Seluruh kopi di nusantara memang diperkenalkan oleh Belanda pada masa penjajahan. Dimana pada awal mulanya kopi di uji coba ditanam di Jawa di sekitar Batavia pada waktu itu. Setelah mengalami beberapa kegagalan dan keberhasilan, tanaman kopi akhirnya disebarluaskan ke seluruh wilayah nusantara, salah satunya ke Manggarai Flores. Dimana kala itu masyarakat Flores dipaksa mengikuti kemauan Belanda menanam kopi sejak tahun 1920. Dengan demikian banyak muncul perkebunan kopi yang luas di Manggarai raya yang terletak di kecamatan Poco ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Wilayah Manggarai tepatnya di wilayah adat Colol merupakan sebuah dataran tinggi dengan ketinggian 1300 hingga 1500 meter dpl sehingga kabut sering kali muncul di kawasan ini, yang mana merupakan wilayah yang cocok untuk perkebunan kopi. Disisi lain, wilayah ini juga terdapat beberapa gunung yang masih aktif maupun non aktif terbentang di sepanjang pulau sepanjang 450 km. Berkat kondisi lahan...
Kota Ende di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia yang dikenal saat ini memiliki rekam jejak dan sejarah yang panjang. Dalam buku sejarah Kota Ende yang ditulis F.X Soenaryo, dkk di halaman 29 menyebutkan bahwa kata Ende diperkirakan berasal dari kata cindai. Dalam kamus disebutkan cindai adalah nama kain sutera yang berbunga-bunga. Pendapat lain mengatakan kemungkinan Ende berasal dari kata Cinde, yaitu nama sejenis ular sawa. Sawa adalah ular yang agak besar (pyton) di antaranya Sawa Rendem, Sawa Batu dan Sawa Cindai. Jadi ular Sawa Cindai ialah ular yang kulitnya berbunga bunga seperti warna cndai. Menurut cerita yang ada di daerah Kota Jogo, Kinde dan Wewa Ria yaitu wilayah Mautenda di sana banyak ular sawa yang disebut Sawa Lero atau Python reticulatus. Ular ini disamakan dengan Sawa Cindai. Jadi pada awalnya penduduk setempat hanya mengenal Sawa Lero, kemudian orang-orang Melayu dan pendatang dari Goa, Makassar, Bajo, Bima menyebut Sawa Cindai sesuai dengan n...
Seperti yang kita ketahui, lawar merupakan makanan khas dari daerah Bali. Tetapi lawar ayam kampung ini merupakan makanan khas dari kota Lembata, Nusa Tenggara Timur. Cita rasa dari kuliner ini pedas dan segar, sehingga cocok sekali disajikan dengan nasi hangat. Penasaran? Berikut bahan-bahan yang kalian perlukan untuk membuat kuliner ini beserta langkah pembuatannya : Bahan-bahan : 1 ekor ayam kampung (potong kecil-kecil) 7 buah cabe merah besar, haluskan 7 siung bawang putih, haluskan 15 buah bawang merah (iris tipis) 3 batang sereh Daun jeruk secukupnya (iris halus) 1 buah kelapa, diparut 5 sdm air jeruk nipis Secukupnya garam, gula, merica Langkah pembuatannya : Siapkan semua bahan-bahan lawar ayam kampung. Tumis bumbu yang dihaluskan, kemudian tambahkan gula, garam dan merica. Aduk rata hingga bumbu harum dan matang. Setelah itu masukkan ayam, aduk sampai rata. Masak sa...
Ubi cincang adalah sejenis makanan dari ubi yang diparut sebelumnya, kemudian dikukus selama 1 jam. Makanan yang mengandung karbohidrat ini tidak ditambahi oleh bumbu apapun. Betul betul rasa yang original dari palawija. Kemudian juga dapat disajikan dengan menambahkan beberapa potong ikan tongkol yang dibumbui dengan lombok besar, bawang merah, bawang putih, lombok kecil dan garam. Mirip seperti bumbu bali kalau di Jawa. Bumbu ini dinamakan bumbu pedas menurut orang Ende. Tekstur lembut hasil kukusan ubi cincang cukup terasa, dan rasa manis karena memiliki zat karbohidrat. Sumber: https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1512841/ubi-cincang-kuliner-khas-ende/5/#detail__photo
Peni wadan utan lolon, Ola Lado Angin Lau Hayon, Kopong Lolon Tapo Bali, adalah tiga orang bersaudara atau biasa disebut Ataal Nitun Lay Ha’rin rae artinya mereka berasal dari dunia yang tak kelihatan. Pada suatu hari ada tiga orang adik kakak pergi berlayar menyusuri tanjung wato-wutun menuju Meko. Namun karena ombak dan arus begitu kuat akhirnya perahu mereka terbalik dan tenggelam. Peni Wadan Utan Lolon adalah salah satu dari mereka bertiga dan dia adalah saudara perempuan, ia terbawa arus dan akhirnya terdampar disalah satu pulau kecil yaitu Nuha kene/Meko, sedangkan kedua saudaranya Ola Ladon Angin Lau Hayon dan Kopong Lolon Tapo bali, berlayar kembali ke Buto/Waiwuring, karena bekal habis, Peni wadan Utan Lolon setiap hari bahkan siang dan malam hanya makan lalat dan nyamuk. Di keesokan harinya, Ola Ladon Angin Hayon dan K...
Kampung tradisional Ruteng Pu’u terletak di Kelurahan Golo Dukal, merupakan desa tua dengan halaman bundar yang dikelilingi batu tersusun rapi dan di tengah kampung terdapat Compang (mezbah/altar) sebagai tempat peletakan persembahan saat upacara adat. Mbaru gendang, rumah tempat tinggal setiap klen dan tempat menyimpan gong dan gendang terletak ditengah kampung. Dikelilingi pepohonan rindang (haju Ruteng) sehingga nenek moyang menamainya Beo Ruteng Pu’u. Tiga sumber air mengapitnya yakni, Wae Lideng, Wae Moro, dan Wae Namut. Dulu nenek moyang orang Manggarai tinggal di dalam gua dan di bawah pohon-pohon besar. Setelah membuat rumah, mereka menamainya “Mbau ru (rumah sendiri) yang artinya rumah karya sendiri. Konon, Selama berlangsungnya pekerjaan menyusun batu mengelilingi halaman atau compang, diharapkan agar tidak boleh bersuara. Apabila tengah berlangsung pekerjaan, tiba-tiba ada suara manusia / bunyi-bunyian lain, maka pekerjaan itu tidak dapat dil...
Alkisah, di Desa Bukambero, Kodi, Sumba Barat, hiduplah sepasang suami-istri bersama dua orang anak gadisnya. Yang sulung bernama Lona Kaka, sedangkan si bungsu bernama Lona Rara. Kedua kakak-beradik tersebut senantiasa mendapat perlakuan yang sama dari orang tua mereka. Namun, Lona Kaka selalu iri hati jika Lona Rara meraih sebuah keberhasilan. Ia pun selalu berusaha untuk mencelakai adiknya itu jika memperoleh keberhasilan. Pada suatu hari, ketika Lona Rara mendapat hadiah dendeng istimewa dari orang tua mereka karena berhasil memenangkan lomba menumbuk padi, Lona Kaka bermaksud untuk merampas dendeng itu dari tangan adiknya. Untuk itu, ia membujuk adiknya agar mau menemaninya mengambil air di sungai. Ia pun menyuruh adiknya untuk berjalan di depannya. Dengan begitu, ia akan lebih mudah mengambil dendeng itu tanpa sepengetahuan adiknya. “Adikku! Maukah kamu menemani Kakak mengambil air di sungai?” bujuk Lona Kaka. “Baiklah, Kak!” jawa...
Museum Bahari Ende, Ende, Flores Openingstijden: Setiap hari: 08.00 – 16.00 WITA Plaats: Ende, Flores Provincie: Nusa Tenggara Timur Land:...
" Wilayah kerajaan amarasi, Nusa Tenggara Timur: analisis Kewilayahan dengan menggunakan sistem informasi geografi Akhirian, Sinta and Nayati, Widya (2014) Wilayah kerajaan amarasi, Nusa Tenggara Timur: analisis Kewilayahan dengan menggunakan sistem informasi geografi. WILAYAH KERAJAAN AMARASI, NUSA TENGGARA TIMUR: ANALISIS KEWILAYAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI, 27 (1). pp. 23-32. [img] Text 55-110-1-SM.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (1MB) Official URL: http://forumarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/fa ... Abstract Amarasi merupakan salah satu kerajaan di Pulau Timor yang memiliki sejarah, tradisi, dan sistem pemerintahan yang masih lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui orientasi permukiman wilayah Kerajaan Amarasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, survei, dan wawancara dengan ditunjang oleh SIG. Orientasi permukiman masyarakat Amaras...