guru
20 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
cabang-cabang merga perangin-angin
Ritual Ritual
Sulawesi Utara

Cabang-cabang merga Perangin-angin : Bangun, yang berlokasi di : Pernampen, Tanjong, Selandi, Jandimeriah, dan Batukarang. Kacinambun, yang berlokasi di Kacinambun. Keliat, yang berlokasi di Mardingding. Laksa, yang berlokasi Juhar. Mano, yang berlokasi di Pergendangen. Namoaji, yang berlokasi di Jinabun dan Kutabuluh. Penggurun, yang berlokasi di Susuk. Pincawan, yang berlokasi di Perbesi. Pinem, yang berlokasi di Juhar dan Sarintono(Sidikalang) Sebayang, yang berlokasi di Gunung, Kuala, Kutagerat, dan Perbesi. Singarimbun, yang berlokasi di Kutambaru, Mardingding, Temburun. Sinurat, yang berlokasi di Kerenda. Sukatendel, yang berlokasi di Sukatendel, Kutabuluh Gugung, Laubuluh, Amburidi, Kutamale, Buahraya. Kutabuluh, yang berlokasi di Kutabuluh. Tanjung, yang berlokasi di Penampen dan Berastepu. Ulunjadi, yang berlokasi di Juhar. Uir, yang berlokasi di Singgamanik. (Catat...

avatar
OSKM18_16918033_Stephan Ryoki Petrahansel Bangun
Gambar Entri
Tradisi Memindahkan Rumah (Merawale)
Ritual Ritual
Sulawesi Utara

Tradisi memindahkan rumah, oleh masyarakat Minahasa dikenal dengan sebutan Merawale. Rumah yang dipindahkan itu tanpa harus dibongkar, namun secara utuh digotong secara bersama-sama. Tradisi ini telah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Minahasa. Masyarakat di Kelurahan Bitung – Amurang Minahasa Selatan rupanya masih ada yang mempertahankan tradisi merawale ini. Kebersamaan dalam kehidupan sosial di Minahasa, salah satunya diwujudkan dengan tradisi merawale. Baik anak-anak, remaja, pemuda maupun orang tua terlibat dalam tradisi ini tanpa memandang status sosial. Merawale biasanya dikomandoi oleh seseorang agar rumah yang akan dipindahkan dapat diangkat secara lebih mudah. Merawale juga adalah simbol kepolosan dan rasa kebersamaan masyarakat tanpa rekayasa dalam kehidupan sosial di Minahasa. Siapa saja yang terlibat dalam merawale tidak dibayar dengan uang, akan tetapi hanya mendapat ucapan terima kasih dari yang empunya rumah. Salah satu bentuk ucapan terima kasih diwujudk...

avatar
Abdulcahyo
Gambar Entri
Tradisi Mandalengo Gorontalo
Ritual Ritual
Sulawesi Utara

Ribuan warga Kota dan Kabupaten Gorontalo memadati jalan raya dan obyek wisata, untuk memeriahkan tradisi jalan pagi yang biasa dilakoni saat bulan Ramadan tiba. Tradisi jalan pagi atau mondalengo tersebut, biasanya dilakukan saat minggu pertama bulan puasa setelah makan sahur, dengan mengunjungi tempat tertentu. Di obyek wisata Benteng Otanaha, Kota Gorontalo, warga berbodong-bondong menaiki ribuan anak tangga padahal pada hari-hari biasa, obyek wisata bersejarah tersebut jarang dikunjungi warga karena tempatnya yang cukup berbahaya untuk dijangkau. Meski harus mengeluarkan tenaga dan keringat, namun warga mengaku tak khawatir akan merasa haus sebelum buka puasa. sumber: http://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/tradisi-dan-kearifan-lokal-di-sulawesi.html #SBJ

avatar
Abdulcahyo
Gambar Entri
Mutimualo, Tradisi Mandi Bersama Masyarakat Gorontalo
Ritual Ritual
Sulawesi Utara

Mandi bersama Mutimualo. Jika salah satu anggota keluarga masyarakat Gorontalo ada yang meninggal dunia dan menimbulkan kesedihan mendalam, dalam situasi seperti itu, keluarga Gorontalo biasanya segera menyelenggarakan tradisi Mutimualo. Prosesi itu dilakukan tepat tujuh hari sejak meninggalnya anggota keluarga yang bersangkutan. Caranya, seluruh anggota keluarga yang ditinggalkan mandi bersama. Tidak sembarang mandi, acara itu harus dilakukan pemuka adat. Satu demi satu anggota keluarga mendapat siraman air dari sang pemuka adat. Ada kepercayaan, kesedihan akibat kehilangan anggota keluarga bisa larut dalam air yang disiramkan saat mandi. Selain itu, selesai mandi, badan terasa segar sehingga pikiran segar dan kesedihan pun terhapuskan. Ada beberapa aturan yang harus diterapkan saat Mutimualo. Selain harus dilaksanakan saat tujuh hari meninggalknya sang anggota keluarga, lebih afdol jika prosesinya dilakukan sore. Sebelumnya, pihak keluarga harus menyediakan tiga butir kela...

avatar
Abdulcahyo
Gambar Entri
Tenggiri Woku Belanga
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan-bahan 6 porsi 500 gr  Ikan tenggiri (bagian daging badannya saja) 1 buah  Jeruk Lemon Bumbu halus : 10 buah  Cabe merah 5 siung  Bawang merah 5 siung  Bawang putih 5 butir  Kemiri 1 ruas  Kunyit Bumbu iris : 10 buah  Cabe rawit 3 ruas  Jahe (iris / geprek) 1 ikat  Daun kemangi (petik daunnya saja) 2 buah  Tomat 2 tangkai  Daun bawang (aku skip)...

avatar
Nckyrz Nickyriaazizman
Gambar Entri
SAKEHA
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Utara

Di pantai tempat yang sangat baik untuk peristirahatan bagi pengembara, tempat yang dalam bahasa Siau disebut sebagai “Mangilaghaeng”. Dengan kata lain Mangilaghaeng berarti tempat yang baik untuk beristirahat. Pantainya berpasir, ditumbuhi pohon-pohon besar seperti pohondingkalreng, penimbuhing dan bitung yang akar-akarnya timbul di permukaan tanah dan menggelantung, saling kait mengait menyerupai gua yang lengkap dengan untaian akar serabut. Serabut akar itu seringkali digunakan penduduk sebagai ayun-ayunan. Sedangkan orang-orang dewasa dapat melepas lelah setelah melaut atau sesudah berkebun, membaringkan diri mereka di atas hamparan pasir, di bawah rindang pepohonan raksasa yang berjejer itu. Bahkan sampai pagi. Sungguh indah suasana kala itu.  Itulah gambaran landscape pantai Laghaeng hingga era 1980an. Ditelisik jauh ke belakang, yaitu dibalik sejarah berdirinya kampung, di sebelah selatan perkampungan terdapat sekelompok orang yan...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Si Kecil Andaliki
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Utara

Tersebutlah satu keluarga terdiri dari tiga orang yakni ayah, ibu dan seorang anak laki-laki. Mereka tinggal di suatu tempat terpencil jauh dari perkampungan. Preawakan anak tersebut begitu kecil dibandingkan dengan anak-anai lain seusianya, namun ia amat pintar. Oleh karena perawakannya yang kecil itu, maka ia diberi nama Andaliki. Pada suatu hari berkatalah si Anadaliki kepada ayahnya: ”Jika ayah mau mengabulkan permintaanku aku mau merantau mencari ilmu”. Ayah terkejut dan berkata:”Ayah tidak tega membatalkan cita-citamu nak karena inimenyangkut masa depanmu. Tentu dengan perawakanmu yang kecil ini tidak dapat diandalkan membantu ayah mengerjakan pekerjaan yang berat. Namun, dengan kondisi tubuhmu ini sanggupkah engkau menempuh perjalanan yang jauh?. Sekalipun ayah meluluskan permintaanmu, tetapi belum tentu ibumu membiarkanmu pergi. Pergilah nak, bertanya pada ibumu”. Maka pergilah Andaliki menemui ibunya yang sementara menambal baju. Andaliki menyamp...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Abo Mamongkuroit dan Raksasa
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Utara

Hiduplah sepasang suami istri pada masa lampau. Sang suami bernama Abo Mamongkuroit dan istrinya bernama Monondeage. Keduanya telah lama berumah tangga, namun belumjuga dikaruniai anak.   Abo Mamongkuroit setiap hari pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Kayu-kayu yang didapatkannya akan dijualnya ke pasar. Monondeage memelihara ayam-ayam di rumahnya. Ia kadang menjual telur dan juga sebagian ayamnya itu ke pasar untuk menambah penghasilan. Meski suami istri itu telah bekerja keras, namun hidup mereka terbilang miskin. Abo Mamongkuroit pun berencana untuk pergi merantau ke negeri seberang untuk mencari peruntungan baru. Keinginan itu disampaikan Abo Mamongkuroit kepada istrinya.   Semula Monondeage ingin mengikuti suaminya itu untuk pergi merantau. Namun, Abo Mamongkuroit melarangnya. Katanya, “Sebaiknya engkau tetap tinggal di rumah kita ini sambil mengurus ayam-ayam kita. Jika rumah ini kita tinggalkan, niscaya Tulap Si raksasa yang tinggal di hu...

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Adat Karo Garista
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Utara

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah Adat Karo Garista menarik perhatian karena menjadi Rumah Adat Karo satu-satunya di Kota Medan. Asal-usul Rumah Adat Garista Berdasarkan keterangan dari Marde, pengurus Rumah Adat Karo Garista, Rumah Adat Karo Garista adalah Rumah Siwaluh Jabu pertama di Kota Medan. Siwaluh Jabu berasal dari bahasa Karo yang artinya rumah yang dihuni oleh delapan keluarga. Bangunan ini dipindahkan dari dari tanah Karo, lokasi asalnya. Awalnya rumah ini dibangun pada tahun 1893 di Tanah Karo, kemudian direkonstruksi di Medan pada tahun 2018-2019. Rumah Siwaluh Jabu di Garista dulunya milik seorang mantan tentara dan sudah lama tidak berpenghuni. Akibat lamanya tidak berpenghuni, rumah tersebut menjadi tidak terurus di tempat asalnya dan akhirnya dipindahkan ke Medan untuk dijadikan tempat wisata. Daya tarik Rumah Adat Karo Garista Keunikan Rumah Adat...

avatar
hallowulandari