×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Adat Istiadat

Provinsi

Sulawesi Tengah

Asal Daerah

Kec. Batui, Kab. Banggai Laut

Upacara Tumpe

Tanggal 14 Aug 2018 oleh OSKM18_16418035_Fauziyah Saadjad.

 Upacara Tumpe merupakan ritual penyerahan telur Maleo pertama dari Luwuk ke Pulau Banggai. Tumpe sendiri mempunyai arti "pertama". Burung Mua' Mua (Maleo) merupakan burung endemik Sulawesi yang hidup di kawasan pantai. Di Banggai berada di Bangkiang Kecamatan Batui. Upacara tumpe dilaksanakan oleh masyarakat kecamatan Batui (Kabupaten Banggai) dan masyarakat kota Banggai (Kabupaten Banggai Laut). Upacara Tumpe ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan september saat musim pertama bertelurnya burung Mua' Mua (Maleo).

 Sejarah awal Upacara Tumpe bermula ketika raja Banggai yang bernama Adi Jawa mencari istrinya yang bermama Sitti Amina dan anaknya yang bernama Abu Kasim yang pergi meninggalkan Banggai. Kepergian Sitti Amina yang membawa anaknya ini dikarenakan ia difitnah oleh istri kedua raja Adi Jawa. Pencarian raja Adi Jawa menggunakan perahu layar ke Bola dan Matindo tidak membuahkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk berlayar ke pulau Jawa dan tidak akan kembali lagi ke Banggai. Selepas kepergian raja Adi Jawa ke pulau Jawa, kepemimpinan kerajaan mulai kacau, akhirnya masyarakat Banggai memutuskan untuk menangkap anak raja Adi Jawa yaitu Abu Kasim untuk menjadikannya raja selanjutnya, tetapi permintaan itu ditolak oleh Abu Kasim karena mengingat nasehat ibunya yang tidak menginginkannya menjadi raja. Abu Kasim meminta kepada beberapa orang tua dan ketua-ketua adat Banggai agar ia bisa diberikan perahu, dan orang orang yang bisa menemaninya berlayar ke pulau Jawa menjemput ayahnya. Permintaan itu pun disetujui, dan Abu Kasim berlayar ke Pular Jawa. Usaha Abu Kasim untuk menjemput ayahnya ternyata gagal, karena ayahnya tetap tidak bersedia kembali ke Banggai, akhirnya Abu Kasim meminta kepada ayahnya sepasang burung Mua' Mua (Maleo) untuk dibawa pulang ke Banggai untuk dikembangbiakan. Segala upaya telah dilakukan Abu Kasim untuk membuat burung Maleo ini bertelur, sehingga Abu Kasim menitipkan burung Maleo ini kepada neneknya yang berada di Batui. Kemudian ia berpesan kepada neneknya bahwa jika burung Maleo ini bertelur, maka telur pertamanya diantar ke Banggai. Inilah yang menjadi awal mula Upacara Tumpe.

 Setiap tahun paling banyak ada 20-25 butir telur per kelurahan, jadi sekitar 100 butir telur diantarkan untuk ritual Upacara Tumpe. Ada 5 titik pengumpulan telur yaitu Dakanyo Ende, Binsilok Balatang, Tolando, Binsilok Katudunan dan Topundat. Telur yang diantarkan tidak hanya telur biasa, tetapi telur yang telah dilapisi oleh daun komunong sejenis palem, kemudian diberikan doa dan dzikir terlebih dahulu, barulah para pemuda ombuwa telur ( pembawa telur ) mengantarkan telur-telur itu didampingi oleh tetua adat. Dan selanjutnya Upacara Tumpe atau penyerahan telur maleo dari Batui ke Banggai ini terus dilakukan secara turun temurun.

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...