|
|
|
|
Mattompang Arrajang Tanggal 28 May 2014 oleh Zashanatasya . |
Prosesi Mattompang, adalah merupakan salah satu upacara adat yang sakral, yaitu upacara mensucikan benda-benda pusaka Kerajaan Bone yang disebut Mappepaccing Arajang atau dalam istilah pangadereng (adat) disebut Rilangiri dan secara khusus disebut Mattompang Arajang Yang dimaksud dengan Arajang ialah benda atau sekumpulan benda yang sakral karena memiliki nilai magis dan pernah dipergunakan oleh raja atau pembesar kerajaan. Benda-benda tersebut disimpan secara khusus dan sangat dihormati. Pada zaman dahulu, Mappepaccing Arajang dilaksanakan oleh para Bissu atas restu raja atau mangkau di dalam ruangan tempat penyimpanan arajang tersebut. Adapun tahapan prosesi Mattompang Arajang dilaksanakan dengan tatacara sebagai berikut: 1.Mappaota Ketua Adat mempersembahkan Daun Sirih yang diletakkan dalam sebuah Cawan kepada Bupati Bone sebagai laporan bahwa upacara adat akan segera dimulai. Selanjutnya diiringi oleh para Bissu ke tempat Arajang. 2.Penjemputan Benda-benda Pusaka dari Tempat Arajang Puang Matoa mempersembahkan Sekapur Sirih (Ota) di depan arajang sebagai ungkapan penghargaan kepada hal-hal gaib sembari memohon izin untuk membersihkan Arajang. Proses ini diawali dengan seperangkat bunyi-bunyian dari tempatnya dan diiringi dengan tarian yang disebut Sere Aluasu oleh para Bissu. Secara religius para Bissulah yang menggerakkan dan memindahkan Arajang atas persetujuan raja, karena mereka dianggap mengetahui serta mampu berhubungan dengan gaib yang menyertai Arajang tersebut. Kemudian Arajang diserahkan kepada tokoh adat, kemudian dibawa ke hadapan Bupati Bone untuk dikeluarkan dari sarungnya dan diletakkan kembali tanpa sarung. 3.Mattompang Tokoh adat membawa Arajang kepada Pattompang untuk disucikan atau ditompang yang diiringin dengan Gendrang Bali SumangE sampai proses mattompang selesai. Adapun benda-benda pusaka kerajaan Bone yang disucikan (ditompang) yaitu Terbuat dari emas murni yang terdiri 63 potongan yang panjangnya 1,77 meter. Pada kedua ujungnya tergantung 2 buah medali emas yang bertuliskan bahasa Belanda sebagai tanda Penghargaan Pemerintah Kerajaan Belanda kepada Arung Palakka raja Bone ke-15. Sembangeng Pulaweng (Salempang Emas); Benda-benda kerajaan yang ditompang (disucikan) anatara lain : *La Tea Ri Duni Sebuah kalewang yang disebut Alameng? Sarung serta hulunya dilapisi emas dan dihiasi intan permata *Lamakkawa Sebuah keris yang disebut Tappi Tata Rapeng yang seluruh sarung dan hulunya dilapisi emas. *La Salaga Sebuah tombak yang pada pegangan dekat mata tombak dihiasi emas. Tombak ini merupakan simbol kehadiran raja. *Alameng Tata Rapeng Sejenis kalewang yang hulu serta sarungnya berlapis emas dan merupakan kelengkapan pakaian kebesaran Ade Pitu (Hadat Tujuh semacam legislatif masa kini)? Setelah dibersihkan, Arajang diperhadapkan kembali kepada Bupati Bone untuk disarungkan. Kemudian Tokoh Adat dan para Bissu menuju ke tempat Arajang untuk menyimpan kembali benda-benda pusaka tersebut ketempat semula. Ritual ini dilaksanakan setahun sekali pada saat Hari jadi Bone "6april" (Sumber data : Teluk Bone)
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |