Tebus Weteng atau Mitoni merupakan salah satu tradisi syukuran ibu hamil ketika memasuki usia kandungan 7 (tujuh) bulan. Di Tegal pun mengenal tradisi ini. Namun tentu saja, setiap desa yang ada di Tegal, baik itu Kabupaten maupun Kota Tegal pasti memiliki tradisi yang berbeda juga sesuai dengan kepercayaan dan yang pasti sesuai dengan perkembangan jaman. Namun di daerah pedalaman (jauh dari jalan utama), tradisi ini masih ditemukan, terutama di wilayah Adiwerna, Kabupaten Tegal.
Untuk pakem dari Tebus Weteng sebenarnya sama, yaitu adanya rujak. Namun yang membuat berbeda adalah tradisi yang mengikutinya. Biasanya tradisi itu turun temurun dari nenek moyang.
Pertama – tama rujak dibuat dengan bahan seperti delima, jeruk bali yang dijemur kering, nanas, gula merah, cabai rawit, dan bumbu lainnya. Sebelum rujak dibagikan kepada tetangga, pasangan yang berbahagia tersebut diminta untuk pura – pura membeli rujak tersebut 1 porsi (biasanya 1 mangkuk) kepada orang yang bertugas membuat rujak tersebut.
Meskipun hanya pura – pura, tetapi uang yang digunakan tentu saja uang betulan. Dan nominalnya bebas, minimal Rp. 5.000. Rujak tersebut nantinya disantap berdua. Setelah prosesi pembelian rujak tersebut, kemudian rujak lainnya dibungkus menggunakan wadah plastik (cup) untuk dibagikan kepada tetangga dekat atau yang kondangan / kandegan pada saat itu.
Ada mitos tersendiri mengenai tradisi ini, yaitu apabila rujaknya rasanya pedas, maka bayinya lak-laki, namun jika berasa manis, maka anaknya dipastikan perempuan.
Untuk acaranya sendiri selain pembagian rujak dan berkat, ada juga pengajian – pengajian atau semacam siraman rohani
Di daerah Pesurungan Kidul, ada tradisi lain yang unik di acara Tebus Weteng. Labu yang berbentuk seperti terong dihias sehingga menyerupai wajah bayi. Kemudian terong digendong seperti layaknya bayi oleh ibu -ibu yang datang di acara kondangan tersebut. Oh iya labunya dibuat agar bisa dimasukan koin oleh ibu – ibu yang menggendongnya.
Sebelum labu tersebut digendong oleh ibu-ibu, labu tersebut diletakan di dalam sarung yang dipakai ibu hamil tersebut. Lalu labu dilepaskan dari dalam sarung kemudian harus ditangkap kembali. Ini dimaksudkan agar nanti apabila proses persalinan diberi kemudahan.
sumber: https://infotegal.com/2013/05/tradisi-tebus-weteng-di-tegal/
#SBJ
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...