121 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Ritual Kaba Tusi
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Ritual adat  Kaba Tusi adalah prosesi pengukuhan para ketua suku oleh Nai Ina Ama Lasiolat (raja) sebagai pemangku adat tertinggi di wilayah adat  Fialaran, Kecamatan  Lasiolat,  kabupaten Belu, NTT. Kaba Tusi juga menjadi sebuah simbol kewibawaan yang diberikan Nai Ina-Ama Lasiolat . Kaba tusi dimaksudkan untuk memberi kekuatan kepada para ketua suku agar mempunyai wibawa, kuasa, resmi dari raja dalam menjalankan kuasa kepemimpinannya atas suku. Dalam ritual ini, para ketua suku diberi kekuatan atau beran , sehingga dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka dapat bertanggung jawab. Upacara Kaba Tusi dilakukan secara terbuka di hadapan masyarakat adat sehingga semua kalangan tahu bahwa seseorang telah diberi satu kuasa dan mandat untuk memimpin suku. Secara tradisi, Kaba Tusi dikukuhkan langsung oleh raja/Ina Ama Lasiolat atas restu dan berkat para leluhur.   Mako’an  (Imam adat) juga dilibatkan da...

avatar
Aze
Gambar Entri
Kalender Masyarakat Lewotala
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

omunitas masyarakat adat di desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur mempunyai bentuk unik pemberian nama-nama bulan. Tak seperti dalam kalender masehi yang didasarkan pada pengitaran bulan mengelilingi bumi, penyebutan nama-nama bulan ini mempunyai relasi erat dengan aspek sosiokultural masyarakat di desa Lewotala. Adapun keunikan penyebutan dan penggolongan nama-nama bulan ini tersimpan konsep pengetahuan masyarakat lokal di desa Lewotala khususnya konsep pengetahuan  dalam dunia pertanian. Berikut nama-nama bulan dalam komunitas masyarakat adat di desa Lewotala. Bulan pertama adalah ‘Wulan Nikat’ atau bulan menanam. Bulan menanam ini ditandai dengan penghantaran benih padi dari lumbung padi desa yang disebut ‘Keba’ menuju ke ladang atau kebun adat ‘Ma Ora’. Proses penghantaran benih padi ini dimulai dengan upacara atau ritual adat yang diiringi dengan nyanyian yang mengisahkan Asal-usul Dewi Padi ‘...

avatar
Aze
Gambar Entri
Prosesi Naifeto Lale’an
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Naifeto Lale’an  berasal dari tiga kata yakni Nai, Feto dan Lale’an . Nai berarti yang mulia,  Feto  artinya bunda dan Lale’an  berarti surga. Naifeto Lali’an  dapat diartikan Bunda Surgawi. Prosesi ini berupa perarakan patung Bunda Maria Stella Maris mengelilingi wilayah paroki tertua di pulau Timor tersebut. Selain untuk memperkokoh iman dan persaudaraan kristiani, Prosesi Naifeto Lale’an  dilangsungkan untuk mengenang sejarah Kekatolikan di wilayah Atapupu. Kala itu para misionaris Jesuit datang ke tanah Atapupu dari arah laut membawa salib, Kitab Suci, Arca Bunda Perawan Maria serta sarana-sarana rohani lainnya.   Tahun ini, prosesi Naifeto Lale’an berlangsung sejak 25 Juli hingga 31 Juli 2018 dimana terdapat dua rute perarakan yakni darat dan laut. Pada masa prosesi ini,  Naifeto Lale’an atau Bunda Maria Stella Maris diarak mengunjungi umat di setiap k...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pa Eri Wee atau Kalarat Wai
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Dalam konteks budaya Marapu Kalarat Wai merupakan proses ibadah untuk meminta restu kepada sang leluhur, ini dilakukan agar setiap kegitan berjalan dengan lancar dan baik tanpa ada halangan. Kalarat Wai dalam Festival Wai Humba ditandai dengan adanya dialog antara para Rato untuk memastikan tata cara pelaksanaan ritual sejalan dengan budaya. Dialog yang dilakukan oleh para Rato akan menghasilkan sebuah keputusan dengan melihat hati ayam dimana masing-masing Rato menterjemahkan hati ayam tersebut sesuai dengan konteks kegiatan apakah dilanjutkan atau tidak tergantung  dari hasil penglihatan secara ritual oleh para Rato. Pada kegiatan Wai Humba kali ini hasil yang diterjemahkan oleh para Rato menunjukan ada dukungan leluhur sehingga kegiatan terus dilakukan sampai pada proses akhir. Kalarat Wai atau Pengkeramatan Air sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian alam terhadap sumber-sumber mata air yang selama ini mendapat ancaman serius. Kalarat Wai meru...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ako Woja
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

dalam ako woja semua orang yang mengikuti acara itu beramai-ramai turun ke ladang sambil bergotong royong mulai dari mengetam sampai pada proses menjadi padi yang utuh.   Ada beberapa keunikan dari rangkaian kegiatan ini yakni peserta sebagian besar  didominasi oleh para perempuan, lengkap dengan pisau dan keranjang dalam jinjingannya. Selain itu, peserta acara ako woja ini juga tidak hanya berasal dari daerah Manggarai tetapi juga dari luar Manggarai.  Jika kaum hawa mengetam padi, para lelaki bertugas untuk mengangkut padi itu dengan karung ke tempat yang sudah disiapkan. Setelah acara  ako selesai, proses selanjutnya adalah rik. Rik  berarti injak sambil mengucak padi dengan kaki. Tujuannya untuk melepaskan bulir padi dari tangkainya. Dalam rik peserta mengucak padi sambil menyanyikan lagu khusus dalam bahasa Manggarai yang dibawakan dalam gaya danding, salah satu tarian adat Ma...

avatar
Aze
Gambar Entri
Teing Hang Empo
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Pada umumnya di Manggarai terdapat banyak ritus adat yang dilakukan untuk memasuki tahun baru. Misalnya yang lazim dilakukan masyarakat adat di wilayah Flores bagian barat itu ialah ritus Teing Hang Empo. Secara harafiah, ritus ini dapat diartikan sebagai “memberi makan kepada leluhur”. Namun lebih dari itu ritus Teing Hang Empo yang sering dilakukan pada awal tahun dapat dimaknai sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Pencipta. Itu terutama atas berkah dan rezeki pada tahun sebelumnya dan sekaligus meminta karunia untuk tahun selanjutnya. Jika demikian di daerah lain di Manggarai, di Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) juga memiliki ritus unik memasuki tahun baru yaitu Cor Molo. Cor Molo merupakan aktivitas menuangkan beras ke dalam satu ruas bambu. Ruas bambu kemudian dipanggang di tungku api dan bisa dijadikan nasi bambu.   Darius Gari, seorang tokoh adat asal Kampung Lompong, Desa Golo Lembur, Kecamatan...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ritual Hogor Hini
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Di atas meja tersedia “lida” atau nyiru yang di dalamnya sejumlah tempurung dan piring serta sebotol “moke”, alkohol lokal hasil sulingan nira lontar. Di dalam masing-masing tempurung diletakkan manu waten (hati ayam), pare hoban (beras), bako koli (lintingan rokok dari daun lontar), bako wolot (tembakau), wua ta’a (sirih pinang), lengi kabor (minyak kelapa), irisan nenas serta telur dan daging ayam yang sudah dimasak. Itulah semua bahan yang dibutuhkan dalam ritual ini. Selanjutnya di bawah pimpinan Mama Nika, mereka akan berjalan dari kuwu ke kuwu (dari pondok ke pondok tempat memasak garam) sambil membawa “lida”. Masing-masing keluarga pemilik pondok harus menyiapkan kelapa muda. Selain itu mereka juga harus memancangkan tiang pendek dari bilah bambu atau kayu yang di bagian atasnya dipasangkan potongan pelepah pinang untuk meletakkan sesajen di samping tungku masak dalam pondok. Ritual akan berakhir di mahe nu...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ritual Puru Lamananga
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Puru Lamananga adalah ritual yang dilakukan oleh penganut agama asli orang Sumba (Marapu) yang sudah mendapat pengakuan dari pemerintah lewat  surat dari Kemendikbud Dirjen Kebudayaan nomor : TI 313/f.8/n.1.1/2016. Pengakuan itu juga tertuang dalam  surat penyampaian tanda inventarisasi no 48/f4/pkt/2015 serta SKT dari pemda Sumba Timur dengan nomor BKBP 220/365/B.3/VIII/2015. Ritual Puru Lamananga merupakan ritual tahunan yang dilakukan menjelang awal musim tanam dimana para penganut Marapu memohon kepada Sang Pencipta agar diturunkan hujan yang cukup untuk dapat bercocok tanam pada musim tanam tahun ini. Tahapan Ritual Ritual ini dilakukan dalam 4 tahapan. Tahapan pertama dilakukan pada tanggal 10 Desember 2016 lalu di Mananga atau yang dalam bahasa Indonesia disebut muara, tepatnya di Desa Wanga, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur.Ritual pada tahap pertama ini  disebut Ritual Wuku Maundala kapeika nggili duaka (Lamuru lukuwalu) Dalam ritual in...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ritus ‘’Poka Sawar Limbang Sama”
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Sebuah ritus  sudah dibangun sejak tahun 1970-an  demi menyelematkan masa depan anak-anak Desa Lembur Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).  Pada awalnya bertujuan gotong royong bersama untuk bekerja kebun atau membangun rumah.  Kini telah dimodernisasikan menjadi ritual kumpul dana dalam rangka membantu proses  biaya pendidikan anak hingga di bangku kuliah.  Desa Lembur tidak begitu jauh dari Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur. Dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat, Desa ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam. Sebagian besar masyarakat Desa Lembur adalah petani dengan pekerjaan sehari-harinya adalah mengelola hasil perkebunan cengkeh, kakao, dan kemiri yang dapat membantu kehidupan ekonomi mereka. Sejak ratusan tahun lalu leluhur sudah  mewariskan mereka budaya gotong royong  yang dipertahankan terus oleh generasi penerus  untuk saling membantu satu sama lain. Sebagai salah budaya y...

avatar
Aze