1. Sawérigading mendatangi isterinya yang bernama I Wé Cudai memberitahukan bahwa anak angkatnya yang bernama La Mappanyompa mengundangnya ke Senrijawa untuk menghadiri uapacara yang diadakan oleh saudaranya. 2. Utusan pembawa undangan itu juga mengundang anak datu tujuh-puluh, sambil mengatakan bahwa sejak bulan lalu dia mengantar juga undangan ke Tompo Tikka, Singki Wéro dan Lau Saddeng. 3. Anak datu tujuh-puluh sedang asyik menyabung ayam di gelanggang, sedang Wé Tenridiyo yang bergelar Batari Bissu anak Sawérigading yang dinasibkan menjadi bissu sejak kecil, menengadah ke langit berkomunikasi dengan orang kayangan suami langitnya yang bernama To Sompa Riwu. 4. To Sompa Riwu turun dari langit menjemput Wé Tenridiyo menaikkannya ke Boting Langi. Dalam perjalanannya ke Boting Langi, dia melihat dunia yang ditinggalkan itu besarnya hanya bagaikan sebua kempu. 5. Setiba Wé Tenridio di Boting Langi, dia mendengar dari bawah bunyi gendang besar, gendang upacara Wé Tenriba...
Prosesi Mattompang, adalah merupakan salah satu upacara adat yang sakral, yaitu upacara mensucikan benda-benda pusaka Kerajaan Bone yang disebut Mappepaccing Arajang atau dalam istilah pangadereng (adat) disebut Rilangiri dan secara khusus disebut Mattompang Arajang Yang dimaksud dengan Arajang ialah benda atau sekumpulan benda yang sakral karena memiliki nilai magis dan pernah dipergunakan oleh raja atau pembesar kerajaan. Benda-benda tersebut disimpan secara khusus dan sangat dihormati. Pada zaman dahulu, Mappepaccing Arajang dilaksanakan oleh para Bissu atas restu raja atau mangkau di dalam ruangan tempat penyimpanan arajang tersebut. Adapun tahapan prosesi Mattompang Arajang dilaksanakan dengan tatacara sebagai berikut: 1.Mappaota Ketua Adat mempersembahkan Daun Sirih yang diletakkan dalam sebuah Cawan kepada Bupati Bone sebagai laporan bahwa upacara adat akan segera dimulai. Selanjutnya diiringi oleh para Bissu ke tempat Arajang. 2.Penjemputan Benda-benda Pusaka dari Tempat Araja...
Lontaraq adalah sebutan naskah bagi rakyat Sulawesi Selatan. Kata ini diambil dari bahasa Jawa/Melayu yaitu lontar atau palem tal ( Borassus flabellifer ). Dengan begitu, lontaraq adalah naskah yang ditulis pada daun tal, tradisi yang juga dilakukan oleh orang Sunda, Jawa, dan Bali dalam menulis naskah rontal mereka. Ada pula yang berpendapat bahwa secara etimologis kata lontarak terdiri dari dua kata: raung (daun) dan talak (lontar). Kata raung talak mengalami proses evolusi menjadi lontarak . Ada sebuah lontaraq yang unik, mirip dengan pita atau kaset audio/video. Teksnya ditulis satu baris pada daun tal sempit yang digulung, hanya dapat dibaca bila gulungan diputar balik. Tulisan pada gulungan bergerak di depan mata pembaca, dari kiri ke kanan. Salah satu lontaraq gulung tersebut adalah La Galigo , sebuah epos asli masyarakat Bugis, diperkirakan ditulis pada abad ke-14, masa pra Islam. Karya sast...
Rambang Pulo L : Nalamatepa inakke aringku Lingka mange ri anjayya Ampa mukua 2X Mallang tojengki anngai Terjemahan : Jikala aku mati adikku &nbs...
TARI SERE API DAN IRINGAN PADENDANG Sere Api atau Massere Api berasal dari bahasa bugis yang berarti bergerak/menari di dalam kobaran api. Keberadaan Sere Api diketahui sejak tahun 1920 tepatnya di Desa Gattareng, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru. Sere Api berkembang dan muncul pertama kali di Dusun Lempang, Desa Gattareng. Keberadaan Sere Api sampai sekarang belum diketahui siapa penciptanya karena menurut masyarakat diwilayah tersebut, Sere Api lahir secara spontanitas sejak nenek moyang hingga sekarang. Tari Sere Api ini adalah ritual tahunan masyarakat Desa Gattareng yang berfungsi sebagai alat atau sarana komunikasi kepada dewi padi “ Sang Hyang Sri ” dan sebagai perayaan rasa syukur atas hasil cocok tanam yang akan segera dipanen. Selain sebagai media hiburan, Sere Api juga mempunyai fungsi sosial, sebab Sere Api dapat mempererat hubungan silaturahmi dan hubungan emosional antar warga setempat. Lebih lanj...
Asal-usul kampungku…. Batutanengnge. Batutanengnge… Mungkin ada yang bertanya apa sih itu Batutanngnge? Dalam bahasa Bugis Batutanengnge sendiri artinya adalah batu yang di tanam, tapi saya tidak akan membahas batu yang di tanam sehingga menjadi rindang dan kemudian menghasilkan buah atau bunga, tapi asal usul kenapa ada sesuatu yang disebut Batutanengnge. Batutanengnge sendiri adalah nama tempat disebuah daerah di kec. Kahu, kab. Bone, sul-sel. Daerah pedesaan indah nan asri yang kata orang mirip ubud bali. Menurut eyang-eyang yang saat ini kebetulan Alhamdulillah masih hidup, dahulu Batutanengnge bernama Latepo, tapi alkisah dalam legenda pada saat jaman penjajahan entah itu jaman penjajahan Jepang atau Belanda saya juga tidak tahu yang jelasnya mereka menyebutnya jaman gerillia, di Latepo tersimpan sebuah harta karun berupa bongkahan emas yang yang di anggap suci ole...
Silsilah keturunan Arung Palakka Arung palakka merupakan anak dari La Pottobune (arung Tanah Tengang Datu Lompulle) seorang bangsawan tinggi di kerajaan Soppeng, sedangkan ibunya bernama We Tenri Sui' Datu Mario ri Wawo yang merupakan putrid raja Bone ke XI yang bernama La Tenriruwa Sultan Adam dan istrinya bernama We Baji Labae ri Mario Riwawo, yang merupakan anak dari We Tenri Pakkua (raja bone ke VI) istrinya bernama La MakkaroddaMabbeluwa (datu Soppeng ri lau), yang dilahirkan oleh Latenri Sukki dan istrinya Lateri Songke, bapak Latnri sukki adalah Latenri Bali dan ibunya bernama Berrigau. Berrigau anak dari La Saliyu ibunya We Tenriroppo. Bapak La Saliyu adalah Lapanttingki dan ibunya Pattanra Wanua, Patanra Wanua adala seorang anak dari perkawinan Manurung'e ri'matajang dengan Manurung'e Ri Tiro.. dengan demikian La Tenritatta (Arung Palaaka ) merupakan cucu dari Manurung'e Ri Matajang berada pada cucu lapisan ke sepuluh. 2. Persekutuan Kerajaan Bone dengan...
MUSEUM BALLA LOMPOA Dalam bahasa Makassar, ‘balla’ memiliki arti ‘rumah’ dan ‘lompoa’ berarti ‘besar’ sehingga dapat kita artikan bahwa ‘Balla Lompoa’ merupakan rumah besar atau rumah kebesaran. Museum Balla Lompoa ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi benda-benda dari Kerajaan Gowa. Nah, dapat kita ketahui pula bahwa Museum ini berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Sedikit menyinggung mengenai sejarah Kerajaan Gowa, dimana Kerajaan Gowa ini terbagi kedalam dua periode yaitu Kerajaan Gowa Purba dan Kerajaan Gowa Lontara’. Kerajaan Gowa Purba merupakan era kerajaan yang disebut sebagai ‘ The Dark History ’. Julukan tersebut tidaklah semerta-merta diberikan pada masa itu. Menurut cerita dari Bapak Andi Jufri Tenri Bali [1] atau yang lebih dikenal dengan Puang Pile, era ini masyarakatnya tidak terlalu banyak y...
Salokoa Mahkota kerajaan gowa (Salokoa) adalah warisan peninggalan kerajaan gowa pertama Tumanurunga pada abad XIII dipakai sampai raja Gowa XXXVI, mahkota ini memiliki berat 1768 gram, mahkota ini dipakai ketika raja (Somba) di nobatkan. pada saat ini, mahkota ini hanya dapat dilihat ketika acara pencucian benda pusaka di museum balla lompoa atau yang biasa disebut "Accera Kalompoang". Sumber informasi : Andi Jufri Tenri Bali Sumber tulisan & gambar : Vera Dasilva