Tiada ada yang tahu persis cerita atau sejarah keberadaan makam-makam tua dari bebatuan Punden atau Bukit Tingkir, Sangiran, Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. Selama puluhan tahun warga diwariskan cerita sederhana bahwa makam-makam itu merupakan jejak atau peninggalan rombongan Mas Karebet atau Joko Tingkir.
Namun, tak ada yang tahu persis kapan dan dalam rangka apa rombongan Joko Tingkir singgah di Bukit Tingkir kala itu. Karena sejarahnya itu, warga menyebut lokasi makam-makam tersebut sebagai Punden atau Bukit Tingkir.
BERITA TERKAIT +
Gubernur Sulsel Hadiri Peringatan Tragedi Pembantaian 40.000 Jiwa Korban Westerling
Kisah Hidup Willem Iskander, Pionir Pendidikan dari Sumatera Utara
Kirab Batik 66 Meter, Kenang Pertempuran 5 Hari di Semarang Melawan Penjajah
Beberapa puluh tahun lalu terdapat cukup banyak makam tua di bukit itu. Tapi kini tinggal tersisa tiga makam. Pada waktu-waktu tertentu Punden Tingkir didatangi orang-orang dari luar Kalijambe yang bermaksud menyepi.
“Punden Tingkir itu ya satu kesatuan bukit dengan makam-makamnya. Sayang sekarang banyak yang hilang dan rusak,” ujar Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Krikilan, Aries Rustiyoko, sebagaimana dilansir dari laman Solopos.com.
(Baca juga: Buaya Masuk Kampung, Warga Jombang Dibuat Geger)
Ia menjelaskan belakangan para pemuda Sangiran mulai bergerak merawat Punden/Bukit Tingkir. Bukit di pinggir dusun dan berbatasan langsung dengan areal persawahan warga itu akan dikembangkan sebagai bumi perkemahan dan wahana outbond. Tapi keberadaan makam-makam tetap dipertahankan.
Selain makam tua, di Bukit Tingkir terdapat sebongkah besar batu yang oleh penduduk setempat disebut watu gong. Konon ada masa di mana bila dilakukan prosesi tertentu akan muncul seperangkat gamelan di batu itu. Dulu warga melakukan prosesi tersebut untuk meminjam seperangkat gamelan itu.
“Batunya berbentuk oval dengan bidang atasnya datar. Panjang dan lebarnya sekitar dua meter. Konon dulu kalau dilakukan prosesi tertentu akan muncul seperangkat gamelan. Warga lantas memanfaatkan gamelan itu untuk keperluan hajatan. Tapi karena ada alat yang tak dikembalikan, kini tak bisa lagi,” jelasnya.
(Baca juga: Kisah Pilu Bayi Tunanetra asal Aceh: "Dokter, Mamaku di Mana?")
Sementara, Kepala Desa (Kades) Krikilan, Widodo, mengungkapkan, makam-makam tua di Bukit Tingkir dibiarkan alami tanpa pemugaran. Hanya pada waktu-waktu tertentu dilakukan kegiatan pembersihan area sekitar makam.
“Konon itu makamnya pengikut Joko Tingkir. Tapi itu cerita rakyat ya, saya tidak tahu persis,” ia mengisahkan.
Widodo mengatakan hingga kini masih ada beberapa orang yang berziarah atau menyepi di Bukit Tingkir. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Soloraya.
“Ada yang dari Kartasura atau daerah-daerah lain di Soloraya, bukan warga Krikilan. Bukit ini masuk wilayah RT 011, Dukuh Sangiran, Krikilan,” ucapnya.
Sumber: https://news.okezone.com/read/2017/12/25/512/1835648/kisah-makam-tua-di-puncak-bukit-tingkir-sragen
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...