Desa Terunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali ini memang terbilang terpencil. Untuk mencapai kesana harus melewati medan terjal, jalanan dengan tanjakan dan turunan curam yang diapit pegunungan, lalu menyebrangi Danau Batur. Ada sekitar 3.000 penduduk yang bermukim di Desa Terunyan, pada umumnya mereka bekerja di sektor pertanian. Tradisi masyarakatnya yang unik menjadi daya tarik wisatawan untuk datang kesini, karenanya sebagian pendudukpun mengelola sektor pariwisata seadanya dengan menyediakan perahu untuk menyebrangi Danau Batur dan memandu para wisatawan. Berbeda dengan umat Hindu umumnya, masyarakat Terunyan tidak menyembah Dewa Wisnu, Siwa, dan Brahmana. Ada satu pura yang sangat mereka hormati, yakni Pura Pancering Jagat yang di dalamnya terdapat patung Ratu Sakti Pancering Jagat. Tak hanya itu, penduduk Desa Terunyan pun tak membakar mayat dalam upacara ngaben seperti lazimnya masyarakat Bali. Mereka meletakkan jenazah di atas tanah dan h...
Dupa merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam peribadatan Agama Hindu di Bali. Cara menggunakannya adalah dengan membakar ujung dupa dengan korek api dan menancapkannya ke dalam tanah ketika dalam persembahyangan. Dupa pun digunakan untuk melengkapi persembahan umat Hindu dalam bentuk sesajen (canang dan daksina). Karena upacara dalam agama Hindu penuh makna dan simbol, dupa memiliki fungsi yang bermakna. Pertama, kita menggunakan dupa sebagai simbol untuk menghantarkan doa-doa kita atau persembahan kita kepada Tuhan. Asap dupa akan menuju ke atas yang bermakna doa dan persembahan kita akan disampaikan kepada Tuhan yang disimbolkan berada di tempat yang lebih tinggi dari kita atau di atas kita. Kedua, dupa digunakan saat sembahyang agar memberikan bau yang harum untuk membantu kita lebih konsentrasi dan khusyuk dalam menjalankan ibadah persembahyangan. #OSKMITB2018
Mebat atau Ngebat adalah salah satu tradisi masyarakat Bali untuk bergotong royong menyiapkan hidangan sebelum diadakannya upacara keagamaan. Mebat bersifat wajib, dan dimaksudkan untuk membantu tetangga sekitar yang akan mengadakan upacara keagamaan, contohnya: upacara pemberkatan sanggah, upacara pernikahan, upacara ngaben, upacara potong gigi, upacara ulang tahun, dst. Biasanya warga akan membawa golok / pisau besar untuk pelaksanaan Mebat. Mebat biasanya dilaksanakan pada hari H dini hari, agar hidangan yang disediakan masih baru, dan tidak mengganggu aktivitas warga pada hari itu. Jenis hidangan yang disediakan sangat beragam, mulai dari olahan kering sampai olahan basah, tapi semua itu bergantung pada kondisi ekonomi warga yang mengadakan upacara. Mebat biasanya dilakukan oleh warga laki – laki, karena para perempuan akan disibukkan untuk menyiapkan sesaji atau perlengkapan upacara lainnya. Menurut Pak Putu (44thn), Tradisi Mebat beliau lakukan kare...
Di bali seringkali ditemukan sesajen yang diletakkan di berbagai tempat, berupa bunga-bungaan, makanan, dan berbagai hal lainya, dalam sebuah wadah atau alas dari daun janur. Sesajen ini sendiri sebenarnya disebut Canang Sari. Latar belakang Pada abad ke-8 di tahun Saka 858, seorang Maha Resi bernama Markandeya bersama dengan pengikutnya membuka sebuah daerah baru di Puakan yang sekarang ini disebut dengan Taro, Tegal Lalang daerah Gianyar, Bali. Dalam pembentukan daerah baru tersebut sang Maha Resi mengajarkan untuk membuat upakara atau sesajen yang digunakan untuk sarana upacara, awalnya hanya terbatas pada para pengikutnya saja namun lama kelamaan menyebar ke penduduk lain di sekitar desa Taro. (breaktime.co.id/travel/the-story/kenapa-di-bali-bertebaran-sesajen-ini-kisahnya.html) Namanya, "Canang Sari" bermakna sebagai berikut: "Ca" berarti indah dan "Nang" berarti tujuan. Kata tersebut berasal dari Jawa kuno (Sudarsana, 2010:1) dan secara keseluruhan berarti "Tuj...
Bali sering kali menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal. Begitu banyak tempat-tempat menarik yang patut disinggahi pelancong dikala sedang melepas penat. Selain tempat wisata, Bali juga menawarkan segudang masakan kuliner khas yang dapat membuat air liur menetes seketika. Tidak kalah dengan kulinernya, adat istiadat atau tradisi serta upacara keagamaan di Bali tak pelak menjadi sorotan karena keunikan dan keetnikannya yang sudah mendunia. salah satunya seperti tradisi Maburu. Maburu dalam bahasa Indonesia berarti Berburu. Tradisi ini biasanya diadakan pada saat Tawur Agung Kesanga yang mana merupakan hari yang sama dilakukannya pawai ogoh-ogoh di Bali. Tradisi Maburu ini sangat terkenal dikalangan Desa Pakraman Adat Panjer. Diawali dengan umat Hindu di Desa Pakraman Panjer yang melakukan persembahyangan di Pura Desa. Setelahnya, semua pemangku/ pendeta yang ikut serta dalam ritual berkumpul di ha...
TRADISI KEPEMIMPINAN DI DESA ADAT TAJEN, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN, BALI Desa Tajen adalah desa yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Penduduk Desa Tajen berjumlah 2.921 jiwa terdiri dari 1.421 laki-laki dan 1.500 perempuan (Data tahun 2016). Ada dua sistem pemerintahan yang terdapat di Desa Tajen seperti umumnya desa-desa di Bali yaitu Desa Dinas Tajen dan Desa Adat Tajen. Desa Dinas Tajen merupakan perwakilan pemerintah Indonesia di Desa Tajen yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dipilih secara demokratis setiap 5 tahun sekali. Sedangkan Desa Adat Tajen dipimpin oleh seorang Bendesa Adat yang hanya boleh dipilih dari keluarga yang mendirikan Desa Tajen pertama kali dan kepemimpinannya dapat berlangsung seumur hidup kecuali yang bersangkutan mengundurkan diri. Tugas Bendesa Adat Desa Tajen umumnya berkaitan dengan urusan suka dan duka masyarakat Desa Tajen seperti upacara persembahyangan, pernikahan...
Upacara Mekingsan Ring Geni merupakan upacara kematian yang dilakukan di Bali dengan cara membakar jenazah. Walaupun sekilas terlihat mirip dengan upacara Ngaben, kedua upacara ini berbeda satu dengan yang lainnya.
Ritual atau upacara keagamaan merupakan suatu hal yang sudah melekat di dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikkan dengan adanya kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa praaksara. Jadi, nenek moyang kita terdahulu sudah melakukan ritual-ritual pemujaan kepada roh orang yang sudah meninggal pada zaman megalithikum, dimana terdapat peninggalan sejarah berupa menhir, dolmen, sarkofagus, dan lain sebagainya yang sering digunakan sebagai media untuk melakukan ritual pemujaan. Nahh, tidak berhenti sampai disitu saja, upacara keagamaan juga masih ada sampai saat ini khususnya pada ajaran agama Hindu. Salah satu upacara keagamaan atau ritual agama hindu adalah potong gigi atau sering disebut dengan Metatah/Mepanes. Metatah adalah salah satu upacara manusa yadnya dalam agama Hindu untuk anak yang sudah meningkat dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, dan dilaksanakan pada saat masih hidup lebih tepatnya saat remaja atau sering dilaksanakan bersamaan dengan up...
Tajen Bali Adakah dari kalian yang pernah mendengar istilah Tajen Bali? Tajen Bali adalah sebuah kebudayaan Sabung Ayam dari Bali. Tajen Bali merupakan simbolis dalam upacara Tabuh Rah. Tajen Bali memiliki keunikan, yaitu diikatnya taji atau pisau kecil ke kaki ayam untuk membantu mengalahkan lawan aduannya. Tabuh Rah, yang diambil dari kata Taburan Darah, merupakan bagian dari suatu prosesi bhuta yadnya. Dalam prosesinya, berbagai macam persembahan akan diberikan pada para Bhuta yang lima. Dalam sesembahan itu, terdapat zat cair yang harus dipersembahkan. Dan selain air, zat cair itu juga berupa darah. Cara-cara untuk mendapatkan darah tersebut, dapat melalui pemotongan leher ayam kecil atau celeng, yang disebut dengen penyambleh, atau mengadu ayam tanpa adanya taruhan. Dulu, Tajen Bali merupakan bagian dari Tabuh Rah tersebut. Namun kini Tajen Bali banyak dikaitkan sebagai hiburan, dan erat dengan judi. Kadangkala, setelah upacara Tabuh Rah selesai...