Syarwani duduk di sebatang kayu yang tumbang. Mulut pria berpeci putih itu terus komat kamit merapalkan doa. Beberapa pria lain duduk berjongkok di hadapannya. Mereka melingkari api yang sedang melahap ranting-ranting kayu. Setelah api menyala, mereka kemudian menaburkan kemenyan di antara susunan ranting kayu. Secara bersamaan, sang pawang harimau berasal dari Meulaboh, Aceh Barat itu terus melanjutkan rapalan doanya. "Setelah bakar kemenyan, kemudian dirapalkan doa-doa," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo kepada Rappler, Senin 31 Juli 2017. Ia menjelaskan ritual pengusiran harimau yang dilakukan pihaknya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, Aceh, pada Sabtu, 29 Juli 2017. Pengusiran itu melibatkan tim BKSDA Aceh dan Flora Fauna International (FFI), serta pawang harimau Syarwani. Tim bergerak ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat tentang keberadaan harimau di sekitar permukiman pada Kamis, 2...
Tradisi Khanduri Laot (kenduri laut) diselenggarakan di Dermaga CT-3 BPKS Sabang, Provinsi Aceh, Sabtu, 28 April 2018. Budaya tradisional etnik Aceh, Seni Tutur Papa atau menyapa para tamu undangan dan Tarian Rapai Geleng menjadi pembuka acara itu. Dilansir Antara, Seni tutur papa merupakan kebisaan masyarakat provinsi paling ujung barat Indonesia untuk menyapa para tamu undangan sembari berbalas pantun. Para tamu undangan yang dipimpin seorang syeh sebelum masuk ke sebuah acara terlebih dahulu meminta izin dengan syair dan yang mengundang pun mempersilahkan tamu itu masuk dengan pantun. Kemudian, Wali Kota Sabang Nazaruddin bersama tamu undagan yakni, Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata RI Indroyono Soesilo, Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan dan Politik Abdul Karim, serta unsur Forkompinda lainnya disambut dengan Tarian Rapai Geleng. Rapai Geleng merupakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerja sama, kebersamaan, d...
Sejumlah peserta menunggu giliran di panggung Lhokseumawe Traditional Festival Culture, Selasa (16/10/2018). Mereka peserta peurateb aneuk, sebutan lain, peuayon aneuk (menidurkan anak). Acara itu digelar di Lapangan Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. "Allah hai dododaidang Seulayang blang ka putoeh taloe Beurijang raye’k muda seudang Tajak bantu prang ta bela Nanggroe Allah hai dododaidang Layang-layang putus tali Cepat besar anak muda Membantu perang bela negara Syair itu mengalun pelan dari murid seorang ibu. Di depannya terdapat ayunan, lengkap dengan boneka yang dibuat seakan-akan seorang bayi. Dibalut persis mirip bayi. Delapan peserta tampil bergantian. Sebagian menggunakan ayunan dengan metode sang ibu duduk, sebagian lagi memilih berdiri sambil mengayun anak, sebagian lainnya memeluk sang bayi sambil bersenandung. “Sudah terbiasa dengan anak sendiri. Jadi tak terlalu ribetlah,” kata seorang peserta, Nur Bayani dari Desa Kuala, Kecamatan Blang...
Dua wanita berseteru. Istri muda tiba-tiba datang ke rumah istri pertama melabraknya. Adu mulut pun tak dapat dihindari. Keduanya saling mendorong hingga terjatuh. Istri muda bahkan sempat menampar dan merobek baju istri tua. Keributan itu pun terdengar oleh tetangga. Dua pemuda datang meleraikan pertengkaran itu. Istri tua menangis tersedu-sedu, berniat melaporkan kasus ini kepada Kepolisian. Ia ingin menuntut istri muda itu secara pidana, karena telah membuat keonaran dalam rumah tangga. Dua pemuda itu lalu menasehati. Persoalan ini jangan dulu dilaporkan langsung ke pihak Kepolisian. Akan tetapi berkoordinasi terlebih dahulu dengan Babinkamtibmas yang ada di gampong ini. Setelah Babinkamtibmas tiba, disarankan agar diselesaikan terlebih dahulu di tingkat kampung bersama masyarakat adat. Istri tua dari Hafiz pun datang ke kantor kepala desa untuk melaporkan peristiwa itu. Setelah mendapat laporan, pihak perangkat desa lalu membuatlah peradilan adat di gampong dengan me...
Semarak #pesonalebaran tidak saja terlihat di sejumlah objek wisata, ada yang menarik berlangsung di Gampong Sibreh Keumudee, Aceh Besar, pada Selasa (27/6/2017). Tradisi reusam atau ziarah ke kuburan yang diisi dengan gotong royong bersama ini, menurut Keuchik Gampong Sibreh Keumudee Yasser sudah berlangsung sejak lama sekitar tahun 1920-an dan kini masih terus dilestarikan setiap tahunnya pada hari raya ketiga. “Reusam ini sudah jadi kebiasaan masyarakat Sibreh Keumudee untuk ziarah kubur, serta membawa bu (nasi) kulah yang dibagi bagi anak-anak yatim sebagai bentuk khanduri bersama,” sebut Yasser. Adanya tradisi dan budaya tersebut, menurut Yasser mampu memberikan pesan bagi anak-anak untuk mengingat menziarahi kubur orang tuanya kelak. Selain itu, kegiatan ini juga diisi dengan tausyiah dari Tengku dan juga menjadi momen silaturrahmi masyarakat disini yang baru pulang kampung serta mengisi dengan gotong royong bersama membersihkan kubur yang yang ada di k...
Ba Ranup (membawa sirih) merupakan suatu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Aceh, saat seorang pria melamar seorang perempuan. Sebelum acara Ba Ranup, untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut seulangke ) untuk mengurusi perjodohan. Jika seulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu. Pada hari yang telah disepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya. Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut. Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan da...
Memasuki bulan ke 7 atau minggu ke 28 kehamilan, saya dikejutkan oleh telepon dari mertua yang ingin memastikan kapan mereka bisa datang ke Tangse untuk jak mee bu (membawa nasi) atau keumaweuh. Sungguh tidak terasa kalau janin di rahim saya sudah tujuh bulan usianya. Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh khususnya keluarga suami untuk mengantarkan nasi dan buah-buahan bagi istri yang sedang hamil anak pertama. Tradisi inilah yang disebut dengan keumaweuh atau tujuh bulanan. Sebenarnya, saya merasa sedikit berat hati menjalani tradisi ini. Bukan karena saya anti dengan adat keumaweuh, bukan sama sekali. Saya malah senang sekali ketika keluarga suami datang ke rumah dan membawa aneka makanan dan buah-buahan. Bisa makan besar tentunya. Namun, yang membuat diri ini sedih adalah suami tercinta belum bisa kembali dari perantauan pada hari yang sakral itu. Ketika mertua perempuan melakukan peusijuk, langsung saja air mata ini keluar. Padahal entah apa yang ditangisi toh sebentar...
Lamno adalah ibukota Kecamatan Jaya yang terletak di daerah pesisir barat Aceh Jaya Daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Daerah ini terdiri dari tujuh kemukiman yang dipecah ke dalam 48 desa/gampong. Sebagaimana masyarakat Aceh lainnya, sebagian besar penduduk Lamno memeluk agama Islam. Di Aceh, daerah Lamno memiliki suatu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Di salah satu gampong yang ada di Lamno, yaitu gampong Daya kita menjumpai banyak penduduknya yang berkulit putih serta bermata biru seperti bangsa Eropa. Dalam sejarahnya, Lamno merupakan sebuah kota dagang yang amat maju dan telah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Eropa seperti Portugis dan Spanyol. Sejak masa itu, proses asimilasi dalam hal perkawinan antara bangsa Eropa yang berkunjung ke Lamno dengan masyarakat setempat terus berlangsung. Ketika terjadi gempa dan tsunami di Aceh tanggal 26 Desember 2004, sebagian daerah Lamno mengalami kehancuran. Salah satu, daerah yang mengalami kehancuran adalah gamp...
Rebutan isi bale (tempat makanan yang disediakan untuk mMulid) seolah menjadi tradisi dan pandangan wajib secara turun temurun di kalangan masyarakat Simeulue. Itu terjadi saat dilaksanakanMaulid Nabi Muhammad SAW oleh Pemerintah Kabupaten Simeulue di halaman Mesjid Baiturrahmah Kota Sinabang, Kamis, 14/12/2017. Peringatan Maulid ini juga dihadiri Bupati Simeulue Erli Hasyim, S.H, S.Ag, M.I.Kom serta sejumlah SKPK Simeulue, berlangsung hikmat dan penuh makna. Ustad Hasanuddin Yusuf Adan, yang juga dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh, menyampaikan tausiyah pada Maulid Akbar tersebut. Ustad Hasanuddin Yusuf Adan menyampaikan, Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan bagi ummat manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan semua sikap dan tingkah laku terpuji, yang diajarkan pada manusia. Begitupun, kondisi ummat hari ini sangat miris. Itu terlihat dari perbuatan tak patut, krisis sopan santun dan tata krama. Ini sangat bertolak belakang dengan y...