52 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Gelayang Tunang
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Pemuda Gampong Puli, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie menggelar perlombaan gelayang tunang yang memperebutkan Piala Ketua Pemuda Gampong Puli, Kamis (29/6). Acara yang dilaksanakan di Gampong Puli itu diikuti 50 peserta dari berbagai gampong di Kecamatan Pidie. Acara tahunan tersebut juga disaksikan ratusan penonton dari berbagai kalangan masyarakat. Setiap peserta yang akan mengikuti lomba terlebih dahulu melewati beberapa kriteria, seperti ukuran panjang, lebar sayap, dan benang yang dipakai juga diatur dalam lomba. Ketua Pemuda Puli Zulfahmi mengatakan dalam perlombaan itu pihak panitia sudah menyiapkan berbagai hadiah, seperti tropi, piagam dan uang tunai. Acara tersebut juga sebagai ajang silaturahmi masyarakat Kecamatan Pidie.   “Acara ini merupakan tradisi budaya yang patut dijaga, sehingga tidak hilang dizaman modern. Saya melihat masyarakat sangat antusias dan terhibur dengan adanya lomba ini," kata Zulfahmi. Keluar sebagai juara satu yakni la...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kapai-Kapai Inggreh
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan ini dapat dijumpai di Aceh, terutama pada kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame yang berlokasi dibagian Kabupaten Aceh Selatan. Jadi, lokasi/tempat permainan ini dijumpai selain di bagian pesisir Aceh (pesisir Utara dan pesisir Timur) juga di pesisir bagian Barat (termasuk Kabupaten Aceh Selatan sekarang), yang masing-masing didiami sebagian kelompok etnis Aceh dan kelompok etnis Aneuk Jame. Dilihat dari segi nama, permainan ini menunjukkan keanehannya Kapai-kapai Inggreh dalam Bahasa Indonesia artinya Kapal-kapal Inggris. Adegan yang dimaksud adalah seperangkat tanya jawab antara para pemain. Adapun pertanyaan dan jawaban yang harus dilontarkan dalam permainan tersebut adalah sebagai berikut : Tanya: Peu kapai nyo? (Kapal apa ini?) Jawab: Kapai Inggreh. (Kapal Inggris) Tanya: Pei ji peuding? (Apa muatannya?) Jawab: Ate tapeh. (Hati Sabut Kelapa.) Sejarah Latar Belakang Sejarah Perkembangan Permainan. Seperti te...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Pepilo
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Pepilo adalah bahasa daerah Gayo yang berarti baling-baling dalam bahasa Indonesia. Baling-baling dibuat dari batang kayu dadap yang sudah kering atau dari bambu kering, atau dapat juga kulit buah dadap yang sudah kering. Yang dibuat dari batang dadap untuk anak-anak yang sudah besar, yang dari bambu untuk anak sedang, dan yang dari kulit buah dadap untuk anak kecil. Pepilo model pertama, panjang baling-balingnya kira-kira sedepa, lebarnya 5 jari; model kedua sedikit lebih pendek dari yang pertama, dan yang ketiga sepanjang buah itu sendiri (kira-kira sejengkal). Pembuatan pepilo dari kayu dadap harus orang yang benar-benar ahli, tidak seperti yang dibuat dari bambu; sedangkan yang dari kulit buah tidak begitu sukar. Bila angin kencang, beberapa anak kita lihat memegang pepilo masing-masing, serta berlarian ke arah datangnya angin. Arena tempat diadakannya permainan ini riuh rendah dengan sorakan anak-anak karena pepilonya berputar dengan kuat. Sejarah Menurut penutura...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Kekuriken
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Kekuriken adalah bahasa daerah Gayo yang asal katanya kurik, artinya ayam. Kekuriken berarti beradu seperti ayam. Permainan ini mempergunakan bola yang terbuat dari tanah liat. Bola tadi dinamai “kurik” karena akan diadu dengan kurik lainnya di arena peraduan yang dibuat sedemikian rupa sehingga bola digulirkan maka dengan sendirinya akan bertemu dengan bola lainnya, sehingga berbenturan keras. Bola yang pecah atau kurik yang kalah harus menanggung resiko, yaitu si pemiliknya harus menjalankan sanksinya yang telah disepakati bersama sebelumnya. Sejarah Menurut orang-orang tua, permainan ini asli berasal dari daerah Gayo ini karena menurut mereka ketika masih kanak-kanak mereka mlaksanakan permainan ini diajarkan orang-orang yang lebih tua, juga keadaan tanah persawahan di daerah ini memungkinkan melaksanakan permainan tersebut. Tanah persawahan yang sempit yang dikerjakan secara terus menerus menyebabkan tanah tersebut tandus dan akhirnya menjadi tanah liat. Bo...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Kis-kisen
