Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Blitar
Ratu Blitar
- 10 Juli 2018

Selama figur yang disebut sebagai Amangkurat I masih hidup, memang banyak sekali terjadi skandal cinta. Baik saat ia masih belum menjadi raja Mataram maupun setelahnya. Pada saat Amangkurat I masih menjadi raja, anaknya pun – dalam hal ini figur Amangkurat II - juga sempat diliputi berbagai skandal. Salah satunya adalah skandal Ratu Blitar.

Alkisah, Pangeran Singasari (Raden Aria Tiron), adik Putera Mahkota Mataram yang kelak menjadi Amngkurat II, mempunyai isteri bernama Ratu Blitar yang dikabarkan cantik. Tentang asal-usulnya, tidak ada berita yang jelas.

Putera Mahkota Mataram diberitakan bermain serong dengan Ratu Blitar. Namun Ratu Blitar pun diberitakan juga mempunyai kekasih lain yang bernama Raden Dobras, putera Pangeran Pekik.

Suatu saat perbuatan serong Ratu Blitar dengan Raden Dobras tersebut diketahui oleh Putera Mahkota yang lalu memberitahukannya kepada Pangeran Singasari. Mendengar berita ini, Pangeran Singasari menjadi sangat marah. Raden Dobras ditangkap, dibawa ke gunung dan dibunuh. Mayatnya dimasukkan ke sumur dan setelah ditimbun lalu ditanami pisang. Keesokan harinya Pangeran Pekik – ayah Raden Dobras- yang mengetahuinya,menyuruh menggali kuburan itu dan mayat Raden Dobras dikeluarkan untuk kemudian dimakamkan di tempat lain.

Versi lain menyatakan bahwa konon suatu malam Putera Mahkota - diperkirakan terjadi awal tahun 1672, sebelum meletusnya Gunung Merapi, 4 Agustus 1672 - bersama beberapa orang kawannya, di antaranya Raden du Bras (mirip dengan Raden Dobras) mengunjungi isteri Pangeran Singasari sejak pukul 12 malam sampai 3 pagi. Tentunya di luar pengetahuan Pangeran Singasari karena saat itu Pangeran Singasari sedang bersembahyang di masjid di luar kediamannya.

Ketika Pangeran Singasari pulang ke rumahnya, semua tamu yang tidak diundang itu melarikan diri kecuali Raden du Bras. Karena tidak sempat kabur maka ia ditangkap oleh Pangeran Singasari dan pengawalnya. Raden du Bras, yang tidak mau mengkhianati Putera Mahkota, tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Karena marah, Pangeran Singasari menikamnya dengan keris. Jenazahnyadiam-diam dikuburkan di belakang rumah. Peristiwa tersebut tidak membuat geger karena Pangeran Singasari memang sengaja tidak memukul tanda bahaya sebagaimana kebiasaan yang berlaku saat itu.

Perkara yang kemudian juga diketahui oleh Raja Amangkurat I lalu disidangkan di hadapan raja tersebut. Putera mahkota menuduh adiknya, Pangeran Singasari, mengundang seseorang makan di rumahnya tetapi yang diundang tersebut tidak pulang kembali alias hilang. Pangeran Singasari menyangkal dengan menyatakan bahwa saat pulang malam dari masjid ia menjumpai seorang pencuri lalu dibunuhnya tanpa mengenal asal-muasal orang itu, walaupun orang-orang datang membawa obor.

Saat sidang itu, Sunan Amangkurat I bertanya kepada para abdi Pangeran Singasari apakah pada malam itu di kediaman Pangeran Singasari terjadi keributan. Mereka menjawab tidak mendengar apa-apa.

Berdasarkan informasi itu, Raja menyatakan bahwa putera mahkota tidak bersalah. Jika memang benar-benar terjadi peristiwa, para abdi itu tentunya akan membunyikan tanda bahaya.

Setelah keputusan itu, melalui selir seorang mantri yang paling terkemuka, Raja memerintahkan untuk membunuh 34 orang abdi Pangeran Singasari.Keputusan tersebut menimbulkan keheranan banyak pihak.

Waktu terus berjalan. Berbagai peristiwa yang menyebabkan kekacauan di mana-mana terjadi di Mataram dan puncaknya, Keraton Mataram diduduki dan dijarah oleh pemberontak Trunojoyo sehingga Amangkurat I melarikan diri dan wafat tahun 1677 di Tegal. Amangkurat II yang menggantikannya ikut mengungsi dan setelah Belanda ikut campur membantunya, tahta dikuasainya kembali.

Kelak setelah berpisah bertahun-tahun itu, pada tahun 1679 Ratu Blitar bertemu kembali dengan Amangkurat II. Suaminya, Pangeran Singasari, telah mangkat tahun 1678. Konon, gara-gara perempuan itulah, Speelman, komandan Belanda, kerepotan mengawal Amangkurat II yang hendak menegakkan kembali kekuasaan Mataram setelah diserbu oleh Trunajaya.

Pelajaran yang dapat ditarik dari peristiwa ini antara lain adalah :

· Amangkurat II ternyata mewarisi ‘kenakalan’ ayahnya sehingga ia rela menyusahkan adiknya sendiri dengan cara menggauli isterinya.

· Mungkin Ratu Blitar memang menyenangi atau terpaksa menyenangi Amangkurat II sehingga ia kawin dengan Amangkurat II setelah suaminya meninggal.

Referensi

· De Graaf, H.J., 1987. Awal Kebangkitan Mataram, Grafiti Press, Jakarta.

 

Sumber: http://wongwedoknusantara.blogspot.com/2011/07/ratu-blitar.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline