Ritual
Ritual
Ritual Aceh Aceh Barat
Ritual Mengusir Harimau
- 26 November 2018

Syarwani duduk di sebatang kayu yang tumbang. Mulut pria berpeci putih itu terus komat kamit merapalkan doa. Beberapa pria lain duduk berjongkok di hadapannya. Mereka melingkari api yang sedang melahap ranting-ranting kayu.

Setelah api menyala, mereka kemudian menaburkan kemenyan di antara susunan ranting kayu. Secara bersamaan, sang pawang harimau berasal dari Meulaboh, Aceh Barat itu terus melanjutkan rapalan doanya.

"Setelah bakar kemenyan, kemudian dirapalkan doa-doa," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo kepada Rappler, Senin 31 Juli 2017.

Ia menjelaskan ritual pengusiran harimau yang dilakukan pihaknya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, Aceh, pada Sabtu, 29 Juli 2017.

Pengusiran itu melibatkan tim BKSDA Aceh dan Flora Fauna International (FFI), serta pawang harimau Syarwani. Tim bergerak ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat tentang keberadaan harimau di sekitar permukiman pada Kamis, 27 Juli 2017.

Dari laporan tersebut, diketahui seekor lembu milik seorang warga setempat bernama Sulaiman, ditemukan mati dimangsa harimau. Tak ayal, warga pun berencana membunuh harimau tersebut. Caranya, warga membubuhi racun pada lembu sisa mangsa agar kembali dimakan harimau.

Sapto menambahkan bahwa pihaknya kembali menugaskan beberapa personel untuk melakukan pengecekan ke lokasi. Di sana tim menemui jebakan warga untuk membunuh harimau.

"Mendapati sisa lembu yang dimangsa dibubuhi racun bertujuan membunuh harimau, petugas kemudian memberikan pengertian kepada warga setempat bahwa membunuh harimau merupakan tindak pidana," kata Sapto.

Tim BKSDA Aceh, kata Sapto, meminta warga agar menguburkan sisa lembu yang telah dimangsa. "Serta warga sebaiknya melapor kepada BKSDA jika harimau kembali muncul."

Esok harinya, warga melaporkan bahwa harimau kembali muncul di sekitar pemukiman. Sabtu, 29 Juli 2017, BKSDA Aceh bersama Flora Fauna International (FFI) bergerak ke lokasi guna melakukan pengusiran.

Kali ini, tim yang turun ke lokasi ikut membawa Syarwani, pawang harimau. Di sana tim membantu pembuatan kandang anti serangan harimau dari kawat berduri.

"Memasang 4 kamera trap untuk memantau harimau, serta melakukan ritual mengusir harimau yang dilakukan pawang dengan harapan harimau tidak lagi mengganggu ketenangan warga," ujar Sapto.

Tidak hanya di Lembah Seulawah, Aceh Besar, ritual sama juga pernah dilakukan di tempat lain yang pernah diganggu harimau. Misal, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tamiang.

Dalam pengusiran harimau, ritual dilakukan hanya sekali. Selama ini, ritual dipercaya ampuh untuk menyuruh harimau kembali ke hutan sebagai habitatnya.

"Sampai hari ini tidak ada laporan dari masyarakat kemunculan harimau. Mudah-mudahan gak balik lagi," kata Sapto.

Populasi harimau di Aceh 200-250 ekor

Hingga 2017, berdasarkan data BKSDA Aceh, persebaran populasi harimau Sumatera di Provinsi Aceh sekitar 200-250 ekor. Sepanjang tahun ini, belum ada laporan kematian atau perburuan harimau. Namun Sapto mencurigai kemungkinan ada perburuan yang tidak terendus pihaknya.

"Selama tahun 2017 belum ada laporan harimau mati atau diburu. Tapi bukan berarti tidak ada laporan itu tidak ada yang mati atau diburu, sangat mungkin ada, tapi kita tidak tahu atau tidak dapat laporan. Karena beberapa kali patroli kami menemukan banyak jerat," kata Sapto.

Meski begitu, BKSDA Aceh terus melakukan patroli rutin mengantisipasi terjadinya perburuan satwa dilindungi. "Kuncinya adalah pencegahan melalui patroli dan penyadartahuan masyarakat, sama penegakan hukum," pungkas Sapto.

Sumber: https://www.rappler.com/indonesia/berita/177319-ritual-masyarakat-aceh-mengusir-harimau

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline