Disebut juga Khitan. Upacara ini sudah menjadi adat dan tradisi di kalangan masyarakat Kaili sejak masuknya Islam hingga dewasa ini, secara turun temurun. Upacara nosuna (khitan) dilaksanakan pada anak laki-laki dan perempuan. Namun pada bahagian ini hanya diuraikan khusus pada upacara nosuna bagi anak laki-laki yang dilakukan menjelang anak berumur sekitar 7 sampai 8 tahun, yaitu pada anak-anak yang belum memasuki puber atau balig (nabalego). Maksud dan Tujuan Upacara Upacara ini dilaksanakan karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu menurut adat dan kepercayaan masyarakat setempat, yaitu : § Mentaati perintah agama (sunah Nabi) yang disebut Noinpataati Parenta Nabita (mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW). § Nompakavoe koro (mensucikan diri) . § Nompataati ada (mematuhi adat kebiasaan masyarakat agar sang anak tersebut (yang disunat) terlepas dari dosa, di samping anak itu terhindar dari berbaga...
Salah satu upacara pada usia menjelang usia baligh dewasa ini ialah upacara nokeso, yaitu upacara menggosok gigi bagian depan sampai rata, baik bagian atas maupun bagian bawah bagi seorang anak perempuan menjelang baligh (nabalego). Teknis upacara nokeso ini ditentukan oleh vati sesuai status sosial dan atau warisan yang pernah diterimanya dari orang tua atau nenek moyangnya. Bagi keturunan raja/bangsawan vati, ditentukan oleh ketua dewan adat. Tujuan Upacara Tujuan upacara ini adalah mengantar anak perempuan memasuki masa gadis ( karandaa ) agar dapat bahagia tanpa gangguan mental dan phisik, serta harapan memasuki pintu perkawinan dengan baik, panjang umur, murah rezeki, ataupun menjaga dirinya, tutur katanya serta adat istiadat leluhurnya. Sesungguhnya upacara ini adalah suatu upacara peresmian/pernyataan orang tua bahwa putrinya telah mengakhiri masa kanak-kanaknya dan memasuki alam kedewasaan. Waktu Upacara Upacara ini biasanya dilaksanakan pada masa sebelum...
Upacara Nobau adalah suatu upacara yang dilaksanakan oleh orang dewasa, khususnya orang tua manakala anak-anak dari suatu keluarga ada yang mengalami gangguan penyakit atau kurang sehat seperti nabaka-baka (banyak tumbuh luka pada bagian anggota badan), nange’e / nakeru keru (hidup kerdil dan kurus sebagai akibat pertumbuhan tubuh kurang normal seperti berkudis, termasuk penyakit tuli, bisu, dan sebagainya. Menurut kepercayaan masyarakat bahwa keadaan yang kurang sehat yang dialami oleh anak-anak dalam keluarga itu adalah akibat nakaratea (gangguan roh nenek moyang) sebagai akibat kelalaian orang tuanya mengadakan adat atau telah melupakannya. Bila segala upaya pengobatan telah dilakukan, ternyata anak-anak belum sembuh, berarti ada nengoimo (upacara adat sudah harus dilaksanakan). Tetapi upacara ini tetap dilaksanakan oleh semua anggota keluarga walaupun belum ada yang mengalami berbagai macam penyakit, sebagai upaya preventif. Nama lain upacar...
Upacara masa kehamilan pada suku bangsa Kaili dikenal 2 macam, yaitu upacara Nolama Tai (upacara selamatan kandungan pada masa hamil pertama) dan upacara Novero (upacara pengobatan apabila sang ibu yang hamil kurang sehat). Kedua upacara ini diuraikan secara terpisah walaupun kedua upacara tersebut sering dilaksanakan sekaligus. Upacara ini adalah upacara selamatan kandungan pada kehamilan anak yang pertama apabila kandungan berusia 7 bulan. Upacara ini sering dinamakan No jemparaka manu (memisah-misahkan bagian daripada daging ayam) atau biasa disebut mantale (membuat sesajian). Nama-nama itu ditonjolkan sesuai dengan penonjolan dari bagian upacara ini yaitu memenggal bagian daging ayam untuk upacara sebagai sesajian utama dalam upacara Nolama Tai. Upacara ini bagi masyarakat Kaili berbeda kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kedudukan sosial seseorang atau Vati seseorang dalam masyarakat. Maksud Penyelengaraan Upacara Tujuan upacara ini adalah dimaksudkan agar kelah...
Upacara ini dilaksanakan pada saat bayi lahir, yang dilakukan oleh sando mpoana (dukun bersalin). Upacara ini memotong tali pusat yang menghubungkannya dengan tembuni (tavuni). Maksud dan Tujuan Upacara Maksud dan tujuan upacara ini ialah memotong tali pusar yang masih bersatu dengan tembuni yang dipercayai sebagai dua mahluk yang harus dipisahkan. Karena itu upacara ini dilakukan dengan hidmat oleh dukun bersalin, agar roh tembuni tidak mengganggu bayi setelah keduanya terpisah. Waktu Penyelenggaraan Upacara Waktu penyelenggaraannya dilakukan pada saat sang bayi itu lahir, sesudah diurut-urut dan dimantera seperlunya tanpa menunggu lebih lama. Penyelenggaraan Teknis Upacara Upacara pemotongan tali pusat oleh dukun beranak (sando mpoana) yang dianggap ahli dan berpengalaman untuk itu. Dukun itu melayani masyarakat desa tanpa mengenal stratifikasi sosial. Pihak-pihak lain yang terlibat ialah keluarga dalam rumah atau yang datang berkunjung pada saat kelahiran....
(Masa menjelang/menanti datangnya saat-saat kematian – Suku Kaili) Nopamada adalah suatu upacara yang dilakukan di saat-saat menanti seseorang menghembuskan napasnya terakhir di mana seluruh anggota keluarga telah bejaga-jaga menjelang datangnya sakaratul maut. Bagi masyarakat Kaili, saat-saat ini merupakan suatu moment yang paling berharga untuk menyempatkan diri hadir dengan anagota keluarga lainnya, ikut serta menyaksikan bahkan ikut mengambil peran dalam upacara tersebut. Tujuan Upacara tersebut ialah: 1. Mengambil kesempatan untuk saling memaafkan kesalahan-kesalahan masing-masing dengan segala keikhlasan. Dan alangkah besarnya rasa kekesalan bila kesempatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh anggota keluarga yang terdekat. Mereka dianggap sebagai orang rugi dinilai sebagai orang keras hati dan berkepribadian rendah. Nopamada berarti bejaga-jaga menanti saat seseorang menghembuskan napas terakhir. 2. &...
Tujuannya dari Upacara Ratompo ini biasanya sudah dilaksanakan setelah yang diupacarakan sudah sembuh dari rasa sakit yang dialaminya dalam suatu upacara yang disebut mancumani yang sudah merupakan pesta antar kampung. Tempat Penyelenggaraan Upacara Mengenai tempat penyelenggaraan upacara ratompo ini tidak terikat kepada sesuatu tempat tertentu seperti di rumah orang tua ataupun tempat khusus seperti di rumah tua adat, dan sebagainya. Akan tetapi tradisi setempat telah menetapkan dalam hal pelaksanaan ratompo adalah dipilih suatu tempat yang jauh dari keramaian orang, misaInya di hutan di bawah pohon yang besar yang memang telah disiapkan untuk pelaksanaan upacara tersebut. Alasan ini adalah berdasarkan pada pertimbangan bahwa upacara sama sekali tidak dapat disaksikan oleh keluarga yang diupacarakan ataupun orang lain, kecuali penyelenggara teknis upacara, pembantunya, dan yang diupacarakannya sendiri. Kadangkala keluarga yang diupacarakan suda...
Secara harfiah Samsom dalam bahasa Suku Matbat yang berarti larangan. Tradisi Samsom merupakan sebuah aturan bersama bahwa masyarakatnya dilarang mengganggu satu wilayah dalam kurun waku tertentu. Ritual Samsom dilaksanakan setahun sekali selama kurun waktu enam hingga tujuh bulan lamanya. Ritual Samsom ini di pimpin oleh tokoh masyarakat yang disebut Mirinyo. Pelaksanaan upacara adat di mulai ketika seorang Mirinyo membacakan mantra yang ditunjukan kepada para penjaga laut. Suku Matbat percaya bahwa para penjaga laut itulah yang memberikan kesuburan kepada mahluk hidup laut sehingga hasilnya akan berlimpah. Mantra-mantra dibacakan saat matahari terbit, Mirinyo berdiri di depan kampung dan menghadap laut lalu menancapkan tanda larangan yang disebut Gasamsom. Tanda larangannya berupa batang pohon salam yang daunnya di pangkas. Cabang dan rantingnya dibiarkan utuh untuk menggantungkan sesajen seperti Sababete berupa rokok, pinang, tembakau, dan carik-carik k...
Di suku Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam Sasi, sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian upacara kematian. Sasi ditanam 40 hari setelah kematian seseorang dan akan dicabut kembali setelah 1.000 hari. Budaya Asmat dengan ukiran dan souvenir dari Asmat terkenal hingga ke mancanegara. Ukiran Asmat memiliki empat makna dan fungsi, masing-masing: Melambangkan kehadiran roh nenek moyang; Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia; Sebagai lambang kepercayaan dengan motif manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain. Sebagai lambang keindahan dan gambaran memori nenek moyang. Sumber: https://evimelda.wordpress.com/2017/01/17/adat-istiadat-di-papua/