- Versi Sulawesi Tenggara, abad V;
- Versi Gorontalo, abad VIII;
- Versi Kelantan - Terengganu, abad VII.
- “Apa katamu? Aku mempunyai saudara kembar perempuan?” tanya Sawerigading dengan kaget.
- “Benar, Pangeran! Saudaramu itu bernama Tenriabeng. Ia disembunyikan dan dipelihara di atas loteng istana sejak masih kecil,” ungkap pengawal itu.
“Wahai, Putraku! Mengharap pendamping hidup untuk saling menentramkan hati bukanlah hal yang keliru. Tapi, perlu kamu ketahui bahwa menikahi saudara kandung sendiri merupakan pantangan terbesar dalam adat istiadat kita. Jika adat ini dilanggar, bencana akan menimpa negeri ini. Sebaiknya urungkanlah niatmu itu, Putraku!” bujuk Raja Luwu Batara Lattu’.
- “Bang! Pergilah ke Negeri Cina! Kita mempunyai saudara sepupu yang bernama I We Cudai. Ayahanda pernah bercerita bahwa aku dan I We Cudai bagai pinang dibelah dua,” bujuk We Tenriabeng.
- “Benar, Putraku! Wajah dan perawakan I We Cudai sama benar dengan adikmu, We Tenriabeng,” sahut Raja Luwu Batara Lattu’.
“Bang! Jika rambut ini tidak sama panjang dengan rambut I We Cudai, gelang dan cincin ini tidak cocok dengan pergelangan dan jarinya, aku bersedia menikah dengan Abang,” kata We Tenriabeng.
“Wahai, Putraku! Untuk memenuhi keinginanmu memperistri I We Cudai, besok pergilah ke hulu Sungai Saqdan menebang pohon welérénngé raksasa untuk dibuat perahu!” perintah Raja Luwu Batara Lattu’.
- “Hai, siapa yang melakukan semua ini?” gumam Sawerigading heran.
- “Ah, tidak ada gunanya aku memikirkan siapa yang telah membantuku membuat perahu layar ini. Yang pasti aku harus segera pulang untuk menyiapkan perbekalan yang akan aku bawa berlayar ke Negeri Cina,” pungkasnya seraya bergegas pulang ke istana.
“Ampun, Tuan! Jika kulit saya dijadikan pembungkus tubuh Tuan, tentu saya meninggal.”
“Benar kata Ayahanda, I We Cudai dan We Tenriabeng bagai pinang dibelah dua. Perawakan mereka benar-benar serupa,” ucap Sawerigading.
“Ampun, Baginda Raja! Perkenalkan nama Ananda Sawerigading Putra Raja Luwu Batara Lattu’ dari Sulawesi Selatan. Ananda datang menghadap membawa amanat Ayahanda, dengan harapan sudilah kiranya Baginda menerima Ananda sebagai menantu Baginda,” ungkap Sawerigading.
“Hai, Anak Muda! Kamu jangan mengaku-ngaku! Apa buktinya bahwa kamu adalah putra dari saudaraku itu?” tanya Raja Cina.
“Baiklah! Sekarang aku percaya bahwa kamu adalah keponakanku. Ayahandamu dulu pernah mengirim kabar kepadaku bahwa ia mempunyai anak kembar emas. Anaknya yang perempuan wajah dan perawakaannya serupa dengan putriku.”
- “Ada apa gerangan Ayahanda memanggil Ananda?” tanya We Cundai tertunduk malu-malu.
- “Wahai Putriku, ketahuilah! Sesungguhnya orang yang melamarmu beberapa hari yang lalu ternyata sepupumu sendiri. Namanya Sawerigading. Ayahanda bersaudara dengan ayahnya. Tapi, untuk menyakinkan kebenaran ini, cobalah kamu cocokkan panjang rambut ini dengan panjang rambutmu dan pakailah gelang dan cincin ini!” pinta Raja Cina seraya memberikan sehelai rambut, sebuah gelang dan cincin itu kepada putrinya.
- “Bagaimana, Putriku! Apakah kamu bersedia menerima kembali lamaran Sawerigading untuk mempererat tali persaudaraan kita dengan keluarga Sawerigading di Sulawesi Selatan?” tanya Raja Cina.
- “Baik, Ayahanda! Jika Ayahanda merestui, Ananda bersedia menikah dengan Sawerigading. Ananda mohon maaf karena sebelumnya mengira Sawerigading bukan dari keluarga baik-baik,” jawab I We Cudai malu-malu.
![]() |
Naskah/Sureq " I La Galigo" |
![]() |
Naskah/Sureq " I La Galigo" |
![]() |
Opera Sawerigading oleh Robert Wilson, sutradara asal Amerika Serikat tahun 2004 |
![]() |
Gong Nekara Di Selayar Peninggalan Sawerigading |
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/11/sawerigading-putra-raja-luwu-batara.html
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.