×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Upacara Keagamaan

Potong Gigi atau Metatah

Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM_16518102_Chandra Marutha.

Ritual atau upacara keagamaan merupakan suatu hal yang sudah melekat di dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikkan dengan adanya kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa praaksara. Jadi, nenek moyang kita terdahulu sudah melakukan ritual-ritual pemujaan kepada roh orang yang sudah meninggal pada zaman megalithikum, dimana terdapat peninggalan sejarah berupa menhir, dolmen, sarkofagus, dan lain sebagainya yang sering digunakan sebagai media untuk melakukan ritual pemujaan. Nahh, tidak berhenti sampai disitu saja, upacara keagamaan juga masih ada sampai saat ini khususnya pada ajaran agama Hindu. Salah satu upacara keagamaan atau ritual agama hindu adalah potong gigi atau sering disebut dengan Metatah/Mepanes.

Metatah adalah salah satu upacara manusa yadnya dalam agama Hindu untuk anak yang sudah meningkat dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, dan dilaksanakan pada saat masih hidup lebih tepatnya saat remaja atau sering dilaksanakan bersamaan dengan upacara pawiwahan. Dalam lontar Dharmakahuripan disebutkan bahwa "Saat yang paling tepat untuk upacara potong gigi adalah saat mereka (anak-anak) mulai meningkat dewasa bagi laki-laki ditandai dengan berubah suaranya menjad lebih besar sedangkan bagi perempuan ditandai dengan mengalami datang bulan yang pertama." Namun dalam agama Hindu,  upacara ini dapat dilaksanakan kapan saja sesuai dengan kondisi yang disebut dengan desa, kala, dan patra. Tujuan dilaksanakannya upacara ini untuk menyucikan lahir batin dari seorang anak yang bersangkutan supaya anak mampu mengendalikan diri dari sifat-sifat tidak baik sehingga disebut samsahara sarira.

Adapun makna dari melaksanakan upacara potong gigi antara lain :

1. Sebagai tanda perubahan masa kanak-kanak menjadi dewasa sehingga terjadi perubahan sifat anak-anak menjadi remaja dengan pancaroba, gejolak pikiran yang cepat berubah, kemudian masa mencari jati diri, cepat meniru dan terpengaruh ke arah yang cenderung negatif. Oleh karena itu dalam upacara potong gigi ini, ada enam gigi atas yang diasah sebagai simbol pengendalian enam macam musuh yang ada di dalam diri yang disebut dengan sad ripu, yaitu Kama (nafsu yang bersifat negatif), Loba (sifat serakah), Krodha (sifat marah yang tak terkendali), Mada ( Mabuk, cenderung menggunakan hal-hal yang tidak diperbolehkan), Moha (bingung, tidak bisa menentukan arah hidup), dan Matsarya (iri kepada orang lain).

2. Sebagai salah satu kewajiban yang harus dipenuhi orang tua kepada anaknya karena telah memperoleh kesempatan untuk melaksanakan yadnya agar anak tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan ajaran agama.

3. Secara spiritual, seseorang yang telah disucikan dengan upaca potong gigi lebih mudah mengubungkan diri kepada Tuhan , dewa, dan leluhur.

4. Menghindarkan diri dari kepapaan berupa hukuman neraka di kemudian hari bila mampu meningkatkan kesucian diri

Upacara potong gigi atau Metatah ini memiliki rangkaian atau susunan upacara, yaitu

  • Magumi padangan, Upacara ini juga di sebut mesakapan kepawon dan dilaksanakan di dapur.
  • Nekeb, Upacara ini dilakukan di meten atau di gedong
  • Mabyakala, Ini dilakukan di halaman rumah di depan meten atau gedong.
  • Ke Merajan, atau tempat suci di dalam rumah. Urut – urutan upacara di merajan yaitu : Mohon penugrahan kepada Bhatara Hyang Guru, Menyembah Ibu dan Bapak, Ngayab caru ayam putih, Mohon tirtha (air suci) kepada Bhatara Hyang Guru, Ngerajah gigi (Menulis gigi dengan wijaksara) dan Di pahat taringnya secara tiga kali.

Menuju ketempat potong gigi, Urut – urutan upacaranya :

  • Sembahyang kepada Bhatara Surya dan kepada Bhatara Sang Hyang Semara Ratih dan mohon tirtha kepada beliau berdua.
  • Ngayab banten pengawak di bale dangin,
  • Metatah atau memotong / mengasah dua buah taring dan empat buah gigi seri pada rahang atas dan Turun dari tempat potong gigi, jalannya ke hilir dengan menginjak banten paningkeb.

Kembali ke meten / gedong tempat ngekeb. Bila ingin berganti pakaian, sekarang bias dilakukan mejaya – jaya di merajan. Urutan upacaranya:

  • Mabyakala
  • Sembahyang kepada : Bhatara Surya, Leluhur dan Bhatara Samudaya.
  • Menuju ke hadapan Sang Muput Upacara, disini dilakukan meeteh – eteh persediaan : prayascita, Pangrabodan, Ngayab pungun – pungun dan pajejiwan, Matirtha penglukatan, pebersihan dan kekuluh, Mejaya – jaya, Ngayab banten otonan, Ngayab banten pawinten-digunakan dan Mapadamel
  • Kembali ke meten/gedong tempat ngekeb.
  • Mapinton ke Pura Kahyangan Tiga, ke Pura Kawitan dan ke Pura lainnya yang menjadi pujaannya.

Hal yang dapat disimpulkan dari Upacara potong gigi atau metatah ini adalah umat hindu akan mengalami peningkatan kesucian diri serta dihindarkan dari kepapaan serta mampu menghubungkan diri dengan Tuhan. Umat hindu juga dapat mengendalikan sad ripu atau enam musuh dalam dirinya setelah melakukan upacara ini.

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

Mpaa Buja Kanda...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Buja Kandanda memiliki kesamaan dengan Mpaa Soka yang juga merupakan salah satu seni tarian dalam tradisi Bima, yaitu sama-sama menggunakan tomb...

Mpaa Soka (Sala...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Soka adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpaa Manca (Tar...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Manca merupakan salah satu tarian tradisional yang memadukan gerakan dinamis dan seni bela diri berpedang. Sehingga tarian ini dikenal juga seba...

Ndiha Rasa (Pes...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Ndiha Rasa atau dalam Bahasa Indonesia berarti Kampung Ramai; (diterjemahkan sebagai Pesta Rakyat), merupakan salah satu tradisi masyarakat Bima yang...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...