertepatan dengan maulid nabi sehingga ritual ini selain bertujuan untuk membersihkan benda-benda pusaka juga mempunyai filosofi untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Prosesi jamasan sendiri diawali dengan membuka bungkus atau serangka tiap benda pusaka kemudian dimasukan ke dalam air yang sebelumnya sudah disediakan di dalam sebuah wadah khusus yang terbuat dari kayu. Air tersebut diperoleh dari tujuh mata air dari Jambansari, Karangkamulyan, Imbanagara, Cimaragas, Nagaratengah, Cineam, dan Tasikmalaya. Air tersebut juga ditaburi tujuh jenis bunga. Setelah siap, kemudian pusaka tersebut dimasukan ke dalam air lalu digosok menggunakan jeruk nipis. Kemudian dikeringkan menggunakan lap kering lalu diberi minyak wangi dan...

avatar
OSKM18_16918349_M.shaquille dzaki Fayyadh
Gambar Entri
Mengenal Kembali Lais
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Indonesia terkenal dengan suku bangsa yang begitu banyak dan menarik. Masing-masing suku bangsa itu pun memiliki adat dan budaya yang begitu banyak dan menarik pula. Lais adalah salah satu dari banyaknya budaya menarik tersebut. Seni Lais merupakan salah satu kesenian khas sebuah daerah di Indonesia yaitu Garut. Nama "Lais" berasal dari nama seorang pemanjat pohon pada masa kolonial Belanda yang bernama Laisan. Laisan berasal dari Kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut. Laisan sangat terampil memanjat pohon. Karena keahliannya, Laisan selalu ditonton masyarakat ketika memetik buah kelapa. Biasanya, para penonton bersorak sembari menabuh benda yang ada disekitarnya untuk menyemangati Laisan. Karena kebiasaan inilah, para tokoh kesenian di daerah tersebut meminta agar keterampilan ini dimodifikasi untuk dipentaskan di depan khalayak ramai. Seni Lais sendiri adalah sebuah seni pertunjukan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari 8 orang. D...

avatar
OSKM_16818015_Malva Nabila Suganda