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Permainan ini disebut kis-kisen, dalam bahasa Aceh Tenggara yang berarti adu menyelam di dalam air. Kis artinya tahan lama di dalam air atau tidak bernafas, dan kisen artinya diadu untuk tidak bernafas selama mungkin di dalam air. Peserta permainan menyelam di dalam air dengan disaksikan oleh para penonton. Salah seorang dari penonton menghitung berapa saat yang dapat diperoleh setiap peserta. Peserta yang terlama di dalam air dinyatakan memenangkan permainan ini. Sejarah Permainan ini sudah agak jarang dilaksanakan anak-anak. Permainan ini terdapat di kampung-kampung di luar kota bahkan jauh dari keramaian kota. Permainan ini pada mulanya hanya sebagai bunga dalam permandian, tetapi lama kelamaan dipertandingkan karena ada manfaatnya setelali anak itu besar. Karena Aceh Tenggara adalah daerah aliran sungai Simpang Kiri, salah satu sungai yang terbesar di Aceh, dan hasil ikannya cukup banyak. Untuk menangkap ikan kadang-kadang harus menyelam, misalnya bila jalanya ters...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Jangut Ngkurik
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Jangut ngkurik adalah bahasa daerah Gayo yang terdiri atas 3 kata, yaitu jangut berarti bulu, ng berarti nya, dan kurik berarti ayam. Jadi, jangut ngkruik berarti bulunya ayam atau tepatnya bulu ayam. Permainan ini dinamakan demikian karena bahan baku utamanya adalah bulu ayam. Bulu-bulu ayam dimasukkan ke dalam bambu kecil, sehingga bila bambu tersebut dipukul pada bukunya, jangut ngkurik yang ada di dalamnya melayang ke udara. Para pemain berdiri melingkar pada suatu lapangan, dan di tengah-tengah berdiri seorang sebagai pembagi bola jangut ngkurik yang di dalam bahasa daerah ini disingkat dengan bal. Pembagi tersebut tugasnya membagi bal kepada setiap pemain. Pemain yang gagal mengembalikan balnya kepada pembagi harus menerima hukuman dan bertindak sebagai pembagi bal yang berdiri di tengah lingkaran. Sejarah Permainan ini dari dahulu sampai sekarang keadaannya tidak berubah, baik mengenai aturan maupun penyempurnaan bal. Kedudukannya sudah terdesak permainan bulu t...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Meu Geunteut-Geunteut
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Meu geunteut-geunteut adalah suatu permainan yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara. Geunteut-geunteut terdiri atas dua kata, yaitu geunteut dan geunteut yang disatukan menjadi satu perkataan. Kata geunteut apabila disebut hanya satu kali mempunyai arti yang berbeda dengan geunteut yang diulang atau geunteut-geunteut. Geunteut berarti suatu imajinasi masyarakat terhadap suatu makhluk halus atau jin yang datangnya dari atas, sedangkan geunteut-geunteut adalah suatu permainan yang dilakukan anak-anak, kadang-kadang juga pemuda, dengan menggunakan alat yang terbuat dari ujung bambu dan mempunyai tempat berdiri yang dalam Bahasa Aceh disebut tungkeh. Permainan ini dapat dilakukan di lapangan dan juga di jalan-jalan raya yang sepi, asal saja tanahnya rata. Sejarah Permainan geunteutgeunteut ini dilakukan anak-anak karena banyak waktu senggang dan adanya alat permainan yang mudah didapat. Anak-anak berusaha mengisi waktu senggang dengan bermain yang menggembirakan. Permai...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Ghieng-Ghieng Asee
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Asal nama permainan ini informan tidak dapat menjelaskan secara konkrit karena permainan ini memang sudah berkembang sejak lama dan generasi sebelum mereka tak pernah menceritakan tentang asal nama permainan tersebut. Ghieng-ghieng asee demikian nama permainan ini, merupakan permainan anak-anak yang tidak menggunakan alat-alat musik dan bersifat per seorangan. Ghieng-ghieng asee berkembang di seluruh Daerah Istimewa Aceh (sekarang, Aceh), walaupun dengan nama yang berbeda, secara jelas akan diuraikan pada bagian lain dalam penulisan ini. Permainan ini dapat digolongkan ke dalam salah satu cabang olah raga. Sejarah Dari hasil wawancara, permainan ini sudah lama sekali berkembang di dalam masyarakat.  Sejak kapan permainan ini mulai berkembang dan dari mana asalnya tidak diketahui. Yang jelas permainan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sampai sekarang. Waktu Pelaksanaan Permainan ini tidak ditetapkan apakah pagi, tengah hari, atau sore har...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Meu Een Aceue
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Aceh

Meu Een Aceue, nama suatu permainan yang terdapat di Daerah Istimewa Aceh atau khususnya di Kabupaten Aceh Utara. Meu een Aceue terdiri atas dua per ka taan, yaitu meu een berarti bermain (permainan) dan aceue adalah nama yang diberikan untuk permainan tersebut. Meu een aceue sering juga disebut meu een kiroee karena pada umumnya alat-alat permainan banyak menggunakan aneuek kiroee yang berarti buah kemiri. Di samping buah kemiri yang dipakai juga pineueng rueuek, yaitu pinang yang telah cukup tua. Permainan ini biasanya dimainkan anak-anak pada bulan puasa. Sejarah Dari mana asal permainan ini sukar untuk diketahui, tetapi menurut informan permainan ini dari Aceh asli. Perlu juga dicatat bahwa hampir di seluruh Daerah Istimewa Aceh permainan ini berkembang walaupun terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak prinsipil. Waktu Pelaksanaan Permainan ini dilaksanakan pada bulan puasa dan cuaca baik, tetapi tidak pada musim turun ke sawah. Yang dimaksud dengan cuaca baik...

avatar
Admin Budaya