Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Dongeng Sulawesi Utara Gorontalo
Abo Mamongkuroit dan Raksasa
- 25 Desember 2018
Hiduplah sepasang suami istri pada masa lampau. Sang suami bernama Abo Mamongkuroit dan istrinya bernama Monondeage. Keduanya telah lama berumah tangga, namun belumjuga dikaruniai anak.
 
Abo Mamongkuroit setiap hari pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Kayu-kayu yang didapatkannya akan dijualnya ke pasar. Monondeage memelihara ayam-ayam di rumahnya. Ia kadang menjual telur dan juga sebagian ayamnya itu ke pasar untuk menambah penghasilan. Meski suami istri itu telah bekerja keras, namun hidup mereka terbilang miskin. Abo Mamongkuroit pun berencana untuk pergi merantau ke negeri seberang untuk mencari peruntungan baru. Keinginan itu disampaikan Abo Mamongkuroit kepada istrinya.
 
Semula Monondeage ingin mengikuti suaminya itu untuk pergi merantau. Namun, Abo Mamongkuroit melarangnya. Katanya, “Sebaiknya engkau tetap tinggal di rumah kita ini sambil mengurus ayam-ayam kita. Jika rumah ini kita tinggalkan, niscaya Tulap Si raksasa yang tinggal di hutan itu akan merusak rumah kita dan mengambil ayam-ayam peliharaan kita.”
 
Monondeage akhirnya bersedia tinggal di rumah. Ia meminta suaminya segera pulang jika telah berhasil mendapatkan uang yang banyak. Abo Mamongkuroit mengiyakan pesan istrinya.
 
Sepeninggal suaminya, Monondeage meng-gantikan peran suaminya untuk mencari kayu- kayu bakar di hutan dan juga tetap mengurus ayam-ayam peliharaannya.
 
Pada suatu hari Monondeage didatangi Tu¬lap Si Raksasa. Monondeage sangat ketakutan. Ia merasa hidupnya akan segera berakhir karena dimangsa Tulap Si Raksasa yang terlihat kelaparan itu. Ia pun memohon agar Tulap Si Raksasa tidak memangsanya.
 
‘Aku tidak akan memangsamu, asalkan eng¬kau bersedia kubawa pulang ke rumahku di hutan,” kata Tulap Si Raksasa.
 
Monondeage mencari cara agar tidak di¬bawa Tulap Si Raksasa. Ia pun mengemukakan alasan, “Tulap, aku ini telah sebulan tidak mandi. Lihatlah, banyak lalat yang merubung tubuhku. Engkau tentu akan jijik dan tidak tahan berdekatan denganku.”
 
“Lantas, apa maumu?”
 
“Aku akan mandi dahulu sebelum ikut de-nganmu.”
 
Tulap Si Raksasa membolehkan. Katanya, “Besok aku akan datang kembali ke sini. Engkau harus ikut denganku ke rumahku.”
 
Keesokan harinya Tulap Si Raksasa menda¬tangi Monondeage untuk mengajak Monondeage ke rumahnya. Istri Abo Mamongkuroit itu kembali memberikan alasannya agartidak dibawa Tulap Si Raksasa. Katanya, “Lihatlah rambutku ini. Sangat kotor, bukan? Itu karena sebulan ini aku belum mencuci rambutku. Izinkan aku mencuci rambutku lebih dahulu sebelum aku ikut denganmu.”
 
Tulap Si Raksasa terpaksa mengizinkan. Ia lantas meninggalkan Monondeage dan berjanji akan datang keesokan harinya untuk menjemput Monondeage.
 
Begitulah yang terjadi. Setiap hari Tulap Si Rak-sasa datang ke rumah Monondeage, namun setiap kali itu pula Monondeage memberikan alasannya agar tidak dibawa raksasa pemangsa manusia itu. Monondeage sangat berharap suaminya segera tiba. Ia yakin, dengan kesaktiannya, suaminya akan mampu mengalahkan Tulap Si Raksasa. Namun, karena Abo Mamongkuroit tidak juga segera datang, Monondeage menjadi kebingungan memberikan alasan.
 
Tulap Si Raksasa sangat marah mendapati Monondeage senantiasa mengulur-ulur waktu. Ia tidak bisa lagi menunggu. Maka didatanginya Monondeage untuk dibawanya paksa.
 
