Menurut cerita dari mulut ke mulut,ketika Kab. Rembang dipimpin oleh seorang bupati yang bernama Pangeran Sido Laut wilayah Rembang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.Dikarenakan Pangeran Sido Laut adalah seorang yang perkasa,memiliki banyak kesaktian,dan juga memiliki pembantu yang luar biasa,salah satunya kedua adiknya yang bernama Raden Bitingan dan Raden Pamot. Pada saat musim kemarau di wilayah Kab.Rembang dilanda kekeringan,datanglah seorang pengembara asing yang menetap di tengah hutan sebelah selatan pusat pemerintahan Kab. Rembang yang bernama Pande Solang.Anehnya,dalam waktu dekat pengembara ini telah berhasil menghimpun beberapa orang warga disekitarnya menjadi pengikutnya.Hal ini dikarenakan Pande Solang memiliki banyak kesaktian dan ilmu pencak silat yang cukup tinggi. Rupanya Pande Solang memiliki niat yang kurang baik,ia bermaksud merebut kekuasaan Kab. Rembang yang dikuasai oleh Pangeran Sido Laut....
Konon, ketika Raden Pandan Arang mengadakan pertemuan dengan para santri dan abdi dalem, Raden Pandan Arang atas saran para pengikutnya, berkeinginan melakukan perjalanan ke wilayah selatan Semarang. Dengan berbekal secukupnya, Raden Pandan Arang dengan tidak kurang dari lima puluh orang santri dan abdi dalem berjalan ke arah selatan. Karena medan yang mereka tempuh naik turun gunung atau perbukitan, perjalanan mereka tidak selancar ketika melakukan perjalanan ke arah barat. Namun, mereka semua bergembira dan tidak nampak keletihan. Mereka semua terhibur oleh indahnya panorama alam yang mereka saksikan. Dari salah satu bukit yang mereka lalui, tampak di kejauhan Laut Jawa yang membiru. Pemandangan seperti itu belum pernah mereka saksikan dalam perjalanan mereka sebelumnya. Mengetahui kegembiraan dari para pengikutnya, Raden Pandan Arang berpesan, ” Betul. Saya pun merasakan demikian. Ternyata, alangkah indahnya wilayah kita. Oleh karena itu, jagalah semua itu. Jang...
Peperangan antara prajurit Tuban dan Pati . Saat itu, banyak penduduk Pati yang pergi melarikan diri untuk mengungsi demi keselamatan jiwanya. Salah seorang diantaranya adalah Kyai Pati . Dia pergi kearah timur di Daerah Semarang. Dengan mengendarai seekor sapi yang bernama Pragolapati , sapi itu bisa lari cepat sampai tidak bisa di ikuti oleh musuh, dia mengungsi bersama para pengikutnya. Dan tibalah rombongan ini di sebuah tempat yang dianggapnya sudah cukup aman dan nyaman. ''Daerah ini rasanya cukup aman untuk berlindung,'' kata Kyai Pati, benar Kyai sepertinya aman dan kelihatannya daerahnya juga subur kata pengikutnya. ''Bagaimana kalau kita menetap di daerah ini saja?'' tanya Kyai Pati, yang dijawab ''setuju'' oleh semua pengikutnya dengan sorak-sorak . Kemudian Kyai Pati berkata, ''Wahai saudara-saudaraku semua, saksikanlah, daerah ini akan saya ber...
Lemah Gempal adalah nama sebuah tempat didaerah Semarang, Jawa Tengah. Ada sebuah cerita rakyat yang cukup menarik mengenai asal usul daerah Lemah Gempal dan berikut ini adalah kisahnya. Sejak zaman Belanda, Semarang sering dilanda banjir. Hal itu tidak mengherankan mengingat daerah Semarang terletak di pantai, sementara di tengah kota melintas sebuah sungai besar. Keadaan seperti itu sangat meresahkan warga, lebih-lebih saat musim penghujan. Karena setiap musim hujan datang maka banjir akan datang. Jika terjadi banjir tidak sedikit harta benda penduduk yang hanyut dibawa air. Bahkan sering pula membawa korban jiwa. Pemerintah kolonial Belanda memutuskan, untuk menanggulangi banjir maka perlulah dibangun kanal. Kanal adalah parit yang sangat besar yang berfungsi sebagai sungai. Sebagian aliran dari sungai induk akan dialirkan melalui sungai menjadi lebih kecil sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya banjir. Lalu pemerintah memnbuat dua kanal di ba...
Legenda Gunung Kemukus atau legenda Pangeran Samodra berasal dari Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Kira-kira 26 kilometer dari kota Surakarta ke selatan. di Gunung Kemukus tersebut terdapat makam kramat Pangeran Samodra yang sekarang menjadi tempat objek wisata di Kabupaten Sragen. Setiap malam Jumat pon, makam kramat tersebut didatangi oleh banyak orang dari mana-mana untuk, biasanya mereka ingin mencari pesugihan. Sebenarnya yang dimaksud Gunung Kemukus itu berbeda dengan gunung-gunung yang lain seperti Gunung Merapi, Merbabu dan gunung api yang lain. Gunung Kemukus itu tingginya hanya 300meter dari permukaan laut. Jadi sebenarnya Gunung Kemukus itu hanya gunung anakan. Nama Kemukus itu sebenarnya berasal dari nama pohon kemukus, bentuknya seperti pohon beringin tetapi tidak mempunyai akar gantung. daunnya bisa digunakan untuk obat. namun, sumber lain mengatakan bahwa nama kemukus itu berasal dari kata kukus karena dari gunung tersebut sering keluar asap...
Tiada ada yang tahu persis cerita atau sejarah keberadaan makam-makam tua dari bebatuan Punden atau Bukit Tingkir, Sangiran, Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. Selama puluhan tahun warga diwariskan cerita sederhana bahwa makam-makam itu merupakan jejak atau peninggalan rombongan Mas Karebet atau Joko Tingkir. Namun, tak ada yang tahu persis kapan dan dalam rangka apa rombongan Joko Tingkir singgah di Bukit Tingkir kala itu. Karena sejarahnya itu, warga menyebut lokasi makam-makam tersebut sebagai Punden atau Bukit Tingkir. BERITA TERKAIT + Gubernur Sulsel Hadiri Peringatan Tragedi Pembantaian 40.000 Jiwa Korban Westerling Kisah Hidup Willem Iskander, Pionir Pendidikan dari Sumatera Utara Kirab Batik 66 Meter, Kenang Pertempuran 5 Hari di Semarang Melawan Penjajah Beberapa puluh tahun lalu terdapat cukup banyak makam tua di bukit itu. Tapi kini tinggal tersisa tiga makam. Pada waktu-waktu tertentu Punden Tingkir didatangi orang-orang dari luar Kalijambe yang be...
Di suatu tempat yang semula berupa hutan yang lebat, konon sangat angker dan banyak dihuni berbagai macam binatang buas nuansa alamnyapun sangat angker, di tempat itu biasa disebut padukuhan BUTUH. Di tempat tersebut tinggal seorang tokoh yang menjadi panutan masyarakat disekitar padukuhan tersebut yaitu bernama Ki Ageng Butuh. Dia adalah seorang ki ageng yang karismatik juga pandai dalam ilmu agama, beladiri dan ahli dalam bidang pertanian. Maka tidak aneh bila masyarakat di butuh kehidupannya maju pesat, tentram dan damai di bawah pimpinan beliau. Banyak orang bertanya siapakan sebenarnya Ki Ageng Butuh itu. Konon ada suatu kisah dimana setelah Kerajaan Majapahit runtuh banyak keturunan raja dari kerajaan tersebut cerai berai. Salah satunya adalah Pangeran Handaya Ningrat yang menetap di daerah pengging dengan merubah namanya menjadi Ki Kebo Kenanga. Ia hidup bersama istrinya tercinta. Ki Kebo Kenanga adalah seorang pemimpin yang bijaksana, cerdas serta trampil dalam bidang...
akam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah, dianggap bertuah. Tiap hari makam ini didatangi banyak orang. Selain ziarah, Anda bisa mengukur kekuatan jantung dengan menapaki anak tangga menuju makam. Gunung Kemukus (GK) terletak di Kabupaten Sragen. Bisa dicapai dengan menggunakan bis, naik dari terminal Tirtonadi Solo, jurusan Solo-Purwodadi, lalu turun di Barong. Dari situ, tinggal naik ojek menuju puncak bukit. "Sekarang ini Waduk Kedungombo lagi kering. Jadi bisa langsung ke lokasi makam Pangeran Samudro. Tidak perlu menyeberang pakai perahu," kata Surti, penjaja bakso di areal parkir mobil kawasan objek wisata GK. Namun, bila datang ke sana pada musim penghujan dan air waduk sedang penuh-penuhnya, Anda harus menyeberang dengan perahu motor. GK sendiri merupakan kompleks makam Pangeran Samudro dan ibunya, Ontrowulan. Kompleks ini tepat berada di puncak bukit setinggi 300 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini terdiri dari bangunan utama berbentuk ruma...
Asal Usul Kota Pekalongan berasal dari Topo Ngalongnya Joko Bau /Jaka Bau putra dari Kyai Cempaluk pahlawan Mataram dari Kesesi. Suatu hari, Joko Bau diperintahkan oleh Ki Cempaluk untuk mengabdi pada Sultan Agung raja Mataram. Dia juga mendapat tugas untuk memboyong putri Ratnasari Kalisasak Batang ke istana, tetapi Joko Bau malah jatuh cinta pada sang putri. Karena tindakannya mencintai putri Ratnasari, ia diberi hukuman untuk mengamankan daerah pesisir yang dibajak oleh Cina. Kemudian Joko Bau bersemedi di hutan Gambiran, setelah lama ia bersemedi akhirnya namanya berganti manjadi Bau Rekso. Atas perintah Sultan Agung, Bau Rekso mempersiapkan pasukan untuk menggempur para kompeni yang berada di Batavia (1628-1629). Logo Kabupaten Pekalongan Sumber: http://www.google.com/ Namun, serangan itu mengalamai kegagalan, kemudian ia kembali ke hutan Gambiran untuk bertapa "ngalong" artinya bergelantungan seperti kelelawar. Saat topo ngalong Joko B...