Lembusuro, sosok berwajah lembu nan sakti berhasrat untuk meminang putri Kediri yang cantik jelita, Dewi Kilisuci. Tentu saja sosoknya yang menakutkan membuat sang Dewi berfikir-fikir untuk menerimanya, namun ada yang lebih membuat Dewi gelisah jika harus menolaknya. Lembusuro dikenal memiliki kesaktian yang luar biasa, sehingga jika cintanya ditolak, dikawatirkan dia akan membuat kericuhan. Akhirnya Dewi Kilisuci bersedia menerima cinta tersebut jika Lembusuro sanggup membuat sumur di puncak Gunung Kelud. Tanpa berfikir panjang Lembusuro menyanggupinya, dan tanpa sadar ternyata itu hanyalah perangkap. Setelah sumur tergali cukup dalam, Lembusuro ditimbun hidup-hidup dari atas. Lembusuro terperangkap selamanya. Dalam amarahnya Lembusuro mengutuk bahwa setiap Gunung Kelud meletus, laharnya akan melumat wilayah Kediri. Tak disangka perbuatan sang Dewi justru menyebabkan rakyatnya terancam bahaya. Untuk itu sang Dewi menebus kesalahannya dengan bertapa dan tidak menikah hingga akhir hayatnya, untuk memohon keselamatan negerinya dari amukan amarah Kelud. Tempat pertapaanya dipercaya ada dibeberapa tempat, diantaranya di Gua Selomangleng Kediri dan di Candi Pertapan Gunung Pegat Blitar.
Kisah di atas DTrav peroleh dari penuturan almarhum Bapak Mujaneb, juru pelihara Kekunaan Mleri di kaki Gunung Pegat. Entah ini nyata atau hanya mitos, yang jelas setiap terjadi letusan Kelud, masyarakat sekitar selalu mengungsi ke puncak Gunung Pegat. Disaat letusan besar Kelud pernah meratakan Srengat dan sekitarnya, Gunung Pegat dapat lolos dengan mengesankan. Ini lah yang menguatkan anggapan bahwa Candi Pertapan di Gunung Pegat merupakan pertapaan Dewi Kilisuci. Lalu tempat apakah sebenarnya Candi Pertapan ini?
Catatan arkeologis mengenai Candi Pertapan dapat diperoleh dari OJO. Dalam catatan tersebut diperoleh keterangan mengenai prasasti Candi Pertapan dari Gunung Pegat. Prasasti Candi Pertapan berasal dari tahun 1120 Saka (17 Oktober 1198 M) yang masuk dalam kurun waktu pemerintahan Raja Srengga dari Kerajaan Kadhiri. Prasasti ini tidak dikeluarkan oleh raja. Isinya memberitakan tentang Kaki di Subhasita memberitahukan kepada Kabuyutan di Makudutan di Manghuri selanjutnya ikut ke Sang Hyang Kabuyutan di Subhasita sampai akhri zaman. Berikut alih aksara dari Prasasti Candi Pertapan:
swasti cakawarsatïta 1120 karttikamasa tithipaïïcadacï | cuklapaksa ha po | ca wara wugu grahacara agneyastba bharanï naksatra yama(de) | wata wyatighata yo
ga tetila karana baruna parwweca agneyamandala irika diwaca | nya kaki ri subhasita ma | miwruh( )wadin kabuyutan i mukudütan ri mangu ri tanda mangaran i subhasita | samya lwir warasamya |
wleri talwang jurang birikuruwil pandyasan su wwa | risi walat waduri kina | katyanikang kweh nira saksï sinungan cancut tuhun sira si | manwam atuha lwirnira isbi |
i wleri i pandyasan luwëm i lajiran i rawadi i pandyasan | makadi sira ri trinayana | muwah i jalasa( )i( )ha i lwapandak padëlgan pinggir ing tasik | samangkana kweh nira saksï |
n düwan ri manghuri kabuyutan turang sunga lan kewala saka | micranira kapwa mangikut ya ri sang hyang kabuyutan ri subhasita tka dha | haring dlaha tatkala bu |
yut rama ku la jaya ri wleri bu( )cri( )ka buyut | lan juru rakryan pa | sung salai buyut bukung juru mpu santaraja biring pinghai rakrya | n ri manghuri kabaya |
n ring pamalajaran mangaran sa( )la buyut san | kawi buyut sira [tsi] makasi(r)kasi(r) ranggarangga dabadas buyut ha | dyan makasirkasir bhata |
mata makasirkasir rangga rangga | sama | ngkana kweh nira humarp kacala ring surat kinayatnake | ni sang hyang kalih |
mpa ddha( )udanisidawa atëhër kaksi mwang lani iking tut | hyang kalih || o || nahan hana | sangkunga hya |
Yang menarik juga adalah disebutkannya wilayah-wilayah di sekitar Candi Pertapan antara lain Wleri (sekarang Mleri), dan Padelegan (sekarang Pikatan di Wonodadi). Tampaknya tokoh yang disebutkan dalam prasasti tersebut merupakan pertapa yang memiliki pengaruh luas di sekitar Gunung Pegat, sampe Pikatan bray.
Yoni Candi Pertapan cukup indah, ceratnya tampak disangga oleh naga raja.
Saat ini bangunan Candi Pertapan di puncak Gunung Pegat telah runtuh, namun kala dan yoninya masih bisa dijumpai. Sementara itu batu-batu penyusun lainnya telah berserakan hingga jauh ke jurang sisi barat maupun timur. Hanya sebagian kecil struktur bangunan saja yang masih intact pada tempatnya. Entah batu-batunya tersebar secara acak karena runtuh atau memang sengaja disebar. Pasalnya di punggung Gunung Pegat wilayah Dusun Prambutan ada sebuah makam yang konon disusun dari batu Candi Pertapan.
Makam di Dusun Prambutan tersebut adalah makam Maling Aguno. Maling ini sangat sakti dan diburu Belanda karena mencuri kekayaaan mereka untuk dibagikan ke rakyat pribumi. Terdengar kabah bahwa kesaktiannya diperoleh dari hasil pertapaanya di Candi Pertapan. Sehingga untuk dapat menumpasnya dia harus ditindih menggunakan batu dari Candi Pertapan. Entah itu benar atau tidak, namun memang makam itu tersusun dari batu candi.
Nama candi ini memang sesuai dengan track recordnya. Dari cerita Dewi Kilisuci, Buyut di Makudutan, hingga Maling Aguno, semuanya berbau pertapaan. Candi ini memang menarik.
Writer: Galy Hardyta
Sumber:
Sumber: https://travellersblitar.com/candi-pertapan-gunung-pegat-blitar/
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.