flobamora tanah air ku yang tercinta........ tempat beta ... di besarkan ibunda meski beta lama jauh di rantau orang beta inga mama janji pulang e Reff Biar pun tanjung teluknya jauh tapele nusa ku tapi slalu terkenang di kalbu ku u.....u...u.... Anak timor main sasando dan ma nyanyi bolelebo rasa girang dan badendang pulang e......... Hampir siang beta bangun sambil managis mengenangkan flobamora lelebo................. rasa dingin beta ingat di pangku mama air mata basa pipi sayang e............ Sumber: https://grimuk.blogspot.com/
Sampai saat ini di daerah Banyuwangi masih banyak dongeng rakyat yang hidup dan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada umumnya dongeng rakyat atau cerita rakyat itu hanya berfungsi sebagai pelipur lara. Hal ini disebabkan ceritera atau dongeng rakyat bukan peristiwa sejarah murni, tegasnya ceritera rakyat tidak dapat dijadikan pedoman atau penetapan sesuatu hal yang penting, seperti: Penetapan Hari Jadi suatu kota atau daerah. Dalam kenyataan masyarakat di tanah air masih banyak yang awam dan berpola pikir tradisional yang lebih cenderung menonjolkan nilai-nilai mithologi dari pada nilai yang historisnya, sehingga sering mengkaburkan pemahaman mereka terhadap peristiwa sejarah yang sebenarnya, bahkan dapat mempengaruhi pandangan hidup sehingga dapat merugikan kepentingan masyarakat itu sendiri. Meskipun demikian, ceritera rakyat atau dongeng rakyat perlu dilestarikan dan dipertahankan guna menambah khasanah kebudayaan nasional kita, khususnya yang berlatar belakang pe...
Sejarah Mengenai Upacara Tradisional Siraman Gong Kyai Pradah / Pusaka Gong Kyai Pradah Di Kel. Kalipang Kec. Sutojayan Lodoyo Blitar Tersebutlah dalam kisah, antara tahun 1704 – 1719 Masehi di Surakarta bertahtalah seorang Raja bemama SRI SUSUHUN AM PAKU BUWONO I. Raja ini mempunyai saudara tua yang lahir dari istri ampeyan (bukan Permaisuri) bernama PANGERAN PRABU. Pada saat penobatan SRI SUSUHUNAN PAKU BUWONO I sebagai Raja, hati PANGERAN PRABU sangat kecewa karena sebagai saudara tua PANGERAN PRABU tidak dinobatkan sebagai Raja di Surakarta sehingga timbullah keinginannya untuk membunuh SRI SUSUHUNAN PAKU BUWOONO I Namun akhirnya keinginun PANGERAN PRABU tersebut tercium oleh SRI SUSUHUNAN PAKU BUWONO I dan sebagai hukumannya PANGERAN PRABU diperintahkan untuk membuka hutan di daerah Lodoyo yang pada saat itu merupakan hutan yang sangat lebat yang dihuni oleh binatang – binatang buas serta hutan tersebut dianggap sebagai t...
Pada zaman dahulu, di wilayah Kabupaten Blitar ada sebuah kadipaten (Kabupaten) bernama Kadipaten Aryablitar. Adipati-nya (bupatinya) bernama Adipati Nila Suwarna. Adipati ini mempunyai seorang wakil bernama Ki Ageng Sengguruh. Ki Ageng Sengguruh pada mulanya sangat patuh dan setia pada Adipati Nila Suwarna. Isteri Ki Ageng Sengguruh yang bernama Nyai Ageng Sengguruh tidak suka pada kepatuhan dan kesetiaan suaminya. Apalagi Nyai Ageng Sengguruh sudah lama ingin menjadi permaisuri seorang adipati. Nyai Ageng Sengguruh merayu Ki Ageng Sengguruh agar mau merebut kekuasaan Adipati Nila Suwarna. Ki Ageng Sengguruh termakan rayuan Nyai Ageng Sengguruh. Dia menjadi manusia bermuka dua. Di depan Adipati Nila Suwarna, Ki Ageng Sengguruh selalu menampakkan kepatuhan dan kesetiaannya. Di belakang, Ki Ageng Sengguruh selalu menjelek-jelekkan Adipati Nila Suwarna. Ki Ageng Sengguruh juga berhasil merayu beberapa punggawa kadipaten untuk diajak menc...
Raja Brawijaya penguasa kerajaan Majapahit, mempunyai seorang putri yang cantik yaitu Dyah Ayu Pusparani. Putri ini memang benar-benar ayu sesuai dengan namanya. Banyak raja dan pangeran yang melamar untuk dijadikan permaisuri. Prabu Brawijaya bingung memilih calon menantu. Lalu raja mengadakan sayembara siapa yang bisa merentang busur sakti Kyai Garodayaksa dan sanggup mengangkat gong Kyai Sekardelima, dialah yang berhak menikah dengan Putri Pusparani. Para pelamar menguji kemampuannya namun ternyata tak satu pun yang sanggup merentang busur apalagi mengangkat gong yang sangat besar itu. Menjelang akhir sayembara itu datang seorang pemuda berkepala lembu yaitu Raden Lembu Sura atau Raden Wimba. Dia mengikuti sayembara itu dan berhasil merentang busur serta mengangkat gong Kyai Sekardelima. Dengan demikian berarti Raden Lembu Sura yang berhak menikah dengan Dewi Pusparani. Melihat kemenangan Lembu Sura, Putri Pusparani langsung meninggalkan Sitihinggil. Ia sangat sedih k...
Lembusuro, sosok berwajah lembu nan sakti berhasrat untuk meminang putri Kediri yang cantik jelita, Dewi Kilisuci. Tentu saja sosoknya yang menakutkan membuat sang Dewi berfikir-fikir untuk menerimanya, namun ada yang lebih membuat Dewi gelisah jika harus menolaknya. Lembusuro dikenal memiliki kesaktian yang luar biasa, sehingga jika cintanya ditolak, dikawatirkan dia akan membuat kericuhan. Akhirnya Dewi Kilisuci bersedia menerima cinta tersebut jika Lembusuro sanggup membuat sumur di puncak Gunung Kelud . Tanpa berfikir panjang Lembusuro menyanggupinya, dan tanpa sadar ternyata itu hanyalah perangkap. Setelah sumur tergali cukup dalam, Lembusuro ditimbun hidup-hidup dari atas. Lembusuro terperangkap selamanya. Dalam amarahnya Lembusuro mengutuk bahwa setiap Gunung Kelud meletus, laharnya akan melumat wilayah Kediri. Tak disangka perbuatan sang Dewi justru menyebabkan rakyatnya terancam bahaya. Untuk itu sang Dewi menebus kesalahannya dengan bertapa dan tidak menikah hingga a...
Arca Totok Kerot Pagu, Kediri, Jawa Timur - merupakan patung raksasa Dwarapala dengan tinggi sekitar 3 meter. Arca ini merupakan sebuah peninggalan sejarah masa lalu dari kerajaan Pamenang Kediri dengan ciri-ciri adanya hiasan Candrakapala, berupa tengkorak bertaring diatas bulan sabit. Hiasan Candrakapala merupakan lambang dari Kerajaan Kediri dan hiasan ini terletak di atas kepala Arca Totok Kerot. Kemungkinan, Arca Totok Kerot ini merupakan pintu gerbang sebelah barat istana kerajaan Kediri atau bisa juga merupakan pintu masuk ke sebuah candi. Belum ada penjelasan pasti tentang hal tersebut karena belum pernah dilakukannya penggalian disekitar arca. Arca Totok Kerot Pada Sekitar tahun 1981, penduduk sekitar melaporkan ada benda besar dalam sebuah gundukan di tengah sawah dan berada di bawah pohon besar. Pada tahun itupu gundukan tersebut digali hingga memperlihatkan sosok Arca s...
Waktu kita bertandang ke Kabupaten Blitar, terkecuali makam Sang Proklamator, Bung Karno kita juga diingatkan karenanya ada Kyai Pradah. Apakah sesungguhnya Kyai Pradah itu? Konon ketika penobatan tahta Kerajaan Kartasura Sri Susuhunan Pakubuwono I, beliau memiliki saudara dari selir ayahnya bernama Pangeran Prabu. Saat Sri Susuhunan Pabubuwono I dinobatkan juga sebagai raja, Pangeran Prabu terasa sakit hati serta ia punya niat membunuh Sri Susuhunan Pabubuwono I, tetapi upayanya ketahuan, jadi juga sebagai hukuman atas kekeliruannya itu Pangeran Prabu ditugasi menebang kayu di rimba Lodoyo. Saat itu rimba Lodoyo di kenal sangatlah wingit (angker) serta banyak ditempati binatang buas. Lantaran Pangeran Prabu terasa salah, untuk menebus kekeliruannya beliau pergi ke rimba Lodoyo serta diikuti istrinya Putri Wandansari serta abdinya Ki Sangat Tariman dengan membawa pusaka bendhe yang dinamakan Kyai Bicak, yang bakal dipakai juga sebagai tumbal ‘penolak bala’ di rimba Lodoy...
Selama figur yang disebut sebagai Amangkurat I masih hidup, memang banyak sekali terjadi skandal cinta. Baik saat ia masih belum menjadi raja Mataram maupun setelahnya. Pada saat Amangkurat I masih menjadi raja, anaknya pun – dalam hal ini figur Amangkurat II - juga sempat diliputi berbagai skandal. Salah satunya adalah skandal Ratu Blitar. Alkisah, Pangeran Singasari (Raden Aria Tiron), adik Putera Mahkota Mataram yang kelak menjadi Amngkurat II, mempunyai isteri bernama Ratu Blitar yang dikabarkan cantik. Tentang asal-usulnya, tidak ada berita yang jelas. Putera Mahkota Mataram diberitakan bermain serong dengan Ratu Blitar. Namun Ratu Blitar pun diberitakan juga mempunyai kekasih lain yang bernama Raden Dobras, putera Pangeran Pekik. Suatu saat perbuatan serong Ratu Blitar dengan Raden Dobras tersebut diketahui oleh Putera Mahkota yang lalu memberitahukannya kepada Pangeran Singasari. Mendengar berita ini, Pangeran Singasari menjadi s...