347 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Festival Gunung Slamet (FGS)
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Festival Gunung Slamet (FGS) merupakan perayaan yang setiap tahun (biasanya pada bulan september) digelar di lereng gunung slamet, tepatnya di desa Serang, Purbalingga. Sejak tahun 2015, pemerintah kabupaten purbalingga telah mendorong penyelenggaraan festival ini demi melestarikan nilai-nilai budaya dan kesenian yang ada di sekitar lereng gunung Slamet. Hingga saat artikel ini dibuat, FGS sudah dilaksanakan 3 kali dan akan diselenggarakan untuk ke 4 kalinya pada tanggal 27-29 september 2018 nanti. Festival Gunung Slamet diselenggarakan dalam 3 hari. Rangkaian acara hari pertama diantaranya pawai ta'aruf, festival rebana, lomba MTQ, dan Sholawatan. Kemudian pada hari kedua akan diadakan ritual pengambilan air sikopyah, ruwat bumi, dan pagelaran wayang kulit pada malam harinya. Pengambilan air sikopyah merupakan salah satu rangkaian acara penting dalam festival ini. Ritual ini adalah salah satu bentuk pelestarian budaya yang ada di lereng Gunung Slamet sejak zaman dahulu. Ritual...

avatar
Oskm18_16918189_priyo
Gambar Entri
Grebegan ( Mulutan )
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Grebegan atau mulutan adalah sebuah tradisi keraton solo yang diadakan pada 12 rabiul awal yaitu pada saat hari kelahiran nabi Muhammad SAW. Hal itu dilakukan oleh pihak keraton untuk diberikan kepada masyarakat yang ada di kota solo. Tradisi ini dinamakan grebegan diambil dari kata "grebeg" yang berarti menangkap, masyarakat menangkap apa yang diberikan masyarakat tersebut dan nama mulutan tersebut diambil dari kata maulid, orang jawa memudahkan hal itu dengan mengganti nama menjadi mulut dan kebiasaan orang jawa menambahkan huruf diakhir kata dengan akhiran -an sehingga menjadi mulutan. Tradisi ini terjadi secara turun temurun dari pertama kalinya keraton solo berdiri hingga sekarang. Tradisi tersebut dimaksudkan untuk menyebarkan agama islam. Masyarakat yang awalnya beragama hindu kemudian para pimpinan keraton memiliki ide untuk membuat agama islam dapat diterima dengan melakukan akulturasi budaya antara hindu dan islam. Dengan hal itu, meningkatkan jumlah orang yang beragama i...

avatar
OSKM_16318113_FITB ITB_2018
Gambar Entri
Tingkeban, Prosesi Meminta Keselamatan Ibu dan Bayi
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Tingkeban, Prosesi Memohon Keselamatan Ibu dan Bayi                     Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya, meninggalkan berbagai adat pada setiap aktivitas yang dilakukan ataupun hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Tidak terlepas ketika seorang wanita sedang mengandung, berbagai ritual telah turun menurun dilakukan demi kebaikan dan keselamatan ibu dan calon bayinya. Berasal dari adat Jawa, tradisi ibu yang sedang mengandung salah satunya disebut Tingkeban atau Mitoni.             Tingkeban atau mitoni adalah tradisi adat Jawa dimana ketika kandungan kehamilan sudah memasuki usia tujuh bulan. Mitoni sendiri berasal dari kata “pitu” atau tujuh dalam bahsa Jawa. Pitu sendiri dapat diartikan sebagai pitulungan atau pertolongan untuk keselamatan dan memohon kelancaran persalinan nantinya. Untuk melaksanakan r...

avatar
OSKM_16018352_Amalia
Gambar Entri
Tebus Weteng
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Tebus Weteng atau Mitoni merupakan salah satu tradisi syukuran ibu hamil ketika memasuki usia kandungan 7 (tujuh) bulan. Di Tegal pun mengenal tradisi ini. Namun tentu saja, setiap desa yang ada di Tegal, baik itu Kabupaten maupun Kota Tegal pasti memiliki tradisi yang berbeda juga sesuai dengan kepercayaan dan yang pasti sesuai dengan perkembangan jaman. Namun di daerah pedalaman (jauh dari jalan utama), tradisi ini masih ditemukan, terutama di wilayah Adiwerna, Kabupaten Tegal. Untuk pakem dari Tebus Weteng sebenarnya sama, yaitu adanya rujak. Namun yang membuat berbeda adalah tradisi yang mengikutinya. Biasanya tradisi itu turun temurun dari nenek moyang.   Tata Cara Pertama – tama rujak dibuat dengan bahan seperti delima, jeruk bali yang dijemur kering, nanas, gula merah, cabai rawit, dan bumbu lainnya. Sebelum rujak dibagikan kepada tetangga, pasangan yang berbahagia tersebut diminta untuk pura – pura membeli rujak tersebut 1 porsi (biasanya...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Brokohan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Jawa memang dikenal memiliki sederet upacara yang berhubungan dengan bayi baru lahir, salah satunya adalah Brokohan. Tradisi Jawa yang satu ini dilangsungkan sehari setelah bayi dilahirkan, tujuannya untuk menyambut kelahiran bayi. Brokohan sendiri berasal dari kata barokah-an yang berarti memohon berkah serta keselamatan atas kelahiran bayi. Saat Brokohan, biasanya sanak saudara dan tetangga dekat berdatangan berkumpul sebagai tanda turut bahagia merayakan proses kelahiran bayi yang sudah berjalan lancar. Selain itu, para tetangga yang datang juga tidak jarang membawa berbagai macam oleh-oleh berupa perlengkapan bayi maupun makanan untuk keluarga yang melahirkan. https://www.orami.co.id/magazine/6-tradisi-merayakan-kelahiran-bayi-yang-hanya-ada-di-indonesia/

avatar
azizman
Gambar Entri
Sokongan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Banyak ragam tradisi yang masih hidup dan berkembang di Kabupaten Wonogiri. Tradisi ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang diwariskan dari kakek nenek dan telah menjadi adat kebiasaan masyarakat terutama yang ada di desa. Salah satu tradisi itu adalah Tradisi Sokongan. Sokongan atau biasa disebut Rombongan Arisan/Entre masih di jalankan sebagian masyarakat terutama wilayah desa – desa kecamatan Ngadirojo dan sebagian kecamatan Wonogiri bagian selatan.     Tradisi Sokongan sesungguhnya adalah salah satu wujud sifat gotong royong masyarakat desa dalam memenuhi satu kebutuhan terutama dana yang bagi warga desa bernilai cukup besar. Setiap warga desa yang ikut Sokongan mendaftarkan diri kepada pengurus biasanya disebut Carik Entre.  Rombongan Sokongan beranggotakan satu atau dua dusun yang berdekatan. Ada warga desa yang mengikuti lebih dari satu rombongan sokongan  bahkan lintas dusun tergantung keinginan warga te...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi Tujuh Tahunan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Di zaman yang serba modern seperti saat ini masih ada beberapa warga masyarakat yang masih eksis menjaga adat istiadat. Seperti yang dilakukan warga Dusun Sumberejo, Desa Purworejo, Kecamatan Wonogiri. Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Salah satu tokoh masyarakat, Suwarno menyampaikan acara bersih desa dilakukan setiap 7 tahun sekali. Bersih desa lebih ditekankan untuk mengusir roh-roh jahat yang ada disekitar desa agar tidak mengganggu. "Disini, rutin menghelat acara wayang setiap 7 tahun sekali, ini sudah adat dari para leluhur kami,"terangnya Kamis (04/05/2017) malam. Antusias warga yang datang untuk menyaksikan wayang juga sangat luar biasa, ratusan warga berbondong-bondong untuk menyaksikan, ratusan mata menatap kearah k...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Susuk Wangan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Di dalam masyarakat Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tenagh, dikenal tradisi Susuk Wangan. Tradisi ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari warga yang banyak berkutat dengan pertanian dan sumber air. <> Susuk Wangan sendiri, memiliki arti membersihkan saluran air. Sebagai ungkapan syukur atas sumber air yang diberikan Allah, setiap tahunnya mereka menggelar acara ini. Tradisi yang memilik nama lengkap “Ritual Susuk Wangan Amerti Tirta” ini biasa dilakukan pada Sabtu Kliwon setiap datang Bulan Besar (Dzulhijah).  "Ritual ini, merupakan adat istiadat masyarakat Desa Setren dan sekitarnya, sebagai bentuk rasa syukur karena selama ini mereka memperoleh manfaat dari aliran air gunung yang mengalir sepanjang tahun dari sumber Girimanik di hutan Setren," kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Slogohimo, Sarosa. Pada tahun ini untuk memeriahkan Susuk Wangan, Pemerintah Kabupaten setempat menggelar Susuk Wangan pada Ahad (3/11...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ngider
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Ada sebuah tradisi khas yang dilakukan masyarakat Wonogiri setiap datangnya Lebaran. Tradisi lama yang telah turun-temurun dijaga hingga kini. Sebuah tradisi bernama Ngider . <> Ngider hampir sama dengan Halal Bihalal. Yakni bersilaturahmi sembari saling meminta dan memberi maaf. Cuma bedanya Ngider dilakukan dengan disertai memberikan bingkisan. “Bingkisan biasanya berupa makanan kecil, kadang-kadang jajanan pasar seperti jadah ketan, tape singkong atau wajik klethik,” tutur Kasmi (56) warga Gemawang, Ngadirojo, Ahad. Sementara di Giriwoyo acara Ngider diikuti makan bersama. Seorang warga akan mengunjungi tetangganya seraya membawa bingkisan. Setelah ngobrol dan bersenda-gurau bingkisan tersebut dimakan bersama-sama. “Itu nikmatnya berlebaran, kita bisa makan bersama-sama tetangga, supaya tidak lekas kenyang, bingkisan yang dibawa bukan berisi makanan besar seperti nasi dan lauk-pauk, tapi makanan kecil seperti snack , kue kering,...

avatar
Deni Andrian