Ritual
Ritual
Ritual Aceh Banda Aceh
Kaurie Beureuat
- 27 November 2018

Lamno adalah ibukota Kecamatan Jaya yang terletak di daerah pesisir barat Aceh Jaya Daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Daerah ini terdiri dari tujuh kemukiman yang dipecah ke dalam 48 desa/gampong. Sebagaimana masyarakat Aceh lainnya, sebagian besar penduduk Lamno memeluk agama Islam. Di Aceh, daerah Lamno memiliki suatu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Di salah satu gampong yang ada di Lamno, yaitu gampong Daya kita menjumpai banyak penduduknya yang berkulit putih serta bermata biru seperti bangsa Eropa.

Dalam sejarahnya, Lamno merupakan sebuah kota dagang yang amat maju dan telah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Eropa seperti Portugis dan Spanyol. Sejak masa itu, proses asimilasi dalam hal perkawinan antara bangsa Eropa yang berkunjung ke Lamno dengan masyarakat setempat terus berlangsung. Ketika terjadi gempa dan tsunami di Aceh tanggal 26 Desember 2004, sebagian daerah Lamno mengalami kehancuran. Salah satu, daerah yang mengalami kehancuran adalah gampong Daya dimana keturunan Portugis bertempat tinggal. Walaupun demikian, sebagian di antara mereka juga ada yang selamat.

Tradisi Beureuat

Salah satu kenduri di Masyarakat Lamno Aceh Jaya adalah kaurie beurat. Kenduri ini dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan dan berlangsung pada malam hari di bulan pertengahan bulan Sya’ban. Malam berlangsungnya kenduri ini dikenal dengan istilah malam beurat. Kenduri ini dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat sebuah desa dan bertempat di meunasah yang dipimpin oleh teungku.

Pada kenduri ini seluruh masyarakat datang ke meunasah dengan membawa sebuah idang (paket makanan yang terdiri dari nasi beserta lauk pauk dan ditempatkan dalam sebuah talam yang besar). Makanan tersebut disantap bersama anggota masyarakat lainnya yang hadir pada saat pelaksanaan kaurie beurat.

Malam beurat adalah sebuah interpretasi masyarakat Aceh dari kebiasaan Nabi Muhammad dimana pada malam di pertengahan bulan Sya’ban Rasulullah melaksanakan shalat sunat yang dikenal dengan istilah shalat nisfu sha’ban (shalat pertengahan bulan sya’ban). Karena shalat ini bukan bagian dari shalat wajib, maka umat Islam yang berada didalam berbagai masyarakat mencoba menginterpretasikan makna yang terkandung di dalam shalat tersebut. Dengan kata lain, mereka mencoba mencari jawaban atas pertanyaan mengapa Rasulullah melaksanakan shalat nisfu sha’ban ?

Menurut kepercayaan masyarakat Lamno bahwa pada malam pertengahan bulan syaban Allah akan menentukan nasib seseorang (usia, rizki, dan amal perbuatan) untuk satu tahun ke depan. Oleh karena itu, melalui kaurie beurat masing-masing individu berdoa kepada Allah agar Allah memberikan yang terbaik kepada mereka.

Cerita-cerita rakyat yang berhubungan dengan masalah penentuan nasib di malam beurat ini amat banyak, tetapi semua bermuara kepada suatu konsep kosmologi yang memandang bahwa nasib manusia dalam setahun ke depan akan ditentukan oleh Allah pada malam itu. Nasib manusia dalam sebuah pohon yang besar berdaun lebat. Nasib setiap individu terpresentasikan dalam sehelai daun. Pada malam beurat tersebut Allah akan mengguncang pohon itu dengan guncangan yang amat hebat sehingga jika daun yang jatuh dari guncangan tersebut, maka individu yang terwakili didalam daun jatuh akan meninggal dunia suatu waktu dalam setahun ke depan. Untuk menghindari diri dari kematian, maka diperlukan sebuah ibadah berupa shalat nisfu sya’ban, doa, dan kenduri. Pada konteks ini fungsi utama dari seluruh prosesi ritual ini adalah sebagai tindakan preventif dari kemalangan pada tahun depan.

Walaupun Rasulullah hanya melaksanakan shalat dan puasa di pertengahan bulan sya’baan, di dalam tradisi masyarakat Lamno dikenal dengan bentuk ritual lain dari nisfu sya’ban yaitu berdoa secara berjamaah, makan bersama dalam ritual kenduri dan diakhir dengan ceramah agama. Pola pelaksanaan ritual nisfu sya’ban sedikit berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya di dalam NAD.

Dalam konteks menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan kaurie beurat menjadi sebuah isyarat bahwa bulan Ramadhan akan segera hadir. Hal ini dapat dilihat dari isi ceramah di akhir acara kenduri dimana teungku lebih banyak membahas hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh setiap muslim untuk memasuki bulan Ramadhan. Teungku juga berdoa agar setiap pribadi muslim masih diberi kesempatan oleh Allah untuk dapat bertemu dengan bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan ditiba. Di samping itu, keuchik juga mengajak masyarakat untuk melakukan sebuah tradisi penting dalam menyambut bulan Ramadhan, yaitu tradisi peugleh meunasah (membersihkan meunasah). Dalam himbuannnya ia menggunakan ungkapan “jamee rayeuk ka rap trouk” (tamu besar yaitu bulan Ramadhan akan segera tiba).

Namun yang menarik dalam tradisi kaurie beureat ini adalah kentalnya nuansa senang-senang yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi masyarakat pada seluruh aspek kenduri sehingga semakin besar sebuah kenduri, maka suasana kesenangan dan kebahagiaan akan lebih menonjol ke permukaan dibandingkan dengan esensi kaurie beureat itu sendiri. Pada titik ini masyarakat lupa bahwa esensi ritual ini adalah permohonan nasib baik ke depan sementara kenduri ini sendiri hanyalah alat pemersatu masyarakat ke dalam sebuah solidaritas yang lebih baik.

Oleh: Agus Budi Wibowo,
Peneliti BPSNT (Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional) Banda Aceh.
Sumber : http://plik-u.com

http://acehdalamsejarah.blogspot.com/2009/11/tradisi-kaurie-beureuat-pada-masyarakat.html

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline