Sawerigading adalah Putra Raja Luwu Batara Lattu’, dari Kerajaan Luwu Purba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dalam bahasa setempat, sawerigading berasal dari dua kata, yaitu sawe yang berarti menetas (lahir), dan ri gading yang berarti di atas bambu betung. Jadi, sawarigading berarti keturunan dari orang yang menetas (lahir) di atas bambu betung. Nama ini dikenal melalui cerita yang termuat dalam Sureq Galigo , dimulai ketika para dewa dilangit bermufakat untuk mengisi dunia ini dengan mengirim Batara Guru anak patotoe di langit dan Nyilitomo anak guru ri Selleng di peretiwi (dunia bawah) untuk menjadi penguasa di bumi. Dari perkawinan keduanya lahirlah putra mereka yang bernama Batara Lattu’, yang kelak menggantikan ayahnya penguasa di Luwu. Menurut kisah, ketika Batara Guru, kakek Sawerigading yang merupakan keturunan dewa pertama kali diturunkan ke bumi, ia ditempatkan di atas bambu betung. Sawerigading mempunyai saudara kembar perempuan yang bernama W...
Mitos Mistis Wentira Kebanyakan masyarakat daerah Sulawesi masih sangat memegang erat kepercayaan mengenai hal-hal mistis. Salah satunya mengenai kisah mistis Kota Wentira dari Sulawesi Tengah. Wentira dipercaya merupakan sebuah kota gaib yang berada di daerah Palu, Sulawesi Tengah. Menurut informasi yang saya dapatkan, Wentira dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai kota Atlantis yang hilang. Kota ini memiliki banyak pintu untuk sampai kesana,namun tidak semua orang bisa melihat kota tersebut. Kota Wentira hanya bisa dilihat oleh seorang yang memiliki kekuatan batin. Konon kabarnya, Kota Wentira adalah sebuah kota megah yang berada di tengah hutan yang identik dengan warna kuning serta penduduknya merupakan jin yang bentuknya sama dengan manusia, yang membedakan hanya mereka tidak memiliki garis di bawah hidung di atas bibir. Penduduk Kota Wentira beberapa kali diceritakan sering berinteraksi dengan manusia. Alkisah seorang pernah mengantarkan mobil berwarna...
Upacara Tumpe merupakan ritual penyerahan telur Maleo pertama dari Luwuk ke Pulau Banggai. Tumpe sendiri mempunyai arti "pertama". Burung Mua' Mua (Maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang hidup di kawasan pantai. Di Banggai berada di Bangkiang Kecamatan Batui. Upacara tumpe dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan Batui (Kabupaten Banggai) dan masyarakat kota Banggai (Kabupaten Banggai Laut). Upacara Tumpe ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan september saat musim pertama bertelurnya burung Mua' Mua (Maleo). Sejarah awal Upacara Tumpe bermula ketika raja Banggai yang bernama Adi Jawa mencari istrinya yang bermama Sitti Amina dan anaknya yang bernama Abu Kasim yang pergi meninggalkan Banggai. Kepergian Sitti Amina yang membawa anaknya ini dikarenakan ia difitnah oleh istri kedua raja Adi Jawa. Pencarian raja Adi Jawa menggunakan perahu layar ke Bola dan Matindo tidak membuahkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk berlayar ke pulau Jawa dan tidak akan kembali lagi ke Ba...
Upacara Tumpe merupakan ritual penyerahan telur Maleo pertama dari Luwuk ke Pulau Banggai. Tumpe sendiri mempunyai arti "pertama". Burung Mua' Mua (Maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang hidup di kawasan pantai. Di Banggai berada di Bangkiang Kecamatan Batui. Upacara tumpe dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan Batui (Kabupaten Banggai) dan masyarakat kota Banggai (Kabupaten Banggai Laut). Upacara Tumpe ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan september saat musim pertama bertelurnya burung Mua' Mua (Maleo). Sejarah awal Upacara Tumpe bermula ketika raja Banggai yang bernama Adi Jawa mencari istrinya yang bermama Sitti Amina dan anaknya yang bernama Abu Kasim yang pergi meninggalkan Banggai. Kepergian Sitti Amina yang membawa anaknya ini dikarenakan ia difitnah oleh istri kedua raja Adi Jawa. Pencarian raja Adi Jawa menggunakan perahu layar ke Bola dan Matindo tidak membuahkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk berlayar ke pulau Jawa dan tidak akan kembali lagi ke B...
Datu Pamona dikenal sebagai raja yang memerintah kawasan Pamona, yang punyaIstana Langkanae dan beristri Monogu. Dia bukan berasal dari masyarakat setempat. Konon, cerita rakyat Indonesia menyebutkan bahwa Datu Pamona datang dari seberang lautan. Dia putra Raja Hindu yang datang ke Pamona dan membuat ramai kawasan setempat. Hal ini terjadi dulu sekali, saat orang-orang di Danau Pamona masih primitif. Dikisahkan bahwa para penduduk Danau Pamona masih hidup secara nomaden. Mereka bertahan hidup dengan cara berburu binatang dan mengambil buah-buahan dari alam. Kebiasaan ini berubah tatkala datang tujuh orang Hindu dari seberang lautan. Ketujuh orang Hindu ini kemudian menetap di kawasan Danau Pamona sampai mereka beranak pinak. Ketujuh orang ini mengajarkan kepada masyarakat keahlian yang mereka punyai, yaitu melukis, mematung, dan bercocok tanam. Sejak itu, kehidupan masyarakat setempat berubah. Dari hidup nomaden menjadi hidup menetap. Dari berburu kini menjadi pembuat makanan. Ked...
Seorang janda miskin tinggal sendirian. Rumahnya berupa gubuk kecil. Sehari-hari ia menumbuk padi. Bukan padi miliknya, melainkan milik Sang Raja. Ia hanya buruh upahan. Upah yang diterimanya hanyalah butir-butir beras kecil. Upah itulah yang dimasaknya untuk dijadikannya makanan sehari-hari. Untuk sayuran, Si Janda mencari tanaman sayur di tepi sungai atau di pinggir hutan, ia tinggal memasaknya. Suatu hari Si Janda pulang dari istana. Ia telah menyerahkan beras hasil tumbukkannya. Ia juga telah mendapatkan upahnya. Si Janda kembali pulang melewati pinggir sungai. Ia ingin memetik kangkung liar yang banyak tumbuh di pinggir sungai itu. Ketika memetik kangkung liar, Si Janda melihat seekor ketang. Hewan kecil itu terlihat lucu dan menggemaskan. Mata kecilnya menatap ke arah Si Janda. Si Janda sangat tertarik. Ia lalu menangkap ketang itu dan membawanya pulang. Si Janda berniat memeliharanya. Si Janda memelihara ketang itu di dalam belanga. Katanya, &ldqu...
Talindo ada poin yang kedua ini, yang termasuk alat musik tradisional Sulawesi Tengah adalah Talindo. Pada alat ini terbuat dari 3 buah bahan yang cukup mudah di temukan, yaitu: kayu, tempurung kelapa dan Senar. Dimainkan secara petik , alat musik ini dari tempurung kelapa berfungsi sebagai resonator sementara kayu sebagai badan dan senar sebagai petikannya. Pada pesta panen, alat musik ini selalu dimainkan oleh para remaja dan pemuda Sulawesi ketika itu. https://www.silontong.com/2018/10/17/alat-musik-tradisional-sulawesi-tengah/
Tari Dero Tari Dero mempunyai nama lain yaitu Modero. Tarian yang berasal dari Sulawesi Tengah ini merupakan tari persahabatan yang biasa dilakukan banyak orang dengan formasi melingkar. Dengan kata lain, masyarakat sekitar menyebut dengan tarian perdamaian. Peserta tari saling berpegangan tangan sebagai tanda rasa persatuan dan persahabatan, meskipun sebelumnya belum saling mengenal. Tarian ini biasanya diiringi organ tunggal dengan dua orang penyanyi. Tarian Dero bukan tarian leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama Pendudukan Jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II. Sekarang tari Dero telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. https://www.silontong.com/2018/10/12/tarian-adat-tradisional-daerah-sulawesi-tengah/
Ritual adat Tumpe di Luwuk, Sulawesi Tengah, punya banyak cerita untuk dibagikan. Salah satunya kisah bernuansa mistis terjadinya Ritual Tumpe. Tumpe yang artinya adalah telur pertama merupakan ritual tahunan bagi masyarakat Batui dan Banggai. detikTravel mendapat kesempatan untuk melihat langsung acara ritual Tumpe atas undangan Donggi-Senoro LNG, Jumat (2/12/2016) lalu. detikTravel pun berkunjung ke salah satu tetua adat yang disebut Monsuhangi Kabasaran atau Penjaga Kantir untuk mendapatkan cerita latar belakang terjadinya ritual adat Tumpe. Latar belakang ritual ini ternyata bernuansa mistis. Dimulai dari perjalanan Adisoko dari tanah Jawa ke Sulawesi Tengah, menjadikannya raja pertama di Banggai. Sebutannya adalah Mumbu Doi Jawa yang artinya Tuan dari Jawa. Adisoko pun menikah dengan perempuan gaib yang memberikannya anak ajaib yaitu Abu Kasim. Saat Abu Kasim di dalam kandungan, Adisoko memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa. Selama 10 tahun, rakyat Banggai hidup tanpa ad...