|
|
|
|
museum balla lompoa Tanggal 10 Mar 2016 oleh Sobatbudayamakassar . |
MUSEUM BALLA LOMPOA
Dalam bahasa Makassar, ‘balla’ memiliki arti ‘rumah’ dan ‘lompoa’ berarti ‘besar’ sehingga dapat kita artikan bahwa ‘Balla Lompoa’ merupakan rumah besar atau rumah kebesaran. Museum Balla Lompoa ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi benda-benda dari Kerajaan Gowa. Nah, dapat kita ketahui pula bahwa Museum ini berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sedikit menyinggung mengenai sejarah Kerajaan Gowa, dimana Kerajaan Gowa ini terbagi kedalam dua periode yaitu Kerajaan Gowa Purba dan Kerajaan Gowa Lontara’. Kerajaan Gowa Purba merupakan era kerajaan yang disebut sebagai ‘The Dark History’. Julukan tersebut tidaklah semerta-merta diberikan pada masa itu. Menurut cerita dari Bapak Andi Jufri Tenri Bali[1] atau yang lebih dikenal dengan Puang Pile, era ini masyarakatnya tidak terlalu banyak yang tahu tentang sosial di sekitar mereka sehingga mendapat julukan ‘the dark’. Pada masa ini dipimpin oleh empat Raja berturut-turut; yaitu Batara Gowa, yang dibunuh di Tala (nama aslinya tidak diketahui), Ratu Manracai, dan Karaeng Katangka.
Bangunan museum ini berbentuk rumah panggung dengan tangga setinggi -/+ dua meter. Tangga ini memiliki makna bahwa jika anak tangganya makin banyak maka makin tinggi pula derajat atau posisi dari si pemilik rumah. Rumah adat Gowa ini terdapat lima jenjang atap utama yang menandakan bahwa pemilik rumah memiliki derajat tertinggi yaitu penguasa/raja. Di teras rumah juga terdapat tiga jenjangan atap yang berarti seorang bangsawan. Nah, bentuk rumah ini juga memiliki makna tersendiri yang terbagi dalam tiga bagian yaitu alam atas (bagian depan) mencerminkan kepala, alam tengah (badan rumah) mencerminkan bawah dagu hingga pusar, dan alam bawah (bagian belakang) mencerminkan bawah pusar hingga kaki. Bentuk rumahnya melambangkan bagian-bagian tubuh manusia. Perlu diketahui juga bahwa seluruh bangunan ini terbuat dari kayu ulin atau kayu besi yang tidak akan lapuk termakan waktu.
Di dalam ruang tamu terdapat bosara yang diperuntukkan untuk menaruh kue-kue tradisional dengan rasa manis. Maknanya adalah semanis hati tuan rumah menerima tamu. Selain bosara, ada juga payung yang terbuat dari pohon lontara’. Jenis payungnya pun beragam, ada la’lang sipue dan ubu’-uburu’. Payung ubu’-uburu’ ini konsep dasarnya dari ubur-ubur yang ada di daerah pesisir pantai. Di dalam ruang tamu ini juga terdapat senjata tradisional dan baju bodo. Senjata tradisional terdapat berbagai macam ada badik, parang, dan tombak. Ukuran dari masing-masing senjata ini pun berbeda-beda. Khusus untuk badik, ada ukuran yang sangat besar (tobo), menengah (badik), dan kecil (badik-badik) dengan berbagai motif. Badik yang sangat besar (tobo) ukuran panjangnya berdasarkan ukuran tangan si pemilik mulai dari ibu jari hingga jari tengah. Ini menandakan pamor dari pemegang badik. Penggunannya lebih banyak diperuntukkan untuk penjagaan diri. Sedangkan badik ukuran kecil (badik-badik) dikhususkan untuk wanita yang disimpan dibagian belakang kepala guna untuk menjaga diri mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Badik sendiri terbuat dari patahan-patahan meteor yang jatuh, dan si pembuat (empu) badik bukanlah sembarang orang sehingga hasilnya pun tidak akan asal-asalan bahkan ada beberapa badik yang memiliki “kekuatan”. Kekuatan tersebut muncul dari ritual-ritual yang dilaksanakan sebelum badik digunakan.
sumber tulisan : Asdia Amir & Alfiany Bahar
[1] Pemangku Adat Museum Balla Lompoay
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |