Syarwani duduk di sebatang kayu yang tumbang. Mulut pria berpeci putih itu terus komat kamit merapalkan doa. Beberapa pria lain duduk berjongkok di hadapannya. Mereka melingkari api yang sedang melahap ranting-ranting kayu.
Setelah api menyala, mereka kemudian menaburkan kemenyan di antara susunan ranting kayu. Secara bersamaan, sang pawang harimau berasal dari Meulaboh, Aceh Barat itu terus melanjutkan rapalan doanya.
"Setelah bakar kemenyan, kemudian dirapalkan doa-doa," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo kepada Rappler, Senin 31 Juli 2017.
Ia menjelaskan ritual pengusiran harimau yang dilakukan pihaknya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, Aceh, pada Sabtu, 29 Juli 2017.
Pengusiran itu melibatkan tim BKSDA Aceh dan Flora Fauna International (FFI), serta pawang harimau Syarwani. Tim bergerak ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat tentang keberadaan harimau di sekitar permukiman pada Kamis, 27 Juli 2017.
Dari laporan tersebut, diketahui seekor lembu milik seorang warga setempat bernama Sulaiman, ditemukan mati dimangsa harimau. Tak ayal, warga pun berencana membunuh harimau tersebut. Caranya, warga membubuhi racun pada lembu sisa mangsa agar kembali dimakan harimau.
Sapto menambahkan bahwa pihaknya kembali menugaskan beberapa personel untuk melakukan pengecekan ke lokasi. Di sana tim menemui jebakan warga untuk membunuh harimau.
"Mendapati sisa lembu yang dimangsa dibubuhi racun bertujuan membunuh harimau, petugas kemudian memberikan pengertian kepada warga setempat bahwa membunuh harimau merupakan tindak pidana," kata Sapto.
Tim BKSDA Aceh, kata Sapto, meminta warga agar menguburkan sisa lembu yang telah dimangsa. "Serta warga sebaiknya melapor kepada BKSDA jika harimau kembali muncul."
Esok harinya, warga melaporkan bahwa harimau kembali muncul di sekitar pemukiman. Sabtu, 29 Juli 2017, BKSDA Aceh bersama Flora Fauna International (FFI) bergerak ke lokasi guna melakukan pengusiran.
Kali ini, tim yang turun ke lokasi ikut membawa Syarwani, pawang harimau. Di sana tim membantu pembuatan kandang anti serangan harimau dari kawat berduri.
"Memasang 4 kamera trap untuk memantau harimau, serta melakukan ritual mengusir harimau yang dilakukan pawang dengan harapan harimau tidak lagi mengganggu ketenangan warga," ujar Sapto.
Tidak hanya di Lembah Seulawah, Aceh Besar, ritual sama juga pernah dilakukan di tempat lain yang pernah diganggu harimau. Misal, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tamiang.
Dalam pengusiran harimau, ritual dilakukan hanya sekali. Selama ini, ritual dipercaya ampuh untuk menyuruh harimau kembali ke hutan sebagai habitatnya.
"Sampai hari ini tidak ada laporan dari masyarakat kemunculan harimau. Mudah-mudahan gak balik lagi," kata Sapto.
Populasi harimau di Aceh 200-250 ekor
Hingga 2017, berdasarkan data BKSDA Aceh, persebaran populasi harimau Sumatera di Provinsi Aceh sekitar 200-250 ekor. Sepanjang tahun ini, belum ada laporan kematian atau perburuan harimau. Namun Sapto mencurigai kemungkinan ada perburuan yang tidak terendus pihaknya.
"Selama tahun 2017 belum ada laporan harimau mati atau diburu. Tapi bukan berarti tidak ada laporan itu tidak ada yang mati atau diburu, sangat mungkin ada, tapi kita tidak tahu atau tidak dapat laporan. Karena beberapa kali patroli kami menemukan banyak jerat," kata Sapto.
Meski begitu, BKSDA Aceh terus melakukan patroli rutin mengantisipasi terjadinya perburuan satwa dilindungi. "Kuncinya adalah pencegahan melalui patroli dan penyadartahuan masyarakat, sama penegakan hukum," pungkas Sapto.
Sumber: https://www.rappler.com/indonesia/berita/177319-ritual-masyarakat-aceh-mengusir-harimau
#SBJ
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang