|
|
|
|
Tradisi Buang Ayam / Bebek Tanggal 14 May 2018 oleh hallowulandari . |
Tradisi Buang Ayam / Bebek. Tradisi ini dilaksanakan setelah prosesi Ijab Qabul pernikahan. Namun tradisi ini dikhususkan bagi calon mempelai yang rumahnya dibatasi oleh sungai yang agak besar. Jadi ketika iring-iringan calon pengantin tersebut melewati jembatan, diwajibkan membawa sepasang bebek atau ayam untuk dibuang. Menurut kepercayaan setempat, apabila tidak melaksanakan tradisi tersebut, bisa dipastikan kedua pengantin tersebut bakal celaka.
Pada jaman dahulu, dibuang dalam artian adalah bebek / ayam tersebut dijadikan semacam tumbal agar terbebas dari celaka. Sehingga bebek / ayam yang dilempar tersebut akan hanyut dan mati terbawa arus sungai.
Namun kini seiiring dengan berjalannya waktu, prosesi “pembuangan” tersebut tidak sepenuhnya dibuang, namun nanti diperebutkan oleh anak – anak yang sudah menunggu di bawah jembatan. Setiap pengantin membawa bebek / ayam satu persatu, dan dalam hitungan ketiga, hewan tersebut dilemparkan dan dijadikan rebutan. Suasana di bawah jembatan menjadi riuh ramai oleh anak- anak yang saling berebut. Biasanya, hasil tangkapannya pun nanti dimasak untuk disantap bersama-sama dengan anak- anak yang lainnya.Tradisi yang awalnya sebagai penolak bala, kini berubah menjadi sedekah. Karena biasanya anak – anak yang berebut hewan tersebut adalah dari golongan yang kurang mampu. Untuk lebih meramaikan acara, kedua hewan tersebut biasanya dihias yaitu diberi pita agar menarik perhatian. Unik bukan?
Tradisi ini masih dilakukan oleh desa yang dilewati oleh sungai besar dan lokasinya terbilang jauh dari jalan utama. Ketika melakukan survey via twitter @infotegal, daerah yang tercatat masih melakukan tradisi ini adalah di Larangan (Kramat), seputaran Pagiyanten (Adiwerna), Sindang (Dukuhwaru), dan beberapa daerah lainnya.
Semoga artikel ini bisa menambah wawasan teman-teman mengenai tradisi unik yang adai di wilayah Tegal.
Sumber:
https://infotegal.com/2013/05/tradisi-buang-ayam-atau-bebek-di-tegal/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |