Tradisi Tawur Nasi ini diadakan setiap tahun di Desa Pelemsari, Rembang, Jawa Tengah sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Seusai berdoa, pemuda-pemuda desa saling lempar sambil tertawa gembira. Konon, pernah suatu kali desa ini gak mengadakan tradisi Tawur Nasi, dan hasilnya mereka gagal panen. Nantinya, nasi-nasi yang tercecer ini akan dikumpulkan warga untuk pakan ternak. Mereka percaya, hasil dari ternak yang diberi makan nasi hasil "tawuran" akan melimpah seperti panen mereka. Setiap orang yang mengikuti tradisi tawur nasi ini tidak akan ada yang merasa dendam atau marah, dan justru mereka akan melakukannya dengan senang hati dan bersemangat. Tradisi ini juga dipercaya bisa menghilangkan kesusahan yang bisa menimpa desa yang mereka tinggali. Biasanya tradisi tersebut akan dilakukan di tempat yang disebut dengan Punden Sumber, desa palemsari, kecamatan sumber, rembang, jawa tengah yang dikelilingi oleh areal persawahan yang kering. Para laki - laki akan ber...
Ngambeng merupakan tradisi yang biasanya di lakukan oleh masyarakat desa tegalontar untuk menghadiri acara selametan yang diadakan seperti selametan orang meninggal, lahiran anak, pernikahan dan lain sebagainya. Ngambeng ini merupakan istilah yang dipakai masyarakat desa tegalontar, didalam acara ngambeng ini orang-orang akan membacakan yasin dan tahlil kemudian setelah membaca yasin kemudian tamu akan di jamu oleh makanan seperti lontong sayur atau soto pekalongan dan ketika akan pulang akan dibawakan berkat yang sudah disiapkan.
Ada satu hal yang saya kenang ketika syawalan dikampung halaman saya yaitu Kutupat. Menurut H.J. de Graaf dalam Malay Annal dikutip dari historia.id menyatakan "Ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. De Graaf menduga kulit ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa. Warna kuning pada janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur". Ketupat memang umum ada di setiap rumah saat hari raya, seperti yang dikatakan diatas. Ketupat terdapat dibeberapa makanan khas daerah Indonesia seperti kupat tahu, ketoprak, sate, soto dan laksa. Namun, ada budaya unik yang mengikutsertakan ketupat. Ya, menggantung ketupat diatas pintu dan diatas meja makan. Hal ini saya saksikan langsung ketika Mbah saya masih ada. Beliau selalu menyisihkan ketup...
Dalam tradisi Jawa, seseorang harus dibuatkan selametan weton minimal sekali selama seumur hidup. Namun akan lebih baik dilakukan paling tidak 3 minggu sekali. Mitosnya, seseorang yang sering mengalami kesialan, selalu mengalami kejadian buruk, biasanya dilakukan Selametan weton selama 7 kali berturut-turut ketika pas hari dan weton orang tersebut. Dengan begitu kesialan akan segera menghilang dan berganti menjadi keberuntungan serta keberkahan hidup. Sampai sekarang tradisi seperti ini masih saja dilakukan banyak orang keturunan jawa, baik yang tinggal di desa maupun para elit yang sudah ada di kota besar. Terlepas dari itu semua, banyak manfaat yang bisa didapatkan ketika melakukan selamatan weton. Manfaat dan tujuan Selamatan weton adalah untuk “ngopahi sing momong”, karena masyarakat Jawa percaya dan memahami jika setiap orang ada yang momong (pamomong) atau “pengasuh dan pembimbing” secara metafisik. Pengasuh tersebut ber...
Tradisi Mendak Pada Kematian Istilah yang di gunakan dalam memperingati kematian setelah satu tahun pasca kematian biasanya di sebut dengan Mendak Kematian,masih banyak peringatan kematian yang ada di Jawa di antaranya : -nelung dino (tiga hari), -mitong dino (tujuh hari), -matang puloh (empat puluh hari), -nyatos (seratus hari), -mendak pisan (satu tahun perta), -mendak pindo (dua tahun ), -dan yang terahir adalah nyewu (seribu hari) pasca kematian,Iatilahnya ialah Haul dalam bahasa Arab yaitu satu tahun,sebutan lainnya adalah nyewu atau seribu hari kematian. Sebenarnya pada hari kematian adalah mutlak warisan yang berasal dari budaya Jawa Kuno yang selanjutnya adalah wali songo dalam menyampaikan dan menyebarkan agama dengan memasukkan budaya islam ke dalam suatu tradisi yang sering di lakukan masyarakat Jawa Kuno pada dahulunya. Tujuan Wali Songo tersebut ad...
