masyarakat adat
134 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Ritual Mappandre
Ritual Ritual
Sulawesi Barat

Sebagai ungkapan doa dan rasa syukur atas rezeki yang berlimpah selama setahun terakhir, masyarakat nelayan pesisir Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menggelar ritual mappandre sorong atau ungkapan doa dan rasa syukur di Pantai Bahari. Tradisi turun temurun yang digelar setiap tahun ini tak hanya jadi ajang wisata rohani para nelayan, namun juga jadi ajang wisata budaya yang diminati wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Sejumlah wisatawan asing bahkan ikut melarung sesajen ke tengah laut bersama para nelayan. Rirual yang juga ditujukan untuk tolak bala ini merupakan tradisi warga pesisir secara turun temurun dari leluhur mereka. Mappandre sorong atau memberi sesajen kepada penguasa laut bermakna ungkapan persembahan kepada dewa laut agar keluarga mereka selamat dari bencana saat melaut. Ritual mappandre soong dimulai dengan mengumpulkan sesajen yang berupa pisang, ayam goreng, telur, nasi ketan empat warna ke dalam sebuah perahu kecil. Setelah persemba...

avatar
Aze
Gambar Entri
Sandeq, Perahu Cadik Tercepat Kebanggaan Orang Mandar di sulawesi barat #DaftarSB19
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Sulawesi Barat

Nama Sandeq berasal dari bahasa Mandar yang berarti runcing. Perahu runcing di bagian haluan dan buritannya. Pada haluan disebut paccong uluang dan bagian buritan disebut sebagai paccong palaming. Konon sandeq adalah perahu tercepat sedunia, warisan leluhur yang biasa dipakai melaut dan sarana transportasi para pedagang pada masa silam untuk menjual hasil bumi. Postur sandeq yang ramping memang membuat kapal layar bercadik ini lebih lincah dan memiliki kecepatan yang baik dibandingkan dengan perahu layar lainnya. Sandeq dapat berlayar melawan arah angin. Dengan teknik berlayar zigzag atau dalam bahasa Mandar disebut sebagai "Makkarakkayi". Perahu ini sangat masyhur sebagai warisan kebudayaan bahari masyarakat Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Diperkirakan Sandeq digunakan masyarakat Mandar sejak 1930-an. Suku Mandar mendiami pulau Sulawesi bagian barat, dikenal sebagai suku yang hidup dominan di wilayah maritim. Hal ini menjadikan masyarakat Mandar sebagai pelaut ulung yang melin...

avatar
Ikra_yuni
Gambar Entri
Cerita Rakyat dari Sulawesi Barat : Asal Muasal Pamboang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Tiga orang pemuda dari kampung Benua, berniat memperluas permukiman dan ladang penduduk, termasuk membangun pelabuhan agar masyarakat lebih makmur. Mereka diberi gelar I Lauase, I Lauwella, dan I Labuqang. Gelar tersebut didapat sesuai dengan bidang yang mereka kerjakan dalam mewujudkan keinginan mereka itu. I Lauase bertugas membuka hutan menjadi ladang dengan menggunakan wase, yaitu sejenis kapak. I Lauwella bertugas membabat dan membersihkan wella atau rumput laut di pantai untuk dijadikan tempat perdagangan. Sementara itu, I Labuqang bertugas meratakan tanah di pantai yang berlubang-Iubang, karena ulang buqang atau kepiting. Mereka berencana menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik dan dalam waktu yang cepat. Dengan demikian, mulailah mereka mengelola lahan tersebut. “Apa nama yang tepat untuk wilayah kota ini?” ujar I Labuqang. “Bagaimana kalau Pallayarang Tallu?”” seru I Lauase, “Pallayarang artinya tiang layar. Tallu artinya tiga. Berarti tiga tiang layar.” Ketigany...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
CERITA RAKYAT TENTANG ASAL USUL SUMARORONG
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Sumarorong, adalah nama kampung dan sungai yang ada di Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat . Arti nama Sumarorong berasal dari lima alasan yang ada di dalam dua cerita rakyat Sulawesi Barat penamaan Sumarorong. Yaitu dari dua kata suma dan rorong. Suma dari kata sumarro. Rorong dari kata makarorrong. Sumarro ‘mengeluh’, ‘meratap’ atau ‘menangis’. Makarorrong, ‘mengenang’ atau ‘merindu’. Mengapa ‘menangis-merindu’ ? Episode Pertama : Di zaman dahulu, berangkatlah Parinding Bassi bersama para pengawalnya dari Kampung Peonan (masuk dalam Kec.Pana sekarang, Kab.Mamasa) menuju daerah Nosu. Di daerah yang sekarang bernama Sumarorong, dipilih bertempat tinggal di salah satu bukit dari tiga bukit yang saling bersambungan yaitu Bukit Tondok Tallu. Tempat tinggi dipilih untuk memudahkan pengamatan terhadap binatang buruan. Suatu hari Parinding Bassi bersama pengawalnya pergi berburu. Mereka tiba di muara ketiga sungai yaitu Sungai Baneaq, sungai yang kini bernama Sungai Sumarorong dan Sun...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Asal Muasal Tari Patuddu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Sulawesi Barat atau disingkat Sul-Bar termasuk provinsi yang masih tergolong baru di Pulau Sulawesi, Indonesia. Provinsi yang dibentuk pada tanggal 5 Oktober ini sebagian besar dihuni oleh suku Mandar (49,15%) dibanding dengan suku-bangsa lainnya seperti Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan lainnya (19,15%). Maka tidak heran jika adat dan tradisi suku Mandar lebih berkembang di daerah ini. Salah satu tradisi orang Mandar yang sangat terkenal adalah tradisi penjemputan tamu-tamu kehormatan baik dari dalam maupun luar negeri. Penyambutan tamu kehormatan tersebut sedikit berbeda dari daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu atau pengalungan bunga, tetapi juga dengan Tari Patuddu. Zaman sekarang, tarian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) dengan menggunakan alat tombak dan perisai yang kemudian diiringi irama gendang. Oleh karena itu, Tari Patuddu yang memperagakan tombak dan perisai ini disebut juga tar...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Si Cantik Samba Pari dari Tanah Mandar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Pada zaman dahulu di pesisir Mandar, berdiri sebuah kerajaan yang kaya raya karena hasil bumi yang melimpah. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang zalim dan sewenang-wenang. Sehingga kekayaan alam tersebut hanya melimpah kepadanya serta kerabat sang raja. Sementara masyarakatnya makin hari semakin terpuruk karena hidup miskin. Mereka tak bisa menikmati hasil buminya lantaran didera pajak yang tinggi oleh sang raja. Kebengisan sang raja semakin lengkap sebab dia juga dikenal suka mengambil paksa perempuan muda untuk dijadikan sebagai permaisuri. Padahal dia telah memiliki tiga belas permaisuri. Akibatnya gadis-gadis lebih banyak mengurung diri di dalam rumah, takut suatu saat diculik oleh sang raja. Rakyat yang jenuh dengan kezaliman raja berusaha melakukan perlawanan. Namun, semua itu sia-sia. Sang raja dikenal sakti. Ia juga dikelilingi prajurit-prajurit yang tangkas dan langsung berhasil menggulung setiap upaya pemberontakan. Akhirnya banyak masyarakat yang lari menggunak...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Paummisang, kakek pemakan tebu dari tinambung
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

PADA zaman dahulu di daerah Tinambung Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang kakek sebatang kara di sebuah rumah sederhana di tengah-tengah kebunnya. Saban hari si kakek menghabiskan waktu untuk menanam sayur-sayuran, umbi-umbian, jagung, tebu, dan kelapa. Karena keuletan dan ketelitian dalam merawat tanamannya, sehingga hasilnya pun cukup melimpah. Kakek itu memiliki hobby yang aneh. Hampir tiap hari dia minum air tebu tanpa lebih dulu memerasnya. Ia memilih langsung mengigiti batang tebu yang telah dikupas kulitnya. Kemudian mengunyahnya hingga tinggal ampas. Kemudian ampas tebu tersebut ia kumpulkan di ruang tengah rumahnya. Sehingga menggunung di dalam rumahnya. Akibat kebiasaan tersebut, orang kampung memanggilnya Kanne Paummisang, yang artinya dalam bahasa Mandar, Sulbar, kakek yang suka menumpuk ampas tebu di rumahnya. Di mata penduduk, Kanne Paummisang dikenal sebagai orang yang ramah, baik hati, dan dermawan. Hasil kebunnya yang melimpah tak pernah dinikmati sendiri, mel...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Kisah di balik bahasa koneq-koneqe, pengaruh Bugis di tanah mandar
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Barat

Polewali Mandar, Sulbarkita.com--Nama bahasa ini sekilas terdengar menarik: koneq-koneqe. Walau banyak dipakai warga di sekitar Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, sejatinya bahasa ini bukan asli Mandar. Melainkan, dipengaruhi oleh Suku Bugis yang banyak tinggal di wilayah itu, dan ini berkaitan dengan sejarah panjang masa lalu di masa Kerajaan. Seperti apa kisahnya? Ahli sejarah Mandar, Darmawan Mas’ud, seperti dikutip dari kompadansamandar.or.id menjelaskan, dulunya ada kampung bernama Cempalagi, yang kebanyakan penduduknya adalah orang Bugis. Cempalagi adalah nama gunung di pesisir teluk Bone, Sulawesi Selatan. Tepatnya di Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, sekitar 14 km. Suatu hari, terjadi perebutan kekuasaan antara kakak-beradik yang mengincar tahta raja. Sang kakak yang dikenal tinggi hati, konon tak terima karena warga cenderung mendukung si adik yang dikenal baik hatinya. Ia bahkan berniat membunuh adik kandungnya sendiri. Tensi menegang, hingga akhirnya s...

avatar
Sri sumarni
Gambar Entri
Perahu Bercadik
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Barat

Cadik adalah perlengkapan kapal berbentuk bilah yang di pasang pada salah satu atau kedua sisi kapal. Cadik bisa berupa batangan atau lambung yang lebih sempit dari perahu sendiri. Tujuannya adalah menyelaraskan kapal dengan pola arus dan ombak di berbagai perairan Nusantara. Adanya cadik memungkinkan kapal melakukan penjelajahan laut dalam, laut dangkal, pesisir berkoral, dan pertemuan arus laut. Cadik adalah teknologi bahari khas penutur bahasa Austronesia yang memungkinkan untuk pelayaran jarak jauh dari Nusantara sampai ke Afrika Barat dan merupakan perlengkapan perahu peninggalan nenek moyang. Perahu yang tidak memiliki cadik lebih berisiko terbalik ketika diterjang ombak daripada perahu bercadik. Pada masa Hindu-Buddha perkembangan perahu cadik dapat ditemukan dalam relief yang ada di Candi Borobudur terdapat pahatan perahu, salah satunya pahatan perahu cadik. Hal ini membuktikan bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal teknologi pembuatan perahu. Di cand...

avatar
hallowulandari