Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Blitar
Sejarah Singkat Gong Kyai Pradah Blitar
- 10 Juli 2018
Waktu kita bertandang ke Kabupaten Blitar, terkecuali makam Sang Proklamator, Bung Karno kita juga diingatkan karenanya ada Kyai Pradah. Apakah sesungguhnya Kyai Pradah itu? Konon ketika penobatan tahta Kerajaan Kartasura Sri Susuhunan Pakubuwono I, beliau memiliki saudara dari selir ayahnya bernama Pangeran Prabu. Saat Sri Susuhunan Pabubuwono I dinobatkan juga sebagai raja, Pangeran Prabu terasa sakit hati serta ia punya niat membunuh Sri Susuhunan Pabubuwono I, tetapi upayanya ketahuan, jadi juga sebagai hukuman atas kekeliruannya itu Pangeran Prabu ditugasi menebang kayu di rimba Lodoyo. Saat itu rimba Lodoyo di kenal sangatlah wingit (angker) serta banyak ditempati binatang buas. Lantaran Pangeran Prabu terasa salah, untuk menebus kekeliruannya beliau pergi ke rimba Lodoyo serta diikuti istrinya Putri Wandansari serta abdinya Ki Sangat Tariman dengan membawa pusaka bendhe yang dinamakan Kyai Bicak, yang bakal dipakai juga sebagai tumbal ‘penolak bala’ di rimba Lodoyo. 
Kemegahan istana ditinggalkan mereka keluar masuk rimba, naik turun gunung, menyusuri lembah ngarai sampai pada akhirnya tiba di lokasi Lodoyo yang masih tetap adalah rimba belantara yang sangatlah angker. Pengembaraan jauh itu mereka kerjakan dengan penuh ketabahan, lantaran mereka yakin akan tidak hadapi marabahaya sepanjang mereka membawa pusaka bendhe Kyai Bicak. Sesaat untuk menentramkan hati, Pangeran Prabu lakukan nepi (menyendiri) di rimba Lodoyo serta bendhe Kyai Bicak serta abdi setianya Ki Sangat Tariman dititipkan pada Nyi rondho Patrasuta, beliau meninggalkan pesan bahwa tiap-tiap tanggal 12 Mulud serta tanggal 1 Sawal agar bendhe itu disucikan lewat cara disirami atau dijamasi air bunga setaman serta air sisa jamasan itu dapat untuk menyembuhkan orang sakit serta juga sebagai fasilitas ketentraman hidup. 
Disuatu saat Ki Sangat Tariman sangatlah rindu pada Pangeran Prabu ia lalu berjalan-jalan di rimba, namun ia tersesat serta kebingungan, lantaran bingungnya Ki Sangat Tariman memukul bendhe Kyai Bicak 7 kali, nada Kyai Bicak menyebabkan keajaiban saat itu yang datang bukanlah rombongan Pangeran Prabu namun harimau besar-besar serta anehnya mereka tak menyerang atau mengganggu namun malah melindungi kehadiran Ki Sangat Tariman, serta mulai sejak itu bendhe Kyai Bicak dinamakan Gong Kyai Pradah yang berarti harimau. 
Upacara kebiasaan Siraman Pusaka Gong Kyai Pradah adalah satu diantara bentuk budaya lokal di Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Kebiasaan ini hingga saat ini tetap masih diadakan oleh orang-orang pendukungnya, yakni satu tahun 2 x di Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Hal semacam ini lantaran orang-orang pendukungnya yakin bahwa kebiasaan ini masih tetap berguna dalam kehidupannya. 
Proses upacara kebiasaan siraman pusaka itu adalah bentuk pemeliharaan dengan cara tradisional benda peninggalan nenek moyang yang berbentuk Gong bernama Kyai Pradah, hingga dengan pemeliharaan ini pusaka Gong Kyai Pradah bakal terus lestari. 
Kebiasaan Siraman Pusaka Gong Kyai Pradah bisa menaikkan rasa persatuan serta kegotongroyongan antar warga Lodoyo. Diluar itu proses kebiasaan itu dapat juga menaikkan pendapatan orang-orang setempat. Aktivitas ini jadi satu diantara aset wisata budaya di Lodoyo terutama serta di Kabupaten Blitar biasanya. 
Upacara kebiasaan siraman pusaka Gong Kyai Pradah banyak terkandung nilai-nilai budaya mulia warisan nenek moyang, oleh karenanya baiknya kebiasaan itu terus dilestarikan serta diinternalisasikan pada generasi muda agar mereka tak terlepas dari akar budayanya. 
Saat proses kebiasaan siraman pusaka Gong Kyai Pradah satu tahun 2 x, berdasar pada perhitungan kalender Jawa yakni tiap-tiap tanggal 12 Mulud serta tanggal 1 Sawal. Pemilihan tanggal proses itu berdasar pada pesan dari Pangeran Prabu yang diwariskan dengan cara turun-temurun pada generasi penerusnya.
 
Sumber: http://duniapusakagallerykeris.blogspot.com/2015/12/sejarah-singkat-gong-kyai-pradah-blitar.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU