Hak-hakan berkembang di Dusun Kaliyoso dan Tegalombo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Boyolali. Hak-hakan mulai dikenal sejak tahun 1921. Kesenian ini menggambarkan masyarakat yang mencari air untuk keperluan pertanian, kemudian mengalirkannya, cara menggarap sawah, cara pemeliharaan pertanian, dan memetik hasilnya, serta membangun desa. Setiap bagian pekerjaan digambarkan secara medetail, sehingga pertunjukan ini membutuhkan waktu 12 jam. Acara dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 19.00 WIB. Alur pada hak-hakan adalah sebagai berikut: semula daerah dusun belum memiliki nama dan baru beberapa keluarga yang tinggal. Pada saat mereka bercocok-tanam selalu bermasalah dengan keberadaan air, maka mereka mengadakan musyawarah agar air dapat dialirkan ke wilayah mereka. Kemudian dicarilah sumber sampai ke daerah Muncar. Sumber air tersebut kemudian disebut sebagai sumber buda, yaitu sumber air yang dibuat saluran menuju daerah mereka. Pembuatan saluran air ini tidak semudah yang mere...
Kalimat atau istilah Musyawarah untuk mencapai kata mufakat dan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh ternyata bukan hanya monopoli beberapa kaum saja, dan tentu saja itu bukanlah isapan jempol yang tanpa makna. Suku minahasa pun memiliki satu upacara adat yang memang dilaksanakan untuk meneguhkan persatuan dan kesatuan anatar penduduknya. Upacara adat itu dalam suku Minahasa disebut dengan upacara Watu Pinawetengan. Konon berdasarkan cerita rakyat yang dipegang secara turun temurun, pada zaman dahulu terdapatlah sebuah batu besar yang disebut tumotowa yakni batu yang menjadi altar ritual sekaligus menandai berdirinya permukiman suatu komunitas. Dan konon lagi kegunaan dari batu tersebut merupakan batu tempat duduk para leluhur melakukan perundingan atau orang setempat menyebutnya Watu Rerumeran ne Empung. Dan memang, ketika Johann Gerard Friederich Riedel pada tahun 1888 melakukan penggalian di bukit Tonderukan, ternyata penggalian berhasil menemukan batu besar yang membujur dari...
Novero adalah upacara penyembuhan ibu hamil (jika sedang tidak sehat) yang dilaksanakan oleh masyarakat Suku Kaili , Sulawesi Tengah , Indonesia . Penyakit yang akan dihilangkan melalui upacara Novero adalah penyakit yang disebabkan oleh makhluk halus. Tradisi upacara ini melibatkan makhluk halus ( nilindo nuviata ). Pada umumnya masyarakat Suku Kaili masih menganut animisme , mereka meyakini keberadaan makhluk halus yang menghuni tempat-tempat seperti gunung , sungai , laut , pohon , dan lain sebagainya. sumber : http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-daerah/sulawesi-tengah/novero.html
Suku Kaili (etnis asli lembah Palu) menggelar upacara adat untuk mendamaikan kelompok warga yang kerap terlibat bentrok berkepanjangan serta menolak marabahaya. sumber :http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-daerah/sulawesi-tengah/ritual-adat-povunja.html
Seorang wanita Dani akan melahirkan anaknya dalam ebe ae, yang dibantu oleh beberapa orang wanita. Kelahiran bayi ini tidak disertai upacara/ritual khusus dan ari-ari serta tali pusar yang terlepas beberapa hari akan dihanyutkan dalam sungai begitu saja. Dan beberapa hari setelah proses kelahiran, wanita tersebut sudah bisa kembali untuk bekerja. Mereka juga tidak melakukan upacara dalam pemberian nama, nama yang mereka anggap baik, itulah yang akan menjadi nama dari anak tersebut. Setelah seorang anak berusia 2-3 tahun, jika dia seorang wanita, ia sudah harus mulai menggunakan rok jerami (sale), sedangkan untuk anak pria, dia baru memakai alat penutup alat kelamin pada usia 5-6 tahun. Pada suku Dani, mereka mengenal satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan anak pria Dani yaitu upacara Waya hagat-abin, yaitu suatu upacara Inisiasi, u...
Merarik adalah bahasa sasak yang artinya menikah, di daerah lombok sendiri upacara pernikahan dilakukan dengan cara yang unik yaitu pertama mempelai perempuan akan diculik oleh si mempelai laki-laki dan di bawa kerumahnya, dimana hal ini sebelumnya sudah ada kesepakatan terlebih dahulu dengan orang tua mempelai perempuan.Singkat cerita setelah hal tersebut dilakukan maka besoknya akan dilakukan sebuah prosesi ijab kaboul untuk mengesahkan pernikahan dua pasangan tersebut. sumber :http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-daerah/nusa-tenggara-barat/upacara-adat-merariq.html
Tulak Bala Yang pertama ini namanya Tulak Bala. Tradisi masyarakat Aceh merupakan cara tersendiri mereka dalam menolak bala bencana yang ditakuti, yaitu dengan melangsungkan upacara yang diberi nama Tulak bala. Ada penentuan waktu khusus ritual ini dilaksankan. Biasanya Tulak Bala dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dan berlokasi di tempat yang tidak umum, seperti pantai atau tepian sungai. Ada pun aktivitas yang dilakukan saat upacara ini digelar, mayarakat Aceh memanjatkan doa dan zikir agar terhindar dari bala bencana. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-aceh/
Peutron Aneuk Peutron Aneuk merupakan upacara adat Aceh yang memiliki ciri khas tersendiri. Ritual ini dilangsungkan untuk menyambut kelahiran bayi. Terdapat perbedaan waktu pelaksanaan upacara Peutron Aneuk. Ada yang melaksanakan upacara ini pada hari ke-7 setelah kelahiran, ada yang menyelenggarakannya pada hari ke-44 setelah kelahiran bahkan ada pula yang melangsungkannya setelah bayi berumur lebih dari satu tahun. Prosesi ritual ini banyak melibatkan ritual-ritual simbolik, salah satunya yaitu bagian dimana sehelai kain direntangkan di atas kepala bayi, sebutir kelapa kemudian dibelah di atas kain. Kelapa yang telah dibelah akan diberikan kepada kedua belah pihak orang tuanya sebagai simbol dan juga harapan tetap terjadinya kerukunan di kedua belah pihak. Makna lain, ada juga yang mengatakan bahwa tujuan pembelahan kelapa tersebut dimaksudkan agar si bayi tidak mudah takut dengan suara petir. https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-aceh/
Peusijuk Peusijuk adalah salah satu upacara atau prosesi adat dalam budaya masyarakat Aceh. Tujuan dari upacara ini untuk mendoakan orang yang akan di-peusijuk agar diberikan keselamatan, ketentraman dan kebahagiaan dalam kehidupan. Kapan Peusijuk dilaksanakan? Upacara ini umumnya dilakukan ketika seseorang menempati rumah baru, naik haji, menikah, dan hal lain yang sedikit banyak berkaitan dengan ungkapan rasa syukur sekaligus harapan agar terus dilimpahi kebaikan. Berikut tata cara pelaksanaan Peusijuek dilakukan dengan urutan: Pertama dengan menaburkan beras padi (breuh padee), Kedua menaburkan air tepung tawar, Ketiga menyunting nasi ketan (bu leukat) pada telinga sebelah kanan dan terakhir adalah pemberian uang (teumutuek). https://www.silontong.com/2018/10/30/upacara-adat-aceh/