Kenduren merupakan salah satu upacara adat Jawa khusunya Solo yang berasal dari sekaten ,adat ini merupakan adat yang pertama ,adat ini juga di sebut sebagai selametan . Upacara ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang dipimpin ketua adat atau tokoh agama. Asal usul mengapa diberi nama Kenduren yaitu dari bahasa Persia , yakni Kanduri yang berarti upacara makan-makan memperingati Fatimah Az Zahroh, puteri Nabi Muhammad SAW . Fenomena nilai ritual dan budaya ini jika ditinjau dari aspek sosio-historis adalah disebabkan munculnya tradisi kepercayaan dan keyakinan di Nusantara ini banyak dipengaruhi oleh pengungsi dari Campa yang beragama Islam. Hal ini yaitu terjadi pada sekitar tahun 1446 hingga 1471 masehi hal itu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi terjadinya perubahan sosio-kultural religius di Majapahit khususnya dan di pulau Jawa pada umumnya. Buktinya didapat dari conto...
Boyong penganten merupakan ritual pernikahan yang dilaksanakan pada hari kelima setelah pengantin tinggal di kediaman orangtua pengantin wanita. Acara boyong penganten disebut sepasaran (sepeken) pengantin. Sepeken artinya lima hari. Pada hari kelima pengantin diboyong (dihadirkan/pindah) dari kediaman orangtua pengantin wanita ke kediaman pengantin pria. Istilah boyong penganten adalah ngunduh mantu (Suwarno, 2006: 257). Menurut Suwarno (2006: 135) beberapa tradisi yang dilakukan pada acara boyong penganten antara lain sebagai berikut: 1. pihak pria menerima kehadiran pengantin pria dan wanita beserta besan (orangtua pengantin wanita) dengan cara bersahaja, mengundang para tetua dan beberapa tamu tetangga. 2. ada pula yang menyelenggarakan resepsi ngunduh mantu. Upacara boyong penganten atau ngunduh mantu jatuh pada hari kelima (sepeken) setelah upacara pernikahan. Upacara boyong penganten mengandung makna, yakni orangtua kan "berpisah" anaknya (putrinya) karena harus membangun...
Berjodoh dengan pasangan dan menikah dihari baik dan menjalankan hari –hari berikutnya dengan baik merupakan keinginan semua orang tanpa dipungkiri semua orang pasti menginginkannya. Menurut kepercayaan jawa untuk menentukan hari baik dan buruk dalam memulai satu hajat besar dapat dilihat menggunakan hitungan weton. Untuk yang belom tahu menahu tentang weton, weton adalah hitungan neptu hari dan pasaran ketika seseorang dilahirkan. Weton ini sering digunakan untuk menunjukkan ramalan yang berasal dari kebudayaan jawa yang telah turun temurun. Biasanya perhitungan weton untuk pernikahan digunakan untuk meminimalisir hal – hal buruk yang bisa terjadi. Selain itu, hitungan weton juga sering digunakan untuk menentukan kecocokan calon pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Biasanya jika hasil perhitungan weton kedua pasangan tidak diketemukan prospek yang baik, maka untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang mungkin bisa terjadi, akan dilakukan ru...
Dusun Mantran Wetan memiliki tradisi Tumpeng Jangka yang diselenggarakan setiap hari Rabu Pahing pada acara tradisi Saparan Mantran. Tumpeng Jangka tersebut diarak menuju rumah kepala dusun. Tradisi ini merupakan wujud rasa kebersamaan dan terima kasih kepada pemberi hidup atas hasil pertanian. Setiap warga pun turut serta membawa hasil bumi yang nantinya akan dimakan bersama-sama. Selain itu, kepala dusun pun menyiapkan sesaji di rumahnya dan juga satu ancak yang ditaruh di atas genting rumah kepala desa. Acara dimulai dengan berdoa bersama lalu dilanjutkan dengan makan bersama. Setelah acara tumpengan, dilanjutkan dengan kesenian tradisi yaitu Jaran Kepabng Papat. Sumber : https://jateng.antaranews.com/detail/tumpeng-jangka-bagi-keberkahan-rezeki.html