|
|
|
|
Prosesi Mattojang Tanggal 14 May 2018 oleh adhaagary . |
Pernahkan kalian bermain ayunan? Ayunan adalah permainan tradisional yang sampai sekarang masih banyak dimainkan oleh anak-anak di kampung. Tetapi berbeda dengan ayunan biasa, di Suku Bugis, ayunan menjadi permainan yang sarat akan budaya dan kesakralan. Adalah Mattojang, permainan ayunan raksasa yang secara turun temurun menjadi tradisi masyarakat Bugis.
Mattojang di Tradisi Masyarakat Bugis ketika Pesta Panen. Mattojang adalah permainan ayunan yang sangat besar, terbuat dari dua batang pohon kapuk yang sangat tinggi, sementara ayunan terdiri dari rotan.
Dulu, ketika masih d jaman Kerajaan, Mattojang menjadi tradisi dari rangkaian upacara adat Sao Raja, yakni ketika ada pencucian benda pusaka peninggalan Arung Kulo. Tetapi sekarang, Mattojang sering diselenggarakan sebagai permainan adat masyarakat Bugis, untuk memeriahkan pesta tertentu, misalnya panen, syukuran, pernikahan, kelahiran, dan lainnya. Mattojang juga dipercaya sebagai rangkaian proses penyembuhan. Pasalnya, masyarakat Bugis yang sudah melupakan tradisi leluhur akan terkena penyakit aneh.
Satu-satunya cara yang harus dilakukan untuk menyembuhkan orang tersebut dari penyakit aneh itu adalah dengan ritual khas Bugis, dan diakhiri dengan Mattojang. Dengan mengayun-ayunkan tubuh diudara, diharapkan penyakit yang ada di tubuh penderita bisa keuar dan terbang menjauhi tubuh tersebut.
Mitosnya, Mattojang lahir ketika turunnya manusia pertama dari khayangan ke bumi, yaitu Batara Guru. Batara Guru yang turun dari Botting Langi (Negeri Khayangan) ini menurunkan Sawerigading, yang merupakan ayah dari La Galigo.
La Galigo sendiri adalah tokoh mitologi Bugis yang melahirkan mahakarya monumental yang sampai sekarang dikenal ke seluruh dunia dengan nama kitab La Galigo. Menurut kepercayaan masyarakat Bugis, turunnya Batara Guru dibantu dengan ayunan emas bernama Tojang Pulaweng. Prosesi turunnya Batara Guru inilah yang diadopsi sebagai tradisi Masyarakat Bugis, dan sampai sekarang menjadi permainan adat yang lekat dengan keseharian masyarakat Bugis.
Sama seperti Bugis, masyarakat Indonesia lainnya juga memiliki berbagai macam tradisi dan kebiasaan unik yang turun-temurun dari leluhur. Hebatnya, tradisi tersebut terus bertahan sampai ke era modern saat ini. Apakah kalian termasuk orang yang mau terus mempertahankan tradisi?
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |