×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual Adat

Siwaratri

Tanggal 25 Dec 2018 oleh Aze .

Siwaratri biasa lumrah diyakini masyarakat sebagai malam peleburan dosa. Lantas, benarkah demikian?

Siwaratri ini erat kaitannya dengan sebuah kisah seorang pemburu bernama Lubdhaka yang diuraikan sebuah Karya Sastra Jawa Kuna, Kekawin Siwaratri Kalpa karya Empu Tanakung dan di Bali lebih dikenal dengan Kekawin Lubdhaka.

Dari kisah itu, masyarakat kemudian mempersepsikan bahwa cerita Lubdhaka sebagai usaha umat Hindu dalam melakukan Dharma peleburan dosa atau malam penebusan dosa.

Namun setalah dikaji dengan hati-hati dan lebih mendalam ternyata nilai yang terkandung di dalamnya tidaklah sesempit, sedangkal dan semudah itu orang-orang dapat menebus dosa-dosanya, serta tampaknya sangat bertentangan dengan Srddha hukum karma atau Karma Phala.

Perlu diingat bahwa si pemburu Lubdhaka sebagai orang yang hidupnya papa. Kata Papa disini tidak sama maknanya di sini dengan kata dosa kendatipun kata-kata itu dapat diterjemahkan dengan dosa.
 
Dalam hal ini kepapaan si Lubdhaka jiwanya diliputi oleh kegelapan atau Awidya yang berakibat munculnya ketidaksadaran, kebodohan, rendah kualitas hidup yang selalu dibelenggu oleh keduniawian. Hal tersebut terlihat pada perbuatan himsa karma yaitu memburu dan membunuh binatang buruannya setiap hari guna dapat menghidupi keluarganya.
 
Lebih lanjut dijelaskan, kisah Lubdhaka dengan Siwaratrinya sesungguhnya mengandung makna sebagai tonggak peringatan umat Hindu untuk senantiasa berusaha untuk melebur kepapaan hidupnya, pada malam payogan Bhatara Siwa agar terlepas dari belenggu kegelapan hidup, gelapnya jiwa atau Awidya, bebas dari kebodohan, bebas dari ketidaksadaran, bebas dari ikatan duniawi. 
 

Hingga pada akhirnya nanti dapat mencapai Widya, hidup yang terang, jagadhita dan tercapainya moksa bersatu  kembali dengan asal mula kehidupan yaitu Sang Hyang Widhi.

sumber : https://www.beritabali.com/read/2017/01/26/201701260007/Siwaratri-Malam-Peleburan-Dosa.html

DISKUSI


TERBARU


Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

Mpaa Buja Kanda...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Buja Kandanda memiliki kesamaan dengan Mpaa Soka yang juga merupakan salah satu seni tarian dalam tradisi Bima, yaitu sama-sama menggunakan tomb...

Mpaa Soka (Sala...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Soka adalah tarian tradisional resmi acara kenegaraan yang memperlihatkan ketangkasan prajurit menggunakan tombak.

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...