“Sebentar, Tulap,” kata Monondeage kembali memberikan alasan, “biarkan aku menyelesaikan masakanku ini dahulu sebelum engkau bawa.”
 
“Aku tidak bisa lagi menunggu!” terdengar menggelegar suara Tulap Si raksasa. “Sekarang ini juga engkau harus ikut denganku!”
 
Monondeage tidak bisa lagi mengelak. Ia terpaksa menuruti ajakan Tulap Si Raksasa. Jika ia membangkang, ia khawatir Tulap Si Raksasa akan memangsanya waktu itu juga. Monondeage diba¬wa Tulap Si Raksasa ke rumahnya. Ia dimasukkan ke dalam kurungan beSi bersama orang-orang lainnya yang telah ditangkap Tulap Si Raksasa. Semuanya terlihat sedih karena sebentar lagi mereka akan dimangsa Tulap Si Raksasa dan istrinya.
 
Syahdan, Abo Mamongkuroit tiba dari peran-tauannya dengan membawa uang dalamjumlah yang banyak. Ia sangat keheranan ketika menda¬pati rumahnya sepi, istrinya tidak ada. Ia lantas mencari-cari istrinya itu di sekitar rumahnya. Ka¬rena tidak ditemukannya, Abo Mamongkuroit pun mencarinya ke hutan. Ia sangat mengkhawatirkan keselamatan istrinya.
 
Abo Mamongkuroit terus berjalan mema¬suki hutan. Serasa tidak lelah-lelahnya ia men¬cari keberadaan istrinya. Di tengah hutan Abo Mamongkuroit mendapati sebuah rumah yang sangat besar. Ia yakin, itu rumah Tulap Si Raksasa. Dengan mengendap-endap Abo Mamongkuroit memasuki rumah besar itu. Abo Mamongkuroit terperanjat saat mendapati istrinya berada dalam kurungan beSi bersama orang-orang lain. Ia lantas membebaskan istrinya dan orang-orang di dalam kurungan beSi itu.
 
Abo Mamongkuroit tidak bisa segera memba¬wa istrinya keluar dari rumah besar itu karena Tulap Si Raksasa mendadak datang menghadangnya.
 
“Siapa kau? Berani-beraninya engkau me-masuki rumahku dan membebaskan orang-orang yang akan aku mangsa!” teriak Tulap Si Raksasa dengan kemurkaan meluap-luap.
 
Abo Mamongkuroit tidak takut berhadapan dengan raksasa ganas pemangsa manusia itu. Dengan lantang dijawabnya teriakan Tulap Si Raksasa, “Aku Abo Mamongkuroit. Aku datang untuk menyelamatkan istriku!”
 
“Istrimu telah menjadi milikku. Jangan sem- barangan engkau membebaskannya. Atau engkau ingin kumangsa pula?”
 
“Silakan engkau memangsaku, jika engkau mampu!” tantang Abo Mamongkuroit.
 
Dengan kemarahan meluap, Tulap Si raksasa menyerang Abo Mamongkuroit. Namun, serangan raksasa pemangsa manusia itu tidak mengena pada sasaran karena Abo Mamongkuroit mampu menghindarinya. Berulang-ulang Tulap Si Raksasa menyerang, berulang-ulang pula Abo Mamongkuroit mampu berkelit dan menghindari serangan bertubi- tubi itu. Tulap Si Raksasa menjadi kelelahan. Ketika itulah Abo Mamongkuroit melepaskan serangan mematikannya. Dengan mengerahkan kesaktiannya, Abo Mamongkuroit menyerang Tulap Si Raksasa hingga raksasa ganas pemangsa manusia itu pun akhirnya roboh dan tewas.
 
Abo Mamongkuroit dan istrinya kembali ke rumahnya. Begitu pula dengan orang-orang yang sebelumnya disekap Tulap Si Raksasa. Mereka semua berbahagia setelah mendapati Tulap Si Raksasa telah mati. Segenap warga desa juga bergembira. Mereka kini merasa aman dan damai, tidak harus merasa takut dengan raksasa pemangsa manusia itu.
 
Abo Mamongkuroit tidak lagi meninggalkan istrinya. Dengan uang yang banyak yang dibawanya dari perantauan, ia hidup berbahagia bersama istri tercintanya.
 
 
Sumber : https://dongengceritaanak.com/abo-mamongkuroit-dan-raksasa-cerita-rakyat-sulawesi-utara